Tim Geodesi ITB Temukan Penurunan Tanah di 23 Daerah, Mana Saja?

Senin, 16 Desember 2019 07:32 WIB

Warga berziarah di tempat pemakaman umum yang terendam air laut akibat abrasi di Desa Timbulsloko, Sayung, Demak, Jawa Tengah, Kamis 14 Maret 2019. Abrasi yang mengikis garis pantai Kabupaten Demak sekitar tahun 1995 berdampak pada peralihan fungsi lahan setempat yang awalnya merupakan areal pertanian produktif berangsur menjadi tambak ikan dan sebagian kini telah menjadi perairan akibat kenaikan permukaan air laut disertai penurunan permukaan tanah mencapai sekitar 10 sentimeter per tahun. ANTARA FOTO/Aji Styawan

TEMPO.CO, Bandung- Tim Geodesi Institut Teknologi Bandung menemukan 23 daerah di Indonesia mengalami penurunan tanah (land subsidence). Badan Geologi mencocokkan temuan itu dengan Atlas Peta Sebaran Tanah Lunak Indonesia keluaran 2019.

“Wilayah penurunan muka tanah di Indonesia itu terjadi di area sebaran tanah lunak,” kata Kepala Pusat Air Tanah dan Geologi Tata Lingkungan Badan Geologi Andiani, Jumat, 13 Desember 2019.

Berdasarkan peta potensi subsiden tanah di wilayah Indonesia dari tim Geodesi ITB keluaran 2018, daerah yang amblas itu Langsa, Medan, Indragiri, Palembang, Pontianak, Palangkaraya, Mahakam, Gorontalo, dan Papua selatan.

Daerah terbanyak di Pulau Jawa, yaitu Tangerang, Jakarta, Bekasi, Pongkor, Bandung, Bungbulang, Cilacap, Pondok Bali, dan Cirebon. Daerah lain yang amblas yaitu Kendal, Semarang, Demak, dan Pekalongan.

Menurut anggota tim riset Geodesi ITB Heri Andreas, daerah pesisir pantai penurunan tanahnya rata-rata berkisar 1-20 sentimeter per tahun. Ancaman banjir rob karena kenaikan air muka laut akibat pemanasan global. Contohnya utara Jakarta. “Kalau sea level rise aja nggak masuk hitungannya, ternyata land subsidence,” ujarnya kepada Tempo di ITB, 6 November 2019.

Metode penelitian tim Geodesi ITB menggunakan citra dan data satelit serta global positioning system (GPS). Keduanya kata Heri mengukur penurunan tanah di suatu kawasan dengan perhitungan data secara berkala.

Badan Geologi menurut Andiani sejauh ini belum memiliki atlas atau peta khusus penurunan tanah di Indonesia. “Untuk amblesan belum ada risetnya,” kata dia di Museum Geologi. Pihaknya baru meneliti di Jakarta dan Semarang, sementara di Bandung belum dilakukan.

Andiani mengatakan perlu riset soal penurunan tanah sambil berkolaborasi dengan pihak lain. Sebab Pekalongan misalnya, sawahnya sudah tergenang air. Riset yang ada sementara ini tentang kajian geoteknik untuk mengetahui lapisan batuan. “Perlu pemasangan patok-patok monitor mana yang ambles dan sebesar apa amblesannya,” ujarnya.

Berita terkait

ITB Naikkan UKT Mahasiswa 2024, Segini Perkiraan Besarannya

2 jam lalu

ITB Naikkan UKT Mahasiswa 2024, Segini Perkiraan Besarannya

ITB menaikkan UKT untuk para mahasiswa angkatan 2024. Kenaikannya berkisar 15 persen dibanding angkatan sebelumnya.

