Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Penurunan Tanah di Bandung, Rumah di Gedebage Jadi Basement

image-gnews
Salah satu rumah di Bandung yang mengalami penurunan tanah. (Dok, Tim Geodesi ITB)
Salah satu rumah di Bandung yang mengalami penurunan tanah. (Dok, Tim Geodesi ITB)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Tim peneliti Geodesi Institut Teknologi Bandung mengumpulkan banyak bukti penurunan tanah di Bandung. Fenomena itu membuat posisi rumah seperti basement karena berada di bawah jalan raya.

Ketua tim peneliti Irwan Gumilar mengatakan di daerah Gedebage Kota Bandung misalnya, banyak rumah yang kini posisinya berada di bawah jalan raya. Jalan itu hasil peninggian akibat tanahnya turun. Dari keterangan warga, kata Irwan, rumah-rumah itu dibangun sekitar 1980-1990-an. "Dulu jalan sejajar dengan rumah, sekarang (rumah) semeter lebih di bawah jalan," ujarnya.

Akibatnya warga ada yang meninggikan halaman rumah dan perlu tangga untuk akses ke dalam rumah. "Jadi rumahnya seperti basement," kata Irwan. Selain itu banyak rumah juga yang atapnya gampang disentuh dari jalan. Bukti lain di lokasi berbeda seperti daerah Kopo yaitu bangunan miring dan jalan rusak. Ada pula tanda bukti lain berupa retakan rumah yang terus bertambah. Dari lantai yang pecah, retakan bergerak naik ke dinding.

Pengalaman Irwan sendiri selama tinggal tiga tahun di Gedebage, jendela makin susah ditutup dan pintu juga berubah posisi. Tanda penurunan tanah  lainnya seperti jalan retak di Pasirkoja. "Kalau tidak diantisipasi kerusakan terus terjadi," katanya Sabtu, 30 November 2019.

Anggota dan rekan tim peneliti Heri Andreas mengatakan ada lima faktor penurunan tanah. Secara alamiah tanah di suatu daerah bisa turun sendiri, kemudian bisa akibat tektonik. Adapun yang terkait dengan faktor manusia yaitu pembangunan infrastruktur atau timbunan, pengambilan air tanah, dan eksploitasi minyak serta gas. "Faktor dominan penurunan tanah yaitu eksploitasi air tanah," ujarnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Eksploitasi air tanah dalam, menurut Heri, lebih signifikan dampaknya bagi penurunan tanah dibandingkan penyedotan air tanah dangkal yang umum dilakukan warga. Selain menurunkan permukaan tanah, eksplotasi ikut menambah kedalaman air tanah dalam. Berdasarkan pemodelan buatan tim, penurunan tanah per 1 meter berdampak pada penurunan air tanah dalam atau minus 20 meter.

Di Bandung beberapa wilayah seperti Leuwigajah, Kopo, Pasir Koja, total ada yang 3-4 meter penurunan tanahnya. Artinya penurunan air tanah berkisar 60-80 meter. Dengan batas minus 45 meter minimalnya, kondisi air tanah dalam daerah tersebut sudah tergolong rusak.

"Penurunan tanah jadi indikator kerusakan air tanah yang berujung krisis air di Bandung. Pada 2050, air tanahnya akan habis dan terjadi penurunan," kata Heri.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Diperingatkan, Tanah Bergerak di Bandung Barat Bisa Menutup Aliran Sungai

4 jam lalu

Kerusakan sebuah Sekolah Dasar akibat pergerakan tanah di di Desa Cibedug, Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat. (Dok.PVMBG)
Diperingatkan, Tanah Bergerak di Bandung Barat Bisa Menutup Aliran Sungai

Kandidat lahan relokasi warga terdampak dinilai masih rentan tanah bergerak.


Banjir Laten di Kota Semarang dan Pantura, Ini Penyebabnya

1 hari lalu

Warga menyaksikan jalan Pantura yang terendam banjir di Karanganyar, Demak, Jawa Tengah, Minggu, 17 Maret 2024. Banjir yang disebabkan jebolnya tanggul Sungai Wulan pascahujan deras dari wilayah hulu itu merendam jalan nasional jalur Semarang-Surabaya, sementara arus lalu-lintas dialihkan ke jalur alternatif melalui Kabupaten Jepara dan Grobogan. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho
Banjir Laten di Kota Semarang dan Pantura, Ini Penyebabnya

Kota Semarang dan daerah Pantura kembali mengalami banjir saat cuaca ekstrem seperti belakangan ini. Apa Penyebabnya?


21 Daerah yang Alami Penurunan Tanah di Indonesia, Ada Demak-Semarang di Pantura

2 hari lalu

Warga membentangkan bendera merah putih saat mengikuti upacara bendera di perkampungan mereka yang terendam limpasan air laut ke daratan atau banjir rob di Dusun Timbulsloko, Desa Timbulsloko, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Kamis, 17 Agustus 2023. Dalam Upacara peringatan HUT ke-78 Kemerdekaan RI, warga mengampanyekan ancaman krisis iklim serta menyuarakan tuntutan penyelesaian dan solusi pemerintah mengenai masalah kerusakan lingkungan pesisir setempat yang terancam hilang tenggelam akibat kenaikan air laut disertai penurunan muka tanah. ANTARA/Aji Styawan
21 Daerah yang Alami Penurunan Tanah di Indonesia, Ada Demak-Semarang di Pantura

Daerah di Utara Jawa memiliki potensi yang lebih besar alami penurunan tanah dan bisa akibatkan kerugian fisik sampai ekonomi.


Ridwan Kamil Kurator IKN Berikan Contoh Negara yang Gagal Memindahkan Ibu Kota

2 hari lalu

Presiden Joko Widodo berbincang bersama Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri BUMN Erick Thohir, dan Ridwan Kamil saat meninjau proyek Tol IKN seksi 3A di Balikpapan, Kalimantan Timur, Rabu, 1 November 2023. Tol IKN yang menghubungkan Balikpapan ke Ibu Kota Nusantara (IKN) dengan jarak 57 kilometer itu telah mencapai progres 55 persen. Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden
Ridwan Kamil Kurator IKN Berikan Contoh Negara yang Gagal Memindahkan Ibu Kota

Ridwan Kamil pernah ingatkan Jokowi, IKN harus layak huni dan manusiawi jangan sampai gagal seperti pemindahan ibu kota baru di beberapa negara.


Banjir Semarang, Pakar UGM Peringatkan Berkurangnya Daerah Tangkapan Air dan Alihfungsi di Pesisir

2 hari lalu

Warga menyiapkan air bersih di depan rumahnya yang terendam banjir di kawasan Jalan Sawah Besar, Semarang, Jawa Tengah, Kamis 14 Maret 2024. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang sebanyak 158.137 jiwa di 40 kelurahan terdampak luapan Banjir Kanal Timur (BKT) karena intensitas hujan tinggi pada Rabu malam dengan ketinggian air dari 20 sentimeter hingga 80 sentimeter. ANTARA FOTO/Makna Zaezar.
Banjir Semarang, Pakar UGM Peringatkan Berkurangnya Daerah Tangkapan Air dan Alihfungsi di Pesisir

Salah satu penyebab banjir di Semarang diantaranya penurunan tanah dan berkurangnya wilayah resapan air


Rektorat ITB Jawab Surat Permintaan Klarifikasi Soal Aplikasi Sirekap, Ini Isinya

5 hari lalu

Petugas memeriksa data pengiriman dari lembar C-KWK saat uji coba Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) pemilihan serentak di SOR Volly Indoor Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, Rabu, 9 September 2020. Uji coba aplikasi Sirekap tersebut dalam rangka mempersiapkan pemungutan, penghitungan suara, sampai dengan tahapan rekap guna memastikan kesiapan penggunaannya dalam penyelenggara Pilkada serentak 2020 di daerah. ANTARA/M Agung Rajasa
Rektorat ITB Jawab Surat Permintaan Klarifikasi Soal Aplikasi Sirekap, Ini Isinya

Rektorat ITB akhirnya dilaporkan ke Komisi Informasi Daerah Jawa Barat setelah sekian lama bungkam dan rahasiakan informasi aplikasi Sirekap KPU.


Sirekap Bermasalah, Keluarga Alumni Laporkan Rektorat ITB ke Komisi Informasi Daerah

5 hari lalu

Dibuat ITB, Sirekap untuk Pemilu Telah Dipakai Sejak 2019
Sirekap Bermasalah, Keluarga Alumni Laporkan Rektorat ITB ke Komisi Informasi Daerah

KAPPAK ITB melaporkan Rektorat ITB ke Komisi Informasi Daerah Jawa Barat. Pelaporan itu terkait dengan masalah sistem informasi rekapitulasi.


Masjid Salman ITB Siapkan Ribuan Porsi Hidangan Buka Puasa, Ada Menu Lokal dan Asing

6 hari lalu

Pembagian makanan untuk berbuka puasa di Masjid Salman ITB. (Dok Panitia)
Masjid Salman ITB Siapkan Ribuan Porsi Hidangan Buka Puasa, Ada Menu Lokal dan Asing

Masjid Salman ITB menyediakan program berbuka puasa bersama selama Ramadan 2024. Diisi menu khas berbagai daerah, bahkan menu khas asing.


BMKG Sebut Jawa Barat Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir, Ini Tips Menghindari Tersambar Petir

6 hari lalu

Ilustrasi hujan petir. skymetweather.com
BMKG Sebut Jawa Barat Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir, Ini Tips Menghindari Tersambar Petir

BMKG ingatkan Jawa Barat berpotensi cuaca ekstrem, hujan disertai petir. Ini tips menghindari tersambar petir di luar dan dalam ruangan.


Jongkok dan Rapatkan Kaki Aman dari Sambaran Petir di Lapangan

7 hari lalu

Ilustrasi hujan petir. Farmersalmanac.com
Jongkok dan Rapatkan Kaki Aman dari Sambaran Petir di Lapangan

Petir tak mampu sambar pengguna ponsel di dalam rumah, apalagi sampai mematikan.