Pemerintah Cemaskan Penularan COVID-19 di Keluarga-keluarga

Selasa, 24 Maret 2020 15:59 WIB

Petugas memeriksa suhu tubuh calon penumpang KRL Commuter Line di Stasiun Juanda, Jakarta, Senin, 16 Maret 2020. Pengecekan suhu tubuh tersebut untuk meminimalisir penyebaran COVID-19 melalui transportasi umum. ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta - Anak muda berpotensi sebagai pembawa (carrier) mikroorganisme SARS-CoV-2 penyebab penyakit virus corona 2019 atau COVID-19. Mereka bisa saja terinfeksi virus itu namun tetap sehat.

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto mengungkapkan kalau potensi anak muda sebagai pembawa virus di lingkungan dan keluarga masing-masing menjadi persoalan serius. Orang tua atau mereka yang telah berusia lanjut menjadi korban paling rentan.

“Anak muda ini bukan tidak bisa kena. Bisa kena, namun tanpa gejala. Hal itu yang kemudian menjadi faktor penyebaran COVID-19 secara cepat,” ujar dia dalam keterangan tertulis, Selasa 24 Maret 2020.

Hingga Selasa siang, 24 Maret 2020, jumlah total kasus positif COVID-19 di Indonesia sebanyak 579. Dari jumlah itu, korban meninggal 49 orang dan yang sudah sembuh 30 orang.

Itu sebabnya Yuri mengajak siapapun termasuk yang merasa sehat agar benar-benar mematuhi imbauan pemerintah untuk lebih banyak tinggal di rumah dengan isolasi mandiri. "Jangan keluar rumah dan beraktivitas jika benar-benar tidak diperlukan,” katanya.

Advertising
Advertising

Yuri yang juga Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) di Kementerian Kesehatan itu mengatakan penularan COVID-19 didasari kontak dekat akibat cemaran droplet baik melalui batuk atau bersin. Materi cemaran yang berisi SARS-CoV-2 itu, kata dia, dapat berada di udara (airborn) sehingga penting bagi siapa saja untuk menjaga jarak interaksi minimal satu meter.

"Ini penting untuk menghindari kerumunan dan pertemuan yang menghadirkan banyak orang yang memiliki peluang penularan penyakit ini."

Cemaran virus itu, kata dia, juga dapat tertinggal di benda mati. Banyak kejadian cemaran di benda mati tertinggal dan tidak sengaja disentuh orang sehat sehingga pindah ke tangan. Kemudian korban yang tangannya tercemar memindahkan virus ke tubuhnya baik melalui area muka atau saluran napas ketika tidak mencuci tangan.

"Ada sebagian saudara-saudara yang tidak mungkin bekerja dari rumah agar berhati-hati terkait ini. Kemudian yang bekerja dari rumah pastikan jika tidak mendesak keluar rumah, jangan keluar rumah," ujar Yuri.

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

10 jam lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

2 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

2 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

2 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

2 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

3 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

3 hari lalu

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

Tautan phishing itu berisi permintaan verifikasi data kesehatan pada SATUSEHAT.

Baca Selengkapnya

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

6 hari lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

8 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

9 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya