Widjo Kongko Kritik Riset Peneliti Asing Tentang Tsunami Palu

Jumat, 20 September 2019 14:55 WIB

Warga berdoa di tempat hilangnya anggota keluarga mereka di bekas anjungan yang hancur akibat bencana gempa dan tsunami di Pantai Teluk Palu, Sulawesi Tengah, Ahad, 11 Agustus 2019. ANTARA/Mohamad Hamzah

TEMPO.CO, Jakarta - Pakar tsunami Indonesia Widjo Kongko mengkritik hasil riset peneliti asing yang menyebutkan bahwa tsunami Palu disebabkan pergerakan dasar laut dari gempa bumi di bawah Teluk Palu. Penelitian dilakukan oleh mahasiswa PhD di Ludwig Maximilian University of Munich, Jerman, Thomas Ulrich.

"Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) atau saya secara teknis belum memodelkan karena data belum cukup," ujar Widjo Kongko kepada Tempo melalui pesan pendek, Kamis, 19 September 2019. "Untuk event-event yang spektakuler, semua berlomba melakukan kajian cepat, data dan metodologinya banyak di nomor duakan."

Gempa bumi dan tsunami Palu 2018 adalah peristiwa gempa bumi berkekuatan 7,4 magnitudo diikuti tsunami yang melanda pantai barat Pulau Sulawesi, Indonesia, bagian utara pada 28 September 2018, pukul 18.02 WITA. Peristiwa tersebut menjadi bencana alam paling mematikan di dunia pada 2018.

"Kalau baca papernya, saya belum melihat ada validasi dengan data lapangan secara masif, ini misleading. Pendekatan mereka geofisik, sementara saya seorang civil engineer hydrodinamik. Ini ranah ilmiah," tutur Widjo.

Ulrich dan kawan-kawannya, ahli geologi, geofisika, dan matematika, menggunakan superkomputer yang dioperasikan oleh Leibniz Supercomputing Center, anggota Gauss Centre for Supercomputing. Hasilnya adalah kontribusi tanah longsor tidak diperlukan untuk menjelaskan fitur-fitur utama tsunami di Palu.

Para ilmuwan sampai pada kesimpulan ini menggunakan model gempa-tsunami berbasis fisika yang mutakhir. Model gempa, yang didasarkan pada fisika gempa, berbeda dari model gempa berbasis data konvensional.

"Kedatangan tsunami di pantai yang cepat menandakan sumbernya tidak jauh dan tidak hanya satu. Saya menafikan sumber tsunami Palu hanya dari satu sumber," kata Widjo yang juga peneliti Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

Widjo melanjutkan bahwa model tsunami konvensional, sumber tsunami adalah statik, merepresentastasi perubahan dasar laut yang dipindahkan di permukaan air dengan area atau volume seperti sumbernya pada waktu awal tertentu. Dan tidak ada perubahan area secara temporal.

Namun, Widjo berujar, hasil model apapun harus dikalibrasi atau divalidasi dengan fenomena riil di lapangan secara terukur atau detail. "Tsunami Palu 'hanya' menimbulkan tinggi tsunami 3-5 meter di bibir pantai dengan periode kurang dari 4 menit dengan waktu tiba bervariasi, tapi ada yang kurang dari 1-2 menit," tutur Widjo.

Berita terkait

Cara BMKG Memantau Bahaya Tsunami Gunung Ruang yang Masih Berstatus Awas

2 hari lalu

Cara BMKG Memantau Bahaya Tsunami Gunung Ruang yang Masih Berstatus Awas

BMKG mengawasi kondisi muka air di sekitar pulau Gunung Ruang secara ketat. Antisipasi jika muncul tsunami akibat luruhan erups.

Baca Selengkapnya

Badan Geologi Peringatkan Potensi Lontaran Batuan Pijar dan Tsunami Akibat Letusan Gunung Ruang

3 hari lalu

Badan Geologi Peringatkan Potensi Lontaran Batuan Pijar dan Tsunami Akibat Letusan Gunung Ruang

Badan Geologi menaikkan status Gunung Ruang menjadi Awas dan memperingatkan potensi lontaran batuan pijar dan tsunami.

Baca Selengkapnya

BMKG Minta Warga Waspada 5 Potensi Bencana Susulan Akibat Gempa Bumi

3 hari lalu

BMKG Minta Warga Waspada 5 Potensi Bencana Susulan Akibat Gempa Bumi

Gempa bumi seperti yang terjadi di Garut, menurut BMKG sering disusul dengan bencana lainnya seperti tanah longsor, pohon tumbang, bahkan tsunami.

Baca Selengkapnya

Aktivitas Meningkat Lagi, Gunung Ruang Kembali Berstatus Awas per Hari Ini

3 hari lalu

Aktivitas Meningkat Lagi, Gunung Ruang Kembali Berstatus Awas per Hari Ini

Dengan naiknya status aktivitas Gunung Ruang tersebut, daerah bahaya kembali diperlebar menjadi radius 6 kilometer. Termasuk waspada potensi tsunami

Baca Selengkapnya

Gempa Mengguncang dari Laut Selatan, Wisatawan Ramai Tinggalkan Pantai Pangandaran

5 hari lalu

Gempa Mengguncang dari Laut Selatan, Wisatawan Ramai Tinggalkan Pantai Pangandaran

Dinas Pariwisata Kabupaten Pangandaran membantah banyak wisatawan pulang mendadak dan sebabkan kemacetan pasca-guncangan gempa pada dinihari tadi.

Baca Selengkapnya

Gempa 6,5 Magnitudo di Laut Selatan Jawa Barat, Guncangan Terasa Hingga Depok

5 hari lalu

Gempa 6,5 Magnitudo di Laut Selatan Jawa Barat, Guncangan Terasa Hingga Depok

Warga Depok merasakan guncangan gempa 6,5 magnitudo yang terjadi pada Sabtu malam. Titik gempa di laut selatan Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Gempa yang Mengguncang Kencang Garut hingga Jakarta, Ini Data dan Penjelasan BMKG

5 hari lalu

Gempa yang Mengguncang Kencang Garut hingga Jakarta, Ini Data dan Penjelasan BMKG

BMKG memperbarui informasi gempa yang mengguncang kuat dari laut selatan Pulau Jawa pada Kamis menjelang tengah malam, 27 April 2024.

Baca Selengkapnya

Gempa Magnitudo 4,7 Guncang Boalemo Gorontalo, Tidak Berpotensi Tsunami

6 hari lalu

Gempa Magnitudo 4,7 Guncang Boalemo Gorontalo, Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa tersebut dirasakan di Kabupaten Boalemo, Kabupaten Gorontalo, Kabupaten Bone Bolango, Kota Gorontalo hingga Kabupaten Pohuwato.

Baca Selengkapnya

Gempa Getarkan Pacitan dan Banyak Wilayah Lain di Indonesia Sepanjang Hari Ini

11 hari lalu

Gempa Getarkan Pacitan dan Banyak Wilayah Lain di Indonesia Sepanjang Hari Ini

Kebanyakan gempa memiliki Intensitas guncangan pada skala III MMI. Ada juga yang IV MMI. Simak data selengkapnya dari BMKG.

Baca Selengkapnya

Tips Menyusun Jurnal Scopus, Pemicu Banjir Dubai, dan Catatan Tsunami Gunung Ruang di Top 3 Tekno

14 hari lalu

Tips Menyusun Jurnal Scopus, Pemicu Banjir Dubai, dan Catatan Tsunami Gunung Ruang di Top 3 Tekno

Langkah untuk menyusun jurnal terindeks Scopus, basis data paling bergengsi di dunia akademik, menjadi artikel utama Top 3 Tekno hari ini.

Baca Selengkapnya