COVID-19: Lonjakan Pasien Sembuh dan Kambuh Lagi di Korea Selatan

Reporter

Antara

Selasa, 14 April 2020 07:30 WIB

Anggota staf medis menggunakan swab untuk mengambil sampel dari pengunjung di pusat pengujian 'drive-thru' untuk penyakit virus corona COVID-19 di Pusat Medis Universitas Yeungnam di Daegu, Korea Selatan, Selasa, 3 Maret 2020. Dari dalam mobilnya, seorang pengemudi diperiksa apakah ada demam atau kesulitan bernafas oleh staf medis. REUTERS/Kim Kyung-Hoon

TEMPO.CO, Seoul - Korea Selatan melaporkan setidaknya 116 orang yang pada awalnya dinyatakan sembuh telah kembali dites positif COVID-19. Jumlah itu melampaui temuan kasus infeksi baru yang sebanyak 25 orang sepanjang Senin 13 April 2020.

Peningkatan pasien yang kembali positif itu telah menimbulkan kekhawatiran di negara yang dianggap berhasil menghambat penyebaran wabah COVID-19 tersebut. Pihak berwenang menyatakan masih menyelidiki penyebab kekambuhan itu.

Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC), Jeong Eun-kyeong, mengatakan virus itu mungkin telah kembali aktif . Bukan pasien yang terinfeksi ulang atau tertular lagi.

Ahli lain mengatakan tes yang salah mungkin juga berperan. Bisa juga sisa-sisa virus mungkin masih ada dalam tubuh pasien tetapi tidak menular atau membahayakan pasien atau orang lain.

Yang jelas, laporan 116 kasus itu lebih dari dua kali lipat dari 51 kasus yang dilaporkan Korea Selatan seminggu sebelumnya. Perkembangan ini menyebabkan para pemimpin pemerintahan meminta warga Korea Selatan untuk terus mengikuti panduan dan pembatasan pada pertemuan sosial.

Korea Selatan telah mengimbau warganya untuk mengikuti jarak sosial yang ketat hingga setidaknya 19 April. Tetapi, karena kasus-kasus menurun dan cuaca membaik, semakin banyak orang yang melanggar kebijakan itu.

Pada pertemuan manajemen bencana Senin, Perdana Menteri Chung Sye-kyun juga mengatakan pemerintah akan segera mencari cara untuk melonggarkan kebijakan itu. "Akhir minggu ini, kami berencana untuk meninjau kampanye jarak sosial dan membahas apakah kami akan beralih ke langkah-langkah keselamatan rutin," katanya.

Advertising
Advertising

Staf medis melepaskan pakaian pelindungnya setelah shift kerjanya berakhir di pusat pengujian 'drive-thru' untuk penyakit virus corona COVID-19 di Pusat Medis Universitas Yeungnam di Daegu, Korea Selatan, Selasa, 3 Maret 2020. Fasilitas ini disebut efektif karena dapat menguji banyak orang dalam waktu singkat tanpa harus menimbulkan kerumunan orang, dan ada risiko infeksi yang lebih rendah karena dilakukan di dalam kendaraan pengunjung. REUTERS/Kim Kyung-Hoon



Chung mengingatkan bahwa bahkan ketika pembatasan sudah dilonggarkan, negara itu tidak akan kembali beroperasi seperti sebelum wabah. Pelonggaran jarak sosial dianggap dapat membawa konsekuensi yang tidak dapat diubah, "Dan harus merenungkan secara mendalam tentang kapan dan bagaimana kita beralih ke sistem baru."

Pasien yang sembuh lalu positif lagi dalam kasus COVID-19 juga pernah dilaporkan terjadi di Wuhan, Cina, pada awal bulan ini. Sebanyak 5-10 persen dari pasien yang sudah sembuh dan berada di beberapa fasilitas karantina penampung para pasien COVID-19 usai dipulangkan rumah sakit teruji positif kembali.

Misteri sejumlah kasus itu juga menerbitkan keresahan untuk kemungkinan gelombang kedua wabah di kota pertama yang melaporkan epidemi virus di dunia tersebut.

REUTERS

Berita terkait

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

47 menit lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

1 jam lalu

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

2 jam lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Uber Cup 2024: Gregoria Mariska Tunjung, Kemenangan Berarti hingga Terus Melaju

2 jam lalu

Uber Cup 2024: Gregoria Mariska Tunjung, Kemenangan Berarti hingga Terus Melaju

Gregoria Mariska Tunjung terus merebut poin di Uber Cup 2024

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

6 jam lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Parlemen Korea Selatan Loloskan RUU Investigasi Tragedi Hallowen 2022, Selanjutnya?

8 jam lalu

Parlemen Korea Selatan Loloskan RUU Investigasi Tragedi Hallowen 2022, Selanjutnya?

Tragedi Itaewon Hallowen 2022 merupakan tragedi kelam bagi Korea Selatan dan baru-baru ini parlemen meloloskan RUU untuk selidiki kasus tersebut

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

9 jam lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

20 jam lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Thomas 2024: Anthony Sinisuka Ginting Bawa Indonesia Unggul 1-0 atas Korea Selatan

23 jam lalu

Hasil Piala Thomas 2024: Anthony Sinisuka Ginting Bawa Indonesia Unggul 1-0 atas Korea Selatan

Anthony Sinisuka Ginting sukses menyudahi perlawanan sengit tunggal putra Korea Selatan Jeon Heyok Jin pada babak perempat final Piala Thomas 2024.

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

1 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya