Kekecewaan dan Kronologis Amerika Terpuruk di Pandemi COVID-19

Reporter

Terjemahan

Kamis, 2 April 2020 22:33 WIB

Kapal rumah sakit Angkatan Laut USNS Comfort melintas di dekat patung Liberty saat memasuki New York Harbor di New York City, AS, 30 Maret 2020. Pemerintah Amerika Serikat tidak hanya mempersiapkan USNS Comfort tetapi juga kepal rumah sakit Angkatan Laut USNS Mercy. REUTERS/Mike Segar

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan pemerintahannya menghadapi banyak kritik yang mengatakan kalau mereka tidak merespons cukup cepat terhadap datangnya wabah COVID-19. Dampaknya, hingga artikel ini dibuat virus corona penyebab wabah itu telah menginfeksi 216.722 orang di negara adidaya itu, sebanyak 5.140 di antaranya meninggal.

Termasuk mereka yang mengkritik adalah Ashish Jha, direktur di Harvard Global Health Institute, Amerika Serikat. Dia mengatakan, andai uji atau pemeriksaan massal terhadap masyarakat serta karantina wilayah-wilayah dilakukan lebih awal, "Kita akan memiliki situasi yang berbeda sekarang."

Berdasarkan data di Johns Hopkins University, Amerika menempati urutan tertinggi di dunia untuk jumlah kasus infeksi. Sedang angka kematiannya berada di bawah Italia dan Spanyol, di atas Prancis dan Cina.

Bicara di program televisi CNN, Rabu 1 April 2020, Jha menyatakan mengapresiasi gugus tugas bentukan Gedung Putih untuk penanggulangan COVIDS-19 di Amerika Serikat. Namun dia percaya semua ahli kesehatan masyarakat setuju dengannya tentang situasi yang berbeda itu andai pemeriksaan massal, persiapan rumah sakit-rumah sakit, serta perintah karantina wilayah sudah dilakukan lebih awal.

Advertising
Advertising

Petugas medis menggunakan pakaian pelindung saat akan melakukan tes virus corona atau Covid-19 secara drive thru di Seattle, Washington, 17 Maret 2020. REUTERS/Brian Snyder

Jha juga menyoroti pengujian massal yang masih juga tidak banyak dilakukan di beberapa negara bagian. Mereka dinilainya sengaja tidak memeriksa warganya karena menganggap tidak punya banyak kasus.

"Tapi saya tidak yakin mereka tidak punya banyak kasus," katanya, "Mereka hanya tidak mau memeriksa dan ketika tidak memeriksa, Anda tidak akan menemukan kasus."

Jha pantas kecewa karena telah sejak sebulan lalu telah mengungkap yang sama. Saat itu dia menanggapi keberhasilan Singapura dan Hong Kong memperlambat penyebaran dan dampak wabah COVID-19 di negara masing-masing.

<!--more-->

Seolah memprediksi apa yang terjadi saat ini, kala itu Jha mengatakan, "Ada negara-negara lain yang kelihatannya tidak peduli dan saya kira kini menderita karenanya."

Lalu bagaimana dengan Amerika Serikat? Saat itu juga Jha menjawab, "Respons di negara kami lebih buruk lagi dari kebanyakan negara yang terinfeksi," kata Jha.

Dia membandingkannya dengan Vietnam yang disebutnya telah lebih baik karena memeriksa lebih banyak orang daripada yang dilakukan di Amerika pada waktu yang sama. Jha menggunakan frase 'keras kepala', 'memalukan', dan 'luar biasa' untuk melukiskan penilaian buruknya atas apa yang terjadi di negaranya sendiri saat itu. "Saya tidak bisa memahaminya," kata dia terdengar putus asa.

Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) AS sebenarnya telah memulai menapis para pendatang dari luar negeri untuk mencegah infeksi virus corona masuk Amerika pada pertengahan Januari. Tapi saat itu alat uji yang digunakan CDC ternyata tidak memberi data yang benar.

Amerika Serikat butuh dua minggu untuk menyelesaikan masalah alat itu sebelum bisa memulai kembali pengujian massal pada pekan kedua Maret. Jha percaya delay berminggu-minggu untuk penggunaan alat yang baru itu--padahal ada banyak alat lain yang bisa digunakan yang bisa didapatkan dari negara lain--telah sepenuhnya membuat respons Amerika terhadap COVID-19 terbengkelai.

"Tanpa dilakukan pemeriksaan sampel-sampel, Anda tidak akan tahu seberapa jauh penularan yang telah terjadi. Anda tidak bisa mengisolasi orang-orang. Anda tidak bisa melakukan apa-apa," kata Jha lagi, 12 Maret 2020.

THE HILL | NPR

Berita terkait

Warga Lokal Protes Venesia Mulai Tarik Biaya Masuk, Kenapa?

19 jam lalu

Warga Lokal Protes Venesia Mulai Tarik Biaya Masuk, Kenapa?

Mulai 25 April, wisatawan harian di Venesia harus beli tiket masuk sebesar Rp86.000.

Baca Selengkapnya

Iran akan Bebaskan Awak Kapal Portugal yang Disita di Selat Hormuz

22 jam lalu

Iran akan Bebaskan Awak Kapal Portugal yang Disita di Selat Hormuz

Iran mengatakan akan membebaskan awak kapal berbendera Portugal yang disita pasukannya bulan ini.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

23 jam lalu

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 27 April 2024 diawali oleh berita soal lima sumber kekayaan negara Iran, yang sedang menghadapi ketegangan dengan Israel

Baca Selengkapnya

Piala Asia U-23 2024: Timnas U-23 Indonesia Jadi Satu-satunya Negara Asia Tenggara yang Melaju ke Semifinal

1 hari lalu

Piala Asia U-23 2024: Timnas U-23 Indonesia Jadi Satu-satunya Negara Asia Tenggara yang Melaju ke Semifinal

Timnas U-23 Indonesia akan berduel melawan Uzbekistan di semifinal Piala Asia U-23 2024 pada senin malam WIB, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

1 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

5 Sumber Kekayaan Negara Iran, Ada Gas Alam Hingga Saffron

1 hari lalu

5 Sumber Kekayaan Negara Iran, Ada Gas Alam Hingga Saffron

Iran dikenal memiliki sumber daya alam dan potensi kekayaan yang tinggi. Termasuk saffron, apakah itu?

Baca Selengkapnya

Jokowi Minta Menlu Persiapkan Negosiasi Ketahanan Pangan dengan Vietnam

2 hari lalu

Jokowi Minta Menlu Persiapkan Negosiasi Ketahanan Pangan dengan Vietnam

Presiden Jokowi menerima laporan hasil lawatan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi ke Vietnam beberapa hari lalu.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

2 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Preview Laga Irak vs Vietnam di Perempat Final Piala Asia U-23 2024 Malam Ini

2 hari lalu

Preview Laga Irak vs Vietnam di Perempat Final Piala Asia U-23 2024 Malam Ini

Duel Timnas U-23 Irak vs Vietnam akan tersaji pada babak perempat final Piala Asia U-23 2024 di Stadion Al Janoub pada Sabtu dinihari, 27 April 2024.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

3 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya