Bilik Disinfektan di Surabaya Disoal, Begini Unair Menjawab

Reporter

Antara

Senin, 30 Maret 2020 09:45 WIB

Gubernur Jawa Tirmur Khofifah Indar Parawansa (kanan) memasuki bilik disinfektan atau bilik sikat Corona (Sico) ketika memasuki Gedung Negara Grahadi di Surabaya, Jawa Timur, Senin, 23 Maret 2020. Bilik tersebut disediakan di pintu masuk dan keluar yang wajib dilewati pengunjung untuk mencegah penyebaran Virus Corona (COVID-19). ANTARA

TEMPO.CO, Surabaya - Guru Besar Universitas Airlangga, Chairul Anwar Nidom, memastikan kandungan dalam cairan yang disemprotkan dalam bilik-bilik disinfektan yang dipasang di sejumlah titik di Kota Surabaya, Jawa Timur, aman buat manusia. "Insya Allah aman untuk manusia, intinya aman asal campurannya benar," katanya, Minggu 29 Maret 2020.

Nidom menerangkan kalau bahan aktif yang digunakan adalah benzalkonium chloride. Bahan aktif itu disebutnya masuk dalam golongan ammonium quartener, "Dan itu aman untuk manusia karena levelnya tingkat rendah."

Benzalkonium chloride biasa digunakan untuk penyemprotan kandang ternak juga, namun Ketua Tim Riset Corona dan Formulasi Vaksin di Professor Nidom Foundation (PNF) ini memastikan tetap tidak ada masalah. "Yang terpenting adalah tujuannya untuk membunuh mikroorganisme. Nah, kebetulan mungkin banyak dipasarkan di wilayah peternakan, tapi itu tidak ada masalah. Insya Allah aman," katanya.

Ketua Departemen Farmasetika Fakultas Farmasi, Universitas Airlangga, Retno Sari, menerangkan benzalkonium chloride merupakan kelompok senyawa ammonium quarterner yang bersifat surfaktan. Menurut dia, surfaktan artinya bersifat mempengaruhi permukaan. Bahan akitif pada sabun juga termasuk surfaktan.

"Artinya kalau kita mencuci tangan dengan sabun, itu bahan-bahan lemak protein akan berikatan kemudian dia akan menggumpal kemudian rusak," kata Retno.

Menurut Retno, lapisan atau selubung protein pada virus bisa menggumpal dan rusak oleh bahan aktif yang sama. "Jadi bahan yang digunakan selama ini untuk bilik itu tentu saja dengan kadar yang aman," kata dia.

Retno menekankan pentingnya penggunaan sesuai kadar yang sesuai. "Semua bahan yang digunakan tidak sesuai dengan kadarnya itu pasti ada efek sampingnya," kata dia.

Retno memastikan bahwa disinfektan yang digunakan di bilik atau chamber sterilisasi di Surabaya sudah sesuai takarannya. Dia meminta masyarakat tak khawatir. "Bahwa cairan desinfeksi yang dipakai bilik chamber itu cukup aman," katanya.

<!--more-->

Namun demikian, meski bahan yang digunakan sama, baik yang di bilik sterilisasi maupun yang disemprot, ia juga tetap menganjurkan masyarakat untuk mandi dan cuci tangan jika sampai di rumah. "Dalam situasi seperti ini kan semua upaya dilakukan untuk meminimalisir risiko. Jadi pengendaliannya sudah ketat ya," katanya.

Sebelumnya, sebuah artikel viral di media sosial mengatakan penggunaan bilik disinfeksi malah membahayakan kesehatan. Artikel itu menyoroti maraknya pendirian bilik-bilik yang menyemprotkan disinfektan ke tubuh mereka yang berada di dalamnya untuk perlindungan di masa wabah virus corona COVID-19 sekarang ini.

Artikel itu diketahui berasal dari sebuah situs media kesehatan health.grid.id. Satu contoh bilik disinfeksi yang diterangkannya adalah yang dibuat Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. “Menurut WHO, bilik yang berisikan cairan disinfektan seperti alkohol, clorin, H2O2 justru membahayakan manusia hingga dua tahun ke depan (karsinogenik), dan sampai saat ini tidak ada cairan apapun yg direkomendasikan,” tulis artikel itu.

Chandra Risdian, peneliti biokimia dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) membenarkan bahwa tidak ada rekomendasi dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) untuk penggunaan disinfektan ke tubuh manusia. Dia mengingatkan agar masyarakat yang membuat bilik disinfektan memperhatikan kandungan bahan aktif, takaran, dan keamanannya.

Dalam literatur tentang bahan-bahan aktif dan produk rumah tangga untuk disinfeksi virus corona penyebab COVID-19 yang dibuatnya--dan kemudian dibagikan LIPI, Chandra memasukkan bahan aktif Benzalkonium klorida yang bisa digunakan sebagai disinfektan. Bahan aktif itu ada di antaranya dalam produk Dettol dan SOS.

Tapi Chandra menekankan bahwa seluruh isi daftar itu hanya direkomendasikannya untuk permukaan benda mati. Disemprotkan ke benda-benda yang sering disentuh sehingga mungkin menyebabkan penularan COVID-19.

“Pesan saya untuk masyarakat yang membuat bilik-bilik desinfektan: tanyakan ke penyedia, apa isi disinfektan yang digunakan, berapa kadarnya, dan tunjukkan bukti kalau itu aman buat kulit. Kalau tidak, jangan lakukan,” kata peneliti yang masih berada di Jerman untuk kepentingan risetnya itu

Advertising
Advertising

Berita terkait

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

2 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Tanggapan Walhi Jatim Terhadap Banjir di Kota Surabaya Sepanjang 2024

2 hari lalu

Tanggapan Walhi Jatim Terhadap Banjir di Kota Surabaya Sepanjang 2024

Pada 2024, Kota Surabaya menjadi salah satu wilayah di Jawa Timur yang merasakan langsung dampak banjir. Walhi Jatim beri tanggapan.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

2 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

3 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Buka Rakernis di Surabaya, Kadiv Humas Polri: Kepercayaan Masyarakat adalah Harga Mati

6 hari lalu

Buka Rakernis di Surabaya, Kadiv Humas Polri: Kepercayaan Masyarakat adalah Harga Mati

Kadiv Humas Polri Irjen Sandi Nugroho mengatakan, ke depan bakal banyak tantangan yang akan dihadapi polisi dan masyarakat.

Baca Selengkapnya

Rekomendasi Hotel Bintang 5 di Surabaya

6 hari lalu

Rekomendasi Hotel Bintang 5 di Surabaya

Surabaya sering kali menjadi tujuan utama bagi para wisatawan. Dalam mencari tempat menginap yang sempurna, hotel bintang 5 bisa menjadi pilihan yang tepat untuk mendapatkan pengalaman menginap yang nyaman dan mewah.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

7 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Pengamat Politik Unair Soal Gugatan Sengketa Pilpres, Hasil Jika Berdasarkan Bukti Hukum dan Unsur Tekanan Politik

7 hari lalu

Pengamat Politik Unair Soal Gugatan Sengketa Pilpres, Hasil Jika Berdasarkan Bukti Hukum dan Unsur Tekanan Politik

Pengamat politik Unair sebut sengketa pilpres bisa diterima jika berdasarkan bukti hukum di persidangan. Bagaimana jika sarat tekanan politik?

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

10 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

Risma Memberikan Kuliah Umum di Universitat Hamburg Jerman

10 hari lalu

Risma Memberikan Kuliah Umum di Universitat Hamburg Jerman

Menteri Sosial, Tri Rismaharini, mendapat sambutan hangat saat memberikan kuliah umum di Asien-Afrika Institut, Universitt Hamburg, Jerman.

Baca Selengkapnya