Baca Selengkapnya

Cerita Dosen Muda ITB, Raih Gelar Doktor di Usia 27 dan Bimbing Tesis Mahasiswa Lebih Tua

2 jam lalu

Cerita Dosen Muda ITB, Raih Gelar Doktor di Usia 27 dan Bimbing Tesis Mahasiswa Lebih Tua

Nila Armelia Windasari, dosen muda ITB menceritakan pengalamannya meraih gelar doktor di usia 27 tahun.

Baca Selengkapnya

KM ITB Desak Pemerintah Cabut UU Cipta Kerja dan Cegah Eksploitasi Kelas Pekerja

1 hari lalu

KM ITB Desak Pemerintah Cabut UU Cipta Kerja dan Cegah Eksploitasi Kelas Pekerja

Keberadaan UU Cipta Kerja tidak memberi jaminan dan semakin membuat buruh rentan.

Baca Selengkapnya

Agar Peserta Tetap Rapi, Panitia UTBK SNBT 2024 Sediakan Kemeja dan Sepatu Pinjaman

2 hari lalu

Agar Peserta Tetap Rapi, Panitia UTBK SNBT 2024 Sediakan Kemeja dan Sepatu Pinjaman

Mengatasi peserta yang berpakaian kurang pantas, panitia UTBK SNBT 2024 menyediakan kostum pinjaman, umumnya berupa kemeja dan sepatu.

Baca Selengkapnya

Cara Panitia Pengawas UPI hingga Unpad Cegah Upaya Kecurangan UTBK

2 hari lalu

Cara Panitia Pengawas UPI hingga Unpad Cegah Upaya Kecurangan UTBK

Pusat Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) di Bandung menerapkan berbagai macam cara untuk mengantisipasi kecurangan saat UTBK SNBT 2024

Baca Selengkapnya

Alat Pemantau Erupsi Gunung Ruang Rusak Lagi

3 hari lalu

Alat Pemantau Erupsi Gunung Ruang Rusak Lagi

Erupsi Gunung Ruang kembali menyebabkan alat pemantau gunung api rusak. Badan Geologi memanfaatkan pemantauan dengan alat di stasiun sekitarnya.

Baca Selengkapnya

Erupsi Gunung Ruang Selasa Pagi Hasilkan Kolom Setinggi 5 Kilometer, Radius Bahaya Jadi 7 Kilometer dan Ada Potensi Tsunami

3 hari lalu

Erupsi Gunung Ruang Selasa Pagi Hasilkan Kolom Setinggi 5 Kilometer, Radius Bahaya Jadi 7 Kilometer dan Ada Potensi Tsunami

Batu-batuan material erupsi Gunung Ruang mencapai daerah yang cukup jauh radiusnya.

Baca Selengkapnya

Lulus Magister Administrasi Bisnis ITB, Influencer Dokter Tirta Raih Predikat Cumlaude

3 hari lalu

Lulus Magister Administrasi Bisnis ITB, Influencer Dokter Tirta Raih Predikat Cumlaude

Bersama lulusan lain, dokter Tirta menghadiri Sidang Terbuka Wisuda Kedua ITB Tahun Akademik 2023/2024 di Gedung Sabuga, ITB.

Baca Selengkapnya

Potensi Bahaya Gempa Deformasi Batuan Dalam, Ahli ITB: Lokasi Dekat Daratan

3 hari lalu

Potensi Bahaya Gempa Deformasi Batuan Dalam, Ahli ITB: Lokasi Dekat Daratan

Lokasi sumber gempa lebih dekat dengan daratan sehingga potensi untuk merusak lebih besar

Baca Selengkapnya

Badan Geologi Peringatkan Potensi Lontaran Batuan Pijar dan Tsunami Akibat Letusan Gunung Ruang

3 hari lalu

Badan Geologi Peringatkan Potensi Lontaran Batuan Pijar dan Tsunami Akibat Letusan Gunung Ruang

Badan Geologi menaikkan status Gunung Ruang menjadi Awas dan memperingatkan potensi lontaran batuan pijar dan tsunami.

Baca Selengkapnya