Studi: Virus Corona Bisa Bertahan Hidup di Meja dan Gagang Pintu

Jumat, 14 Februari 2020 10:22 WIB

Pekerja memasang selimutt listrik di sebuah ranjang di gedung olahraga Wuhan Sport Center yang dijadikan rumah sakit sementara, di Provinsi Hubei, Cina, 12 Februari 2020. Rumah sakit sementara itu siap menampung 1.100 pasien dengan gejala ringan akibat virus Corona. Xinhua/Xiao Yijiu

TEMPO.CO, Jakarta - Virus corona baru 2019-nCoV (sekarang COVID-19) belum diketahui secara detail asal dan penularannya. Untuk mendapat jawabannya para peneliti menggunakan pemahaman atas keluarga virus corona umumnya, termasuk yang sama mematikan yang sudah muncul lebih dulu seperti SARS dan MERS.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat menjelaskan, saat ini tidak jelas apakah seseorang bisa tertular COVID-19 lewat perantaraan benda mati. Misalnya, menyentuh gagang pintu yang sama yang pernah dipegang orang yang terinfeksi. Tangan yang memegangnya lalu digunakan menyentuh mulut, hidung, atau mungkin mata.

Meninjau literatur tentang virus corona yang ada pada manusia dan hewan, para peneliti menemukan bahwa patogen manusia dapat bertahan di permukaan sebuah benda dan tetap menular pada suhu kamar hingga sembilan hari. Sebagai pembanding, virus campak hanya bisa hidup di lingkungan bebas dua jam.

Peneliti terbaru di Jerman--diterbitkan di Journal of Hospital Infection--menunjukkan sebagian anggota keluarga virus corona pun dapat bertahan empat dan lima hari di atas berbagai benda berbahan aluminium, kayu, kertas, plastik, dan kaca. Sebagian lain, yang hanya menginfeksi hewan, bahkan ditemukan bisa bertahan lebih dari 28 hari.

"Suhu rendah dan kelembapan udara tinggi meningkatkan umur mereka," kata Gunter Kampf, dokter di Rumah Sakit Universitas Greifswald, Jerman, seperti dikutip laman Science Alert, Kamis, 13 Februari 2020.

Advertising
Advertising

Untuk mengurangi penyebaran virus corona secara umum, para penulis studi itu menyarankan setiap rumah sakit yang merawat pasien infeksi COVID-19 membersihkan lingkungannya lebih hati. Berbagai cairan dari natrium hipoklorit, hidrogen peroksida, atau etanol direkomendasikan digunakan.

Petugasmedis menggunakan pakaian pelindung saat memerikan pasien virus corona baru di bangsal isolasi di sebuah rumah sakit di Wuhan, provinsi Hubei, Cina 6 Februari 2020. Sebanyak 42.500 orang terinfeksi virus corona di seluru dunia. China Daily via REUTERS

"Di rumah sakit, ini bisa saja ada di pegangan pintu, tombol-tombol yang terpasang, meja samping tempat tidur, rangka tempat tidur dan benda-benda lain di sekitar pasien yang sering terbuat dari logam atau plastik," kata Kampf.

Riset dilakukan terhadap sejumlah virus corona selain COVID-19 tapi para penelitinya merasa perlu segera mempublikasikan temuan dengan alasan, bisa saja hal sama berlaku untuk virus baru itu. "Virus corona yang berbeda dianalisis, dan hasilnya semua sama," kata ahli virus, Eike Steinmann, dari Leibniz University Hanover, Jerman.

Tim peneliti mengindikasikan mereka tidak memiliki data apakah tangan bisa terkontaminasi virus corona setelah kontak dengan pasien atau setelah menyentuh permukaan yang terkontaminasi.

Sementara MERS tidak mudah ditransfer antar manusia seperti virus corona lainnya, sedangkan SARS menyebar dengan efisien setiap kali orang yang terinfeksi bersin atau batuk. Jika lendir atau liur (droplet) mendarat di permukaan dan disentuh oleh seseorang, itu dapat mencemari mereka, bahkan jika kontak terjadi beberapa hari setelah paparan awal.

SCIENCE ALERT | JOURNAL OF HOSPITAL INFECTION

Berita terkait

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

12 jam lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

18 jam lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

1 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

1 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

1 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

7 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

7 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

8 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

12 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

15 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya