Zat Radioaktif di Perumahan Batan Indah, Polisi Panggil 7 Orang

Reporter

Antara

Senin, 2 Maret 2020 18:52 WIB

Petugas gabungan dari Batan, Bapetan dan unit Kimia Biologi dan Radioaktif (KBR) Gegana Brimob Mabes Polri mengamankan barang bukti limbah zat radioaktif yang menghasilkan paparan tinggi di rumah seorang warga di Kompleks Batan Indah Blok A, Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Senin, 24 Februari 2020. ANTARA/Muhammad Iqbal

TEMPO.CO, Jakarta - Polisi memanggil tujuh orang untuk dimintai keterangannya sebagai saksi dalam kasus temuan zat radioaktif di lingkungan Perumahan Batan Indah, Serpong, Tangerang Selatan. Pemeriksaan dijadwalkan dilakukan hari ini, Senin 2 Maret 2020.

"Tapi belum terkonfirmasi siapa saja yang sudah hadir memenuhi panggilan," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri, Brigadir Jenderal Argo Yuwono, di Gedung Bareskrim Mabes Polri, Jakarta, Senin 2 Maret 2020.

Argo dalam kesempatan itu juga menyatakan kalau seorang warga perumahan itu--disebut Menteri Ristek Bambang Brodjonegoro sebagai pensiunan Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan)--masih berstatus saksi. SM, inisial warga Batan Indah itu, menjalani pemeriksaan setelah polisi menemukan bahan radioaktif yang sama di rumahnya dengan yang ditemukan di sebuah lahan kosong di perumahan itu.

Paparan radiasi di lahan itu yang pertama terdeteksi oleh alat milik Badan Pengawas Tenaga Nuklir atau Bapeten pada akhir Januari lalu. Belakangan diketahui sumber radiasi berasal dari jenis logam Cesium 137 yang sudah bercampur dengan tanah. Tingkat paparan awal mencapai ribuan kali lipat dari nilai ambang yang diharuskan di lingkungan bebas.

Sementara itu, pengeruka tanah di lokasi temuan paparan radioaktif itu dilanjutkan lagi sedalam 40 sentimeter lagi pada hari ini. Proses clean up dilakukan 27 orang yang terdiri dari pegawai Batan, Bapeten, dan Detasemen Kimia Biologi dan Radioaktif Gegana.

Advertising
Advertising

Pengerukan diharap selesai dalam sehari dan mampu menurunkan kadar radiasi hingga ke batas normal. Bapeten awalnya menemukan paparan radiasi di lokasi itu sebesar 200 mikroSievert per jam pada akhir Januari lalu. Hingga Minggu 1 Maret 2020, setelah mengeruk tanah dan vegetasi sebanyak 495 drum, paparan radiasi terukur 2 mikroSievert per jam.

"Semoga clean up kali ini berjalan lancar dan cuaca mendukung sehingga proses clean up segera selesai. Setelah mendapatkan pernyataan clearance dari Bapeten, proses selanjutnya adalah remediasi," ujar Kepala Biro Hukum, Humas, dan Kerja Sama Batan, Heru Umbara.

Berita terkait

Atasi Pencemaran Radioaktif Sesium-137, BRIN Kembangkan Metode Fitoremediasi

36 hari lalu

Atasi Pencemaran Radioaktif Sesium-137, BRIN Kembangkan Metode Fitoremediasi

BRIN sedang mengupayakan bagaimana cara mengatasi kontaminasi Cs-137 di lingkungan.

Baca Selengkapnya

Profesor ITS Kembangkan Cat Pengecoh Radar dari Pasir Erupsi Gunung Semeru

41 hari lalu

Profesor ITS Kembangkan Cat Pengecoh Radar dari Pasir Erupsi Gunung Semeru

Guru besar dari ITS membuat bahan pelapis antiradar untuk alat pertahanan. Terinspirasi dari armada asing yang mampir ke Indonesia tanpa terdeteksi.

Baca Selengkapnya

Kolaborasi Brimob dan UGM Ciptakan Alat Proteksi Radioaktif dan Nuklir, Disebut Pertama di Dunia

59 hari lalu

Kolaborasi Brimob dan UGM Ciptakan Alat Proteksi Radioaktif dan Nuklir, Disebut Pertama di Dunia

Inovasi ini dilatarbelakangi adanya ancaman berintensitas tinggi radioaktif nuklir berbahaya di wilayah Tangerang, Banten, tahun 2020.

Baca Selengkapnya

Pakar Jelaskan Kedokteran Nuklir dan Kelebihannya

12 Februari 2024

Pakar Jelaskan Kedokteran Nuklir dan Kelebihannya

Nuklir yang digunakan dalam kedokteran nuklir berskala medis sehingga sangat aman, bahkan menguntungkan untuk diagnostik dan terapi.

Baca Selengkapnya

Energi Nuklir Mulai Diminati, Harga Uranium Tembus Tertinggi dalam 15 Tahun

1 November 2023

Energi Nuklir Mulai Diminati, Harga Uranium Tembus Tertinggi dalam 15 Tahun

Sejumlah analis mengkaitkan kenaikan tajam pada uranium ini dengan sejumlah faktor, di antaranya ketegangan geopolitik.

Baca Selengkapnya

Hati-hati dengan Sampah Berbahaya, Terdapat Pula dalam Sampah Rumah Tangga

7 Oktober 2023

Hati-hati dengan Sampah Berbahaya, Terdapat Pula dalam Sampah Rumah Tangga

Sampah berbahaya seringkali tak terlihat, padahal dalam limbah atau sampah rumah tangga pun sering ada. Apa karakteristik sampah berbahaya ini?

Baca Selengkapnya

Apa Bahaya Limbah Nuklir Fukushima yang Dibuang ke Laut bagi Indonesia?

29 Agustus 2023

Apa Bahaya Limbah Nuklir Fukushima yang Dibuang ke Laut bagi Indonesia?

Jepang mulai membuah limbah nuklir ke Samudra Pasifik. Lantas, apa dampaknya bagi Indonesia?

Baca Selengkapnya

Buang Air Radioaktif Fukushima, Warga Cina Teror Jepang Lewat Telepon

28 Agustus 2023

Buang Air Radioaktif Fukushima, Warga Cina Teror Jepang Lewat Telepon

Warga Cina meneror pemerintah Jepang setelah pembuangan air limbah radioaktif dari Fukushima.

Baca Selengkapnya

Air Radioaktif Dilepas, Pelanggan Restoran Jepang di Hong Kong Masih Antre Panjang

26 Agustus 2023

Air Radioaktif Dilepas, Pelanggan Restoran Jepang di Hong Kong Masih Antre Panjang

Hong Kong yang memiliki banyak restoran Jepang populer hanya melarang impor makanan laut dari 10 wilayah Jepang, menyusul pelepasan air radioaktif.

Baca Selengkapnya

Operator Fukushima: Sampel Air Laut Pasca-Pembuangan Limbah Nuklir Tunjukkan Hasil Aman

25 Agustus 2023

Operator Fukushima: Sampel Air Laut Pasca-Pembuangan Limbah Nuklir Tunjukkan Hasil Aman

Sampel air laut yang diambil setelah pembuangan air limbah dari reaktor nuklir Fukushima menunjukkan tingkat radioaktivitas dalam batas aman

Baca Selengkapnya