Terungkap, Penyebab Amerika Salah Uji COVID-19 di Awal Pandemi

Reporter

Terjemahan

Senin, 20 April 2020 06:40 WIB

Kapal rumah sakit Angkatan Laut USNS Comfort melintas di dekat patung Liberty saat memasuki New York Harbor di New York City, AS, 30 Maret 2020. Pemerintah Amerika Serikat tidak hanya mempersiapkan USNS Comfort tetapi juga kepal rumah sakit Angkatan Laut USNS Mercy. REUTERS/Mike Segar

TEMPO.CO, Jakarta - Kontaminasi di laboratorium utama milik Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat di Atlanta berada di balik keterlambatan produksi alat uji atau test kit virus corona COVID-19 di negara itu. Liputan investigasi Washington Post yang diterbitkan 18 April 2020 tersebut mengungkapkan kalau fasilitas pembuat alat uji itu menyalahi praktik manufaktur.

“Hasilnya, kontaminasi terjadi di satu dari tiga komponen uji yang digunakan dalam proses deteksi yang sangat sensitif,” kata peneliti atau ahli yang tahu tentang masalah itu.

Permasalahan dengan alat uji cepat dalam mendeteksi penularan COVID-19 di awal terjadinya pandemi pertama kali mengemuka pada akhir Januari 2020 lalu. Saat itu, CDC mengirim sejumlah hasil pemeriksaan sampel ke 26 laboratorium kesehatan publik di Amerika, dan 24 di antaranya menemukan adanya hasil positif COVID-19 yang palsu.

Badan Obat dan Makanan (FDA) Amerika Serikat menyimpulkan kalau CDC telah menyalahi standar laboratoriumnya sendiri dalam proses produksi, menyebabkan sampel uji terkontaminasi. Sekalipun ditulis Washington Post bahwa segmen yang terkontaminasi tidak kritikal dalam deteksi virus corona, CDC butuh lebih dari sebulan untuk memperbaiki kerja alat uji dan bisa memulai lagi dari awal proses pengujian massal dan deteksi virus..

Saat itu, Amerika sudah semakin terpuruk dengan jumlah kasus infeksi dan kematian dari virus tersebut yang cukup tinggi. Kekacauan proses di laboratorium itu juga menyebabkan kemunduran Amerika dalam pengembangan pemeriksaan sampel dan distribusinya sementara wabah terus meluas ke seluruh Amerika.

Advertising
Advertising

Hasilnya kini adalah Amerika menyumbang jumlah kasus infeksi dan kematian dari COVID-19 yang terbesar di dunia. Dari hampir 2,4 juta kasus infeksi global per hari ini, Amerika menyumbang lebih dari 760 ribu. Sedang angka kematiannya, 40 ribu dari total 164 ribu di dunia.

Sejumlah ahli mengatakan kepada Washington Post bahwa kedekatan campuran kimia dan material virus corona sintetik di laboratorium yang sama di mana alat uji sedang dibuat melanggar prosedur yang telah disepakati bersama.

Juru bicara CDC, Benjamin N. Haynes, mengakui telah terjadi kualitas kontrol di bawah standar dalam proses pembuatan alat uji. Namun dia tidak menegaskan adanya kontaminasi. Haynes hanya menyayangkan hal seperti itu bisa terjadi terlebih di situasi pandemi.

"CDC telah menerapkan peningkatan kualitas kontrol untuk mengatasi masalah itu," katanya.

Washington Post menyatakan yang pertama mendapatkan konfirmasi tentang adanya kontaminasi di laboratorium CDC hingga upaya penanggulangan wabah COVID-19 di negeri itu berantakan. Namun harian Wall Stret Journal telah melaporkan pada Maret adanya email yang mendetilkan bagaimana cerobohnya CDC dalam pengembangan alat uji COVID-19.

Ditulis Wall Street Journal, CDC salah mendeteksi virus corona dalam sampel air di laboratorium. Email mengatakan beberapa laboratorium menemukan, 'reaktivitas sporadis dalam kontrol negatif di satu dari tiga komponen.' Itu berujung kepada CDC harus mengganti alat-alat uji yang sudah dikirim ke laboratorium-laboratorium penguji.

BUSINESS INSIDER | WASHINGTON POST

Berita terkait

Temuan Virus Flu Burung di Produk Susu, AS Cek Sapi Perah Hingga Bentuk Tim Tanggap Darurat

5 jam lalu

Temuan Virus Flu Burung di Produk Susu, AS Cek Sapi Perah Hingga Bentuk Tim Tanggap Darurat

Peternakan sapi perah di 9 negara bagian di Amerika Serikat diserang virus Flu Burung. Colorado menjadi negara kesembilan yang mengonfirmasi temuan tersebut.

Baca Selengkapnya

Tentara Somalia Diduga Menyelewengkan Bantuan Makanan

9 jam lalu

Tentara Somalia Diduga Menyelewengkan Bantuan Makanan

Sejumlah tentara Somali ditahan karena diduga melakukan korupsi dengan menyelewengkan donasi makanan

Baca Selengkapnya

Iran akan Bebaskan Awak Kapal Portugal yang Disita di Selat Hormuz

11 jam lalu

Iran akan Bebaskan Awak Kapal Portugal yang Disita di Selat Hormuz

Iran mengatakan akan membebaskan awak kapal berbendera Portugal yang disita pasukannya bulan ini.

Baca Selengkapnya

3 Polemik TikTok di Amerika Serikat

12 jam lalu

3 Polemik TikTok di Amerika Serikat

DPR Amerika Serikat mengesahkan rancangan undang-undang yang akan melarang penggunaan TikTok

Baca Selengkapnya

Pasukan Inggris Mungkin Ditugaskan Mengirimkan Bantuan dari Dermaga ke Gaza

21 jam lalu

Pasukan Inggris Mungkin Ditugaskan Mengirimkan Bantuan dari Dermaga ke Gaza

Pasukan Inggris mungkin ditugaskan untuk mengirimkan bantuan ke Gaza dari dermaga lepas pantai yang sedang dibangun oleh militer Amerika Serikat

Baca Selengkapnya

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

22 jam lalu

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

Percepatan bantuan militer senilai US$6 miliar ke Ukraina mencerminkan kepanikan yang dirasakan oleh pemerintahan Joe Biden dan Kongres AS

Baca Selengkapnya

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

23 jam lalu

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Badan-badan intelijen AS sepakat bahwa presiden Rusia mungkin tidak memerintahkan pembunuhan Navalny "pada saat itu," menurut laporan.

Baca Selengkapnya

Siprus Lanjutkan Bantuan Pangan ke Gaza Via Laut Pasca-Pembunuhan Relawan WCK

1 hari lalu

Siprus Lanjutkan Bantuan Pangan ke Gaza Via Laut Pasca-Pembunuhan Relawan WCK

Pengiriman bantuan pangan ke Gaza dari Siprus melalui jalur laut dilanjutkan pada Jumat malam

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

1 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Ditipu Elon Musk Palsu Hingga Judi Online Kejahatan Transnasional

1 hari lalu

Top 3 Dunia: Ditipu Elon Musk Palsu Hingga Judi Online Kejahatan Transnasional

Berita Top 3 Dunia pada Jumat 26 April 2024 diawali oleh kabar seorang wanita di Korea Selatan ditipu oleh orang yang mengaku sebagai Elon Musk

Baca Selengkapnya