Kekeringan, BPBD Gunung Kidul Kekurangan Air Bersih

Reporter

Antara

Editor

Erwin Prima

Senin, 7 Oktober 2019 00:01 WIB

Suaka Margasatwa Paliyan, Gunung Kidul, Yogyakarta

TEMPO.CO, Gunung Kidul - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mulai kekurangan air bersih untuk didistribusikan kepada warga terdampak kekeringan karena sumber air mulai kering.

Kepala Pelaksana BPBD Gunung Kidul Edy Basuki di Gunung Kidul, Minggu, mengatakan debit air di sejumlah sumber mulai berkurang sehingga pengisian tangki harus mengantre lama sebelum disalurkan ke masyarakat yang membutuhkan.

"Berdasarkan informasi dari sopir pengangkut air mengatakan bahwa sejumlah sumber sudah mulai berkurang debitnya, sehingga truk tangki harus mengantre lama untuk mengisi air. Dampak musim kemarau ini sangat terasa sekali dengan mengeringnya sumber mata air," katanya.

Ia memastikan target penyaluran tidak berubah setiap harinya. Hanya saja, dikarenakan waktu pengambilan harus melalui antrean panjang maka operasional tangki pengangkut air menjadi lama. Saat awal kemarau, operasional dimulai 08.00-16.00 WIB, namun untuk saat ini, pengoperasian lebih awal dan pulangnya lebih lama.

"Sekarang operasional mulai 07.00 WIB hingga19.00 WIB. Kami harus menyesuaikan antrean distribusi air dan permintaan warga," katanya.

Advertising
Advertising

Selama ini, BPBD Gunung Kidul memanfaatkan tiga sumber air, yakni dua sumber di Desa Karangmojo, Kecamatan Karangmojo dan Ngembel di Desa Karangtengah, Wonosari, sedangkan satu sumber di wilayah Kecamatan Pracimantoro, Wonogiri.

Pihaknya juga mengandalkan sumber-sember lain, seperti untuk kebutuhan air di wilayah Patuk dan Gedangsari mengambil sumber di Kecamatan Piyungan, sedangkan wilayah Purwosari memanfaatkan sumber air di kawasan Parangtritis.

"PDAM Gunung Kidul juga sudah memperbanyak jaringan rumah tangga. Pemkab juga membangun pamsimas dengan memanfaatkan sumber mata air di sekitar warga, namun tidak mencukupi," katanya.

Saat ini, jumlah warga terdampak kekeringan mencapai 135.000 jiwa yang tersebar di 14 kecamatan. Meski demikian, hingga sekarang pemkab belum menetapkan status darurat kekeringan.

"Statusnya belum meningkat karena masih memiliki stok bantuan. Diperkirakan hujan di wilayah Gunung Kidul dimulai November mendatang," katanya.

Salah seorang warga Dusun Condong, Reti, mengatakan masyarakat Dusun Condong, Desa Botodayakan, Kecamatan Rongkop memanfaatkan jaringan PDAM yang bocor. Selain itu, kata dia, masyarakat mengandalkan bantuan dari pemerintah. "Bocoran ini sudah kami manfaatkan sekitar tiga bulan,” kata dia.

ANTARA

Berita terkait

Hari Ketiga Usai Gempa Garut, 267 Rumah Warga Terdampak dan 11 Warga Terluka

9 jam lalu

Hari Ketiga Usai Gempa Garut, 267 Rumah Warga Terdampak dan 11 Warga Terluka

Sebanyak 267 rumah warga terdampak gempa yang terjadi pada Sabtu malam, 27 April 2024.

Baca Selengkapnya

BPBD: Gempa M6,2 dari Laut Selatan Jawa Barat Berdampak Kerusakan dan Korban Luka

1 hari lalu

BPBD: Gempa M6,2 dari Laut Selatan Jawa Barat Berdampak Kerusakan dan Korban Luka

Gempa bermagnitudo 6,2 di Laut Selatan Jawa Barat tidak hanya terasa kencang dan lama getarannya.

Baca Selengkapnya

Curah Hujan Tinggi Penyebab Longsor di Garut, 3 Orang Tertimbun Ditemukan Meninggal

2 hari lalu

Curah Hujan Tinggi Penyebab Longsor di Garut, 3 Orang Tertimbun Ditemukan Meninggal

Selain korban jiwa, beberapa bangunan dan satu unit fasilitas beribah rusak berat akibat bencana longsor.

Baca Selengkapnya

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Daftar Anggotanya

3 hari lalu

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Daftar Anggotanya

Luhut Binsar Pandjaitan ditunjuk sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional.

Baca Selengkapnya

Ini Target Indonesian di World Water Forum ke-10

4 hari lalu

Ini Target Indonesian di World Water Forum ke-10

World Water Forum ke-10 merupakan kesempatan emas bagi Indonesia untuk mendorong terciptanya solusi konkret untuk mengatasi persoalan air

Baca Selengkapnya

Data Terbaru Banjir Musi Rawas: 51 Ribu Warga Terdampak dan 292 Hunian Rusak Berat

6 hari lalu

Data Terbaru Banjir Musi Rawas: 51 Ribu Warga Terdampak dan 292 Hunian Rusak Berat

Banjir di Musi Rawas Utara merusak hunian dan berbagai fasilitas di lima kecamatan. BNPB mendata ada 51 ribu warga lokal terdampak.

Baca Selengkapnya

Jembatan yang Dilintasi Mendadak Putus, Pasutri di Lumajang Tewas Terseret Lahar Dingin Gunung Semeru

10 hari lalu

Jembatan yang Dilintasi Mendadak Putus, Pasutri di Lumajang Tewas Terseret Lahar Dingin Gunung Semeru

Sepasang suami-istri menjadi korban lahar dingin Gunung Semeru. Mereka jatuh ke sungai saat jembatan yang mereka lintasi terputus.

Baca Selengkapnya

Sungai Meluap Akibat Lahar Dingin Gunung Semeru, 32 Keluarga di Lumajang Mengungsi

10 hari lalu

Sungai Meluap Akibat Lahar Dingin Gunung Semeru, 32 Keluarga di Lumajang Mengungsi

Lahar dingin dari Gunung Semeru meningkatkan debot air daerah Sungai Regoyo di Lumajang. Warga sekitar mengungsi mandiri.

Baca Selengkapnya

Aktivitas Gunung Gamalama Meningkat, BPBD Larang Warga Dekati Kawah

10 hari lalu

Aktivitas Gunung Gamalama Meningkat, BPBD Larang Warga Dekati Kawah

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Ternate melarang masyarakat untuk mendekati kawah Gunung Gamalama.

Baca Selengkapnya

Erupsi Gunung Ruang di Sulawesi Utara, Status Tanggap Darurat Ditetapkan Dua Pekan

12 hari lalu

Erupsi Gunung Ruang di Sulawesi Utara, Status Tanggap Darurat Ditetapkan Dua Pekan

Pemerintah Sitaro Sulawesi Utara menetapkan status tanggap darurat menyusul erupsi Gunung Ruang. Lebih dari 800 warga lokal meninggalkan hunian.

Baca Selengkapnya