Jet Tempur Sukhoi Su-35 dan Cara Cina Jiplak Persenjataan Rusia

Reporter

Terjemahan

Kamis, 20 Februari 2020 15:17 WIB

Sukhoi Su-35 merupakan pesawat tempur multifungsi yang mampu menjelajah langit dengan kecepatan melebihi kecepatan suara atau supersonic dengan kecepatan maksimum hingga 2.390 km/jam. Pesawat tempur generasi 4+ ini juga mampu mendeteksi hingga 400 km dan melacak 30 target secara simultan serta melibat hingga 8 pesawat. Dmitry Terekhov/Wikimedia Commons

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Indonesia berencana belanja jet tempur Sukhoi Su-35 dari Rusia. Rencana sudah ada sejak Presiden Joko Widodo bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada 2016 dan mengemuka lagi saat kunjungan Prabowo Subianto, kini Menteri Pertahanan, ke Rusia pada akhir Januari 2020 lalu.

Rusia adalah satu di antara kekuatan militer besar di dunia. Selama ini, Cina yang tercatat sebagai konsumen terbesar produk militer negeri pecahan Soviet itu. Menurut Stockholm International Peace Research Institute, Rusia adalah penyuplai terbesar persenjataan impor Cina sepanjang 2014-2018.

Sepanjang periode itu sebanyak 70 persen impor senjata Cina dari Rusia. Termasuk di antaranya Rusia menjual 24 jet tempur Sukhoi Su-35 dan enam perangkat sistem senjata anti serangan udara S-400 ke Cina senilai total US$ 5 miliar pada 2015 lalu.

Hubungan dagang dan kedekatan kedua negara sempat terusik pada akhir 2019 lalu. Saat itu industri pertahanan Rusia, Rostec, menuduh Cina telah menjiplak secara ilegal banyak persenjataan dan perangkat keras militer Rusia lainnya.

"Mencontek perangkat militer kami adalah sebuah masalah besar. Sudah ada 500 kasusnya selama 17 tahun," kata Yevgeny Livadny, pimpinan proyek properti intelektual di Rostec.

Advertising
Advertising

Menurut Livadny, Cina telah meng-kopi jet tempur Sukhoi mulai dari badan, mesin sampai ke kokpitnya. Cina juga didituding melakukannya di sistem pertahanan udara dan rudal pertahanan udara maupun rudal jarak menengah darat ke udara.

Cina, misalnya, membeli jet tempur Sukhoi Su-27 dan sistem rudal S-300 tapi kemudian menggunakannya sebagai template untuk pengembangan jet tempur bikinannya sendiri, J-11, dan rudal darat ke udara HQ-9.

Dua jet tempur siluman J-20 dari Tentara Pembebasan Rakyat Cina melakukan atraksi dalam Zhuhai Airshow di Guangdong, Cina, Selasa, 6 November 2018. REUTERS

Teknik rekayasa dengan cara mengurai dari produk yang sudah ada itu sangat gamblang dan sempat meresahkan industri pertahanan Rusia. Mereka, seperti yang dituturkan Direktur Asian Security Project Vadim Kozyulin, mendorong Moscow menekan aksi yang disebut pencurian teknologi itu.

Russia lalu menerapkan beberapa kebijakan, seperti memaksa Cina, dalam impornya, membeli satu paket persenjataan ketimbang hanya beberapa perangkat--untuk mencegah reverse engineering ala Cina. Russia juga meminta jaminan tak ada pencurian hak cipta dalam kontrak jual belinya.

Kozyulin menilai kebijakan itu tak banyak membantu, dan belakangan pun Rusia tak lagi mempermasalahkannya. Reverse engineering ala Cina itu dianggap ongkos yang tak bisa dihindari dari transaksi yang sudah dilakukan.

Vasily Kashin, peneliti senior di Institute of Far Eastern Studies di Russian Academy of Sciences, menambahkan kalau pemerintahan Moscow tak lagi menilai kemampuan Cina dalam menjiplak sebagai ancaman. Rusia diyakini masih tetap unggul dan inovasinya lebih di depan Cina.

"Tidak mungkin untuk menjiplak sejumlah teknologi dalam waktu singkat," katanya sambil menambahkan, menyalin teknologi lama itu butuh waktu yang sama dengan mengembangkan yang baru. "Jadi terima saja uang sari Cina lalu gunakan untuk mengembangkan teknologi kita yang lebih baru, dan biarkan Cina melakukan apa saja yang dia mau."

ASIA.NIKKEI

Berita terkait

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

57 menit lalu

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

Badan ahli tersebut mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa penemuan rudal menunjukkan pelanggaran sanksi internasional oleh Korea Utara.

Baca Selengkapnya

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

1 hari lalu

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS merupakan pesawat luar angkasa raksasa yang mengorbit mengelilingi bumi demi tujuan-tujuan ilmiah.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

1 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

Zulkifli Hasan mengungkap asal mula ditemukannya baja ilegal produksi pabrik milik Cina.

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

1 hari lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

1 hari lalu

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

Panglima Militer Ukraina mengakui pihaknya menghadapi kesulitan dalam memerangi Rusia.

Baca Selengkapnya

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

2 hari lalu

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

Mendag Zulkifli Hasan menginspeksi mendadak sebuah pabrik baja milik investor Cina yang meproduksi baja ilegal tidak sesuai SNI.

Baca Selengkapnya

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

2 hari lalu

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

Seorang perempuan Cina merebut hati Pangeran Charles dan Belgia. Kisah percintaan mereka seperti dalam dongeng.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

2 hari lalu

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 27 April 2024 diawali oleh berita soal lima sumber kekayaan negara Iran, yang sedang menghadapi ketegangan dengan Israel

Baca Selengkapnya

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

2 hari lalu

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

Sebuah pabrik baja Cina, PT Hwa Hok Steel, terungkap memproduksi baja tulangan beton tidak sesuai SNI sehingga produk mereka dinyatakan ilegal.

Baca Selengkapnya

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

2 hari lalu

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Badan-badan intelijen AS sepakat bahwa presiden Rusia mungkin tidak memerintahkan pembunuhan Navalny "pada saat itu," menurut laporan.

Baca Selengkapnya