Bahaya COVID-19 di Ruangan Ber-AC, Epidemiolog: Masih Teori

Jumat, 10 April 2020 10:38 WIB

Salah satu hotel menyalakan lampu kamar dan membentuk tanda cinta di Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis 9 April 2020. Aksi solidaritas hotel tersebut menjadi simbol empati, semangat kebersamaan dalam menghadapi pandemi COVID-19. ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya

TEMPO.CO, Jakarta - Hingga saat ini belum ada penelitian yang mengaitkan penyebaran virus corona COVID-19 dengan penggunaan penyejuk udara dalam ruangan (AC). Virus akan terbantu terjaga oleh penggunaan AC baru sebatas teori.

Pakar Epidemiologi Penyakit Infeksi Universitas Gadjah Mada (UGM), Hari Kusnanto Josef, menyatakan itu dalam laman UGM, Kamis 9 April 2020. "Secara teoretis kemungkinan bisa (membantu penyebaran COVID-9), tapi sampai sekarang belum ada penelitian terkait penularan COVID-19 dari penggunaan AC,” ujarnya.

Hari mengatakan, beberapa studi menyatakan virus corona cenderung stabil pada lingkungan dengan suhu udara dingin dan kering. Sementara suhu dan kelembapan yang tinggi dapat mengurangi penularan virus corona.

Namun, dia menegaskan, sampai dengan saat ini belum ada penelitian spesifik yang mengaitkan penggunaan AC dan penyebaran virus yang menyebabkan COVID-19. Yang sudah dilakukan, Hari menambahkan, kaitannya dengan virus corona penyebab SARS.

Hasilnya menunjukkan bahwa ada pengaruh penggunaan AC dengan penularan SARS, meski tidak signifikan. "Ada penularan dari AC, namun jarang sekali kejadiannya. Saat itu di Hotel Metro Hongkong," ujar Guru Besar Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan itu.

Advertising
Advertising

Dalam kasus wabah COVID-19 yang sedang terjadi, Hari mengungkap hasil studi yang dilakukan terhadap sebuah keluarga di Wuhan, Cina. Keluarga itu diketahui positif COVID-19 dan makan bersama di sebuah restoran ber-AC.

Setelah dilakukan contact tracing terhadap orang-orang yang saat itu juga tengah berada di restoran dan diuji, ternyata tidak ditemukan adanya penularan virus corona. Saat itu, baik pengunjung maupun staf restoran dinyatakan negatif COVID-19.

Meskipun begitu, Hari menyampaikan bahwa ruangan tertutup dengan sirkulasi udara yang terbatas dapat meningkatkan risiko penyebaran virus dan patogen. Untuk meminimalkan hal tersebut, dia menyarankan masyarakat untuk membuka jendela-jendela agar sirkulasi dan ventilasi meningkat.

Sejumlah penumpang memakai masker saat berada di Stasiun MRT Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta, Senin, 6 April 2020. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan membuat kebijakan terkait para penumpang MRT, LRT, dan Transjakarta yang wajib memakai masker untuk mencegah penyebaran virus Corona atau COVID-19. TEMPO/M Taufan Rengganis

"Diusahakan jendela-jendela dibuka sehingga ada pergantian udara, tidak hanya muter terus udaranya," katanya sambil menambahkan, virus umumnya tidak memiliki kemampuan bertahan hidup lama di udara dibandingkan di permukaan benda. “Jadi, pakai AC di rumah itu tidak masalah. Tak usah khawatir selama tidak ada keluarga yang positif ataupun melakukan kontak dengan yang terinfeksi COVID-19," kata Hari.

Hari tak lupa mengingatkan yang terpenting untuk mengurangi penyebaran COVID-19 adalah dengan melakukan physical distancing dengan berdiam diri di rumah, rajin mencuci tangan dengan sabun, dan gunakan masker jika terpaksa keluar rumah.

Sebelum penjelasan Hari, sebuah artikel yang menyebut dirinya surat terbuka dari Madarina, profesor lainnya dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan UGM, beredar di grup-grup percakapan di telepon genggam. Isinya usulan pribadi agar penerapan pembatasan aktivitas sosial dan fisik ditambahkan dengan larangan penggunaan AC di tempat umum dan imbauan untuk meminimalkan penggunaan AC di rumah.

"AC dapat menurunkan suhu ruangan dan mengurangi kelembaban. Dua hal yang sangat menguntungkan transmisi virus COVID 19, apalagi disertai dengan sirkulasi yang tertutup. Virus akan terkonsentrasi tinggi," kata Madarina dalam suratnya.


Berita terkait

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

7 jam lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

13 jam lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Cara UGM Cegah Peserta UTBK-SNBT Pakai Joki dan Lakukan Kecurangan

13 jam lalu

Cara UGM Cegah Peserta UTBK-SNBT Pakai Joki dan Lakukan Kecurangan

Ujian Tulis Berbasis Komputer-Seleksi Nasional Berbasis Tes (UTBK-SNBT) di Kampus UGM diikuti sebanyak 18.726 peserta.

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

19 jam lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

20 jam lalu

Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

Topik tentang mahasiswa UGM menggelar aksi menuntut tranparansi biaya pendidikan menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

21 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

1 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

70 Persen Mahasiswa UGM Keberatan dengan Besaran UKT, Ada yang Cari Pinjaman hingga Jual Barang Berharga

1 hari lalu

70 Persen Mahasiswa UGM Keberatan dengan Besaran UKT, Ada yang Cari Pinjaman hingga Jual Barang Berharga

Peringatan Hari Pendidikan Nasional atau Hardiknas di Yogyakarta turut diwarnai aksi kalangan mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) di Balairung UGM Kamis 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Peringati Hari Pendidikan Nasional, Mahasiswa UGM Gelar Aksi Tuntut Tranparansi Biaya Pendidikan

1 hari lalu

Peringati Hari Pendidikan Nasional, Mahasiswa UGM Gelar Aksi Tuntut Tranparansi Biaya Pendidikan

Mahasiswa UGM menggelar aksi menuntut transparansi biaya pendidikan dan penetapan uang kuliah tunggal (UKT).

Baca Selengkapnya

Hardiknas 2024, UGM Ingin Wujudkan Kampus Inklusif

1 hari lalu

Hardiknas 2024, UGM Ingin Wujudkan Kampus Inklusif

Rektor UGM Ova Emilia mengatakan, UGM telah membangun ekosistem pendidikan yang inklusif, inovatif, strategis, berdaya saing, dan sinergis.

Baca Selengkapnya