Apple dan Atur-atur Perfoma Ponsel, Pernah Didenda Rp 367 Miliar

Minggu, 9 Februari 2020 07:00 WIB

CEO Tim Cook memperkenalkan iPhone 11 terbaru di Cupertino, California, AS, 10 September 2019. Pada iPhone 11, Apple menyematkan chipset A13 bionic yang diklaim sebagai chipset untuk smartphone yang paling bertenaga pada saat ini di pasaran. REUTERS/Stephen Lam

TEMPO.CO, Jakarta - Produsen smartphone Apple sengaja mempraktikkan teknologi yang memungkinkan kerja produknya jadi melambat setelah usia pemakaian tertentu. Karena tak memberi tahu soal teknologi 'manajeman performa' ini, Apple pernah didenda sebesar US$ 27 juta atau setara Rp 367 miliar di Prancis pada 2017 lalu.

Seperti ditulis laman BBC, Jumat 7 Februari 2020, denda saat itu diberikan badan pengawas persaingan dan penipuan Prancis. Apple dinilai menyembunyikan informasi adanya teknologi 'manajemen performa' di setiap smartphone buatannya itu dari konsumen.

Praktik itu dikonfirmasi setelah seorang pengguna menunjukkan hasil tes performa iPhone 6S dan mendapati smartphone itu seperti disengaja kerjanya melambat secara signifikan justru setelah pembaruan sistem operasi. Namun, tiba-tiba fungsinya kembali seperti semula setelah baterainya diganti.

Hasil uji itu mengukuhkan kecurigaan banyak pengguna sebelumnya kalau Apple sengaja melakukan itu agar para pengguna langsung memperbarui gadgetnya ketika model terbaru dirilis. Denda lalu diberikan kepada Apple oleh badan pengawas persaingan dan penipuan Prancis disertai perjanjian: Apple harus menampilkan pemberitahuan soal memperlambat sistem operasi itu di situs web berbahasa Prancis selama sebulan.

Dalam penjelasannya, Apple membenarkan adanya teknologi manajemen yang mengatur soal performa smartphone-nya itu. Tapi menyangkal tuduhan agar para penggunanya segera mengganti dan membeli produk yang terbaru.

Advertising
Advertising

Apple menjelaskan, manajemen kerja ponsel harus dilakukan karena baterai lithium-ion yang menua tidak akan lagi mampu memasok daya yang penuh untuk kebutuhan puncak. Jika itu terjadi, iPhone bisa tiba-tiba mati demi melindungi komponen-komponennya.

Itulah alasan di balik rilis pembaruan sistem operasi yang banyak dicurigai para penggunanya sebagai praktik curang Apple. Pembaruan sistem operasi, menurut Apple, memiliki teknologi yang mengatur kinerja smartphone mengikuti baterai yang menua sehingga tidak tiba-tiba mati.

Apple mengaku masih menerapkan praktik itu pada beberapa model ponsel cerdasnya sampai sekarang. Jadi, ketika baterai mulai terdegradasi, manajemen performa itu berjalan. Tapi dipastikannya pula kalau iOS kini menyediakan informasi yang lebih jelas kepada penggunanya saat itu terjadi.

"Efek manajemen performa pada model-model yang terbaru mungkin kalah terperhatikan oleh kemajuan desain hardware dan software yang kami tawarkan," kata Apple dalam pernyataannya.

Berikut ini beberapa model yang mungkin terjadi pelambatan performa itu,
- iPhone 6, 6 Plus, 6S, 6S Plus
- iPhone SE
- iPhone 7 dan 7 Plus
- iPhone 8 dan 8 Plus yang menjalankan iOS 12.1 atau lebih tinggi
- iPhone X yang menjalankan iOS 12.1 atau lebih tinggi
- iPhone XS, XS Max dan XR yang menjalankan iOS 13.1 atau lebih tinggi.

BBC | BUSINESS INSIDER

Berita terkait

Bocoran Terbaru Ungkap Fitur AI iOS 18, Ini Detailnya

4 jam lalu

Bocoran Terbaru Ungkap Fitur AI iOS 18, Ini Detailnya

Aplikasi inti iOS Apple telah dijadwalkan untuk menerima peningkatan AI.

Baca Selengkapnya

Ponsel Asing Bakal Disortir Balai Pengujian Perangkat, Dilarang Jual Bila Gagal Uji

2 hari lalu

Ponsel Asing Bakal Disortir Balai Pengujian Perangkat, Dilarang Jual Bila Gagal Uji

Balai Pengujian Perangkat Telekomunikasi di Tapos, Depok, akan menjadi gerbang bagi produk gawai asing yang akan masuk ke pasar Indonesia.

Baca Selengkapnya

Safari Apple Siap Naik Level, Bakal Punya Peramban AI dan Penyaring Konten

2 hari lalu

Safari Apple Siap Naik Level, Bakal Punya Peramban AI dan Penyaring Konten

Apple menyiapkan sejumlah fitur berbasis AI untuk browser Safari. Salah satu yang menonjol adalah perangkum teks otomatis.

Baca Selengkapnya

Legendaris! Nama Beyonce akan Masuk ke dalam Kamus Prancis Larousse

3 hari lalu

Legendaris! Nama Beyonce akan Masuk ke dalam Kamus Prancis Larousse

Nama Beyonce akan masuk ke dalam Kamus Prancis Le Petit Larousse edisi terbaru tahun ini dengan definisi sebagai penyanyi R&B dan pop Amerika.

Baca Selengkapnya

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

3 hari lalu

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

Universitas Sciences Po di Paris menolak tuntutan mahasiswa untuk memutus hubungan dengan universitas-universitas Israel.

Baca Selengkapnya

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

3 hari lalu

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

Ahli ini menyatakan tak anti investasi asing, termasuk yang dijanjikan datang dari Apple dan Microsoft.

Baca Selengkapnya

Mengapa Militer Korea Selatan Larang Anggotanya Gunakan Produk Apple?

3 hari lalu

Mengapa Militer Korea Selatan Larang Anggotanya Gunakan Produk Apple?

Ada dugaan bahwa militer Korea Selatan takut akan terjadinya kebocoran data akibat teknologi yang ada di perangkat Apple.

Baca Selengkapnya

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

4 hari lalu

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

Setiap peserta akan diberikan keranjang piknik gratis yang dikemas sampai penuh oleh sejumlah pemilik restoran ikonik di jalanan Kota Paris itu.

Baca Selengkapnya

Arc Browser Masuk Windows 11, Bakal Menggoyang Dominasi Chrome dan Edge?

4 hari lalu

Arc Browser Masuk Windows 11, Bakal Menggoyang Dominasi Chrome dan Edge?

Peramban iOS dan Mac, Arc Browser, tersedia di Windows sejak 30 April 2024. Apa perbedaannya dibanding Chrome dan Edge?

Baca Selengkapnya

Galaxy S24 Bantu Samsung Kembali ke Puncak Pasar Smartphone Global Awal 2024

4 hari lalu

Galaxy S24 Bantu Samsung Kembali ke Puncak Pasar Smartphone Global Awal 2024

Laporan terkini dari Canalys memperkirakan total 296,2 juta smartphone telah didistribusikan di dunia sepanjang kuartal pertama tahun ini.

Baca Selengkapnya