6 Cara Sembuhkan Pasien COVID-19 ala Presiden AS Donald Trump

Reporter

Terjemahan

Minggu, 26 April 2020 22:44 WIB

Presiden AS Donald Trump menghadiri pengarahan harian gugus tugas virus Corona di Rose Garden di Gedung Putih di Washington, AS, 14 April 2020. Amerika Serikat adalah donor keseluruhan terbesar untuk WHO yang berbasis di Jenewa, menyumbang lebih dari US$ 400 juta (Rp 6,2 triliun) pada 2019, sekitar 15% dari anggarannya. [REUTERS / Leah Millis]

TEMPO.CO, Jakarta - Sejak kasus infeksi virus corona COVID-19 pertama terdiagnosa di Amerika Serikat lebih dari tiga bulan lalu, Presiden Donald Trump telah berulang kali membuat pernyataan tentang penyakit itu dan bagaimana menyembuhkannya. Setiap dari pernyataannya itu kontroversial, yang membuat banyak ahli di otoritas medis dalam pemerintahannya sendiri menentang.

Contoh terkini dari pernyataan itu datang pada Kamis, 23 April 2020, ketika Trump meminta para ilmuwan menggali potensi sinar ultraviolet atau disinfektan untuk pengobatan pasien infeksi virus tersebut. Perintahnya itu langsung mendulang kritik dari para dokter. Cemas dengan efek dari pernyataan sang presiden, badan-badan kesehatan pun segera memperingatkan masyarakat agar tak berinisiatif menyembuhkan sendiri penyakit itu.

Kontroversi atas terapi UV dan disinfektan semakin berkembang dan Gedung Putih menyalahkan media karena menganggap telah membuat pemberitaan yang sensasional. Trump belakangan menyatakan kalau dirinya hanya sarkastik. Tapi toh itu bukan peristiwa pertama. Berikut ini sejumlah pernyataan yang pernah dibuat Trump tentang virus corona COVID-19—virus yang semakin membelenggu Amerika Serikat lewat jumlah kasus infeksi dan kematian yang tertinggi di dunia,

1. Sinar matahari membasmi virus di dalam tubuh?

Advertising
Advertising

Menyebut studi yang sedang dilakukan pemerintahnya terhadap dampak sinar matahari dalam membunuh virus corona di permukaan benda dan di udara, Trump melontarkan pemikirannya untuk menggunakan radiasi sinar matahari langsung untuk mengobati pasien COVID-19. Dia meminta para ilmuwan memikirkan dan menguji untuk bisa membuat sinar yang sama masuk ke dalam tubuh.

Jesse Goodman, eks kepala peneliti di Badan Obat dan Makanan (FDA) dan kini fokus sebagai profesor di Georgetown University mengatakan, jumlah panas dan sinar yang dibutuhkan untuk membunuh virus itu akan sangat berbahaya bagi kesehatan sel dalam tubuh. Ide menggunakan terapi sinar matahari untuk mengatasi virus, menurutnya, “Bukan sesuatu yang kita miliki bukti ilmiahnya.”

2. Menyuntikkan disinfektan?

Trump tidak berhenti pada idenya dengan sinar matahari itu saja. Dia juga menyebut kalau Departemen Keamanan Dalam Negeri sudah mempelajari efek disinfektan—di permukaan benda mati—terhadap virus corona. Presiden lalu, lagi-lagi, penasaran apakah efek itu bisa diterjemahkan untuk memerangi virus yang ada di tubuh manusia. Trump bahkan spesifik menyebut menyuntikkannya ke dalam tubuh.

Reckitt Benckiser Group, induk perusahaan dari produk Lysol, mengunggah keterangan pada Jumat lalu yang menegaskan, “Produk disinfektan kami sama sekali tidak digunakan untuk dikonsumsi tubuh manusia.”

3. Menyamakannya dengan flu musiman

Selama berminggu-minggu Trump membandingkan virus corona yang saat ini mewabah dengan virus corona penyebab flu musiman. Dia menuding warganya telah bereaksi berlebihan karena menganggap virus corona saat ini tidak akan lebih buruk daripada flu musiman itu. “Sebanyak 37 ribu orang Amerika Serikat mati karena flu tahun lalu. Tidak ada soal shutdown. Kehidupan dan perekonomian juga tetap berjalan,” cuitnya di Twitter pada 9 Maret lalu.

<!--more-->

Ketika kritik menyebut angka kematian dari virus corona COVID-19 jauh lebih tinggi daripada flu musiman, Trump malah menyalahkan WHO karena dianggap menyediakan data angka kematian yang tidak sesuai kondisi di lapangan.

4. Klaim hydroxychloroquine mujarab

Trump berkali-kali mempromosikan hydroxychloroquine, obat antimalaria, sebagai terapi potensial untuk infeksi virus corona setiap dia memberikan keterangan di Gedung Putih. Dia melakukan itu sekalipun sejumlah pejabat pembantunya mengingatkan kalau obat itu belum teruji klinis. Tapi Trump bergeming dan menginstruksikan membeli 30 juta dosis obat itu untuk disuplai ke rumah sakit-rumah sakit yang menginginkannya.

Pada Jumat lalu, FDA memperingatkan penggunaan hydroxychloroquine atau chloroquine di luar uji klinis di rumah sakit karena adanya risiko terhadap detak jantung. "Hydroxychloroquine dan chloroquine tak menunjukkan aman dan efektif untuk menyembuhkan ataupun mencegah COVID-19,” kata FDA.

5. Menyanjung suplemen seng

Trump juga mempromosikan kombinasi terapi tak teruji lainnya, suplemen Zinc (seng). Dalam konferensi pers 8 April Trump menyebut antibiotik azithromycin dan, “Seng, Anda harus menambahkan seng. Sekarang itu harus direkomendasikan oleh dokter.” Tak jelas dari mana sang presiden mendapat rekomendasi itu.

Humberto Choi, ahli paru di Cleveland Clinic, mengatakan kepada Associated Press bahwa Zinc telah dipelajari bisa melindungi organ menghadapi suplai oksigen yang rendah dalam kasus infeksi paru-paru yang parah. Tapi, dia menambahkan, Zinc belum teruji untuk infeksi virus corona. “Saya kira tidak seharusnya orang-orang dibodohi untuk berpikir bahwa mereka menelan sesuatu yang akan memberi manfaat,” katanya.

6. Secara ajaib virus akan pergi

Pernyataan Trump tentang cuaca panas dan sinar matahari melengkapi klaimnya yang lebih awal dalam perjuangan Amerika menghadapi wabah COVID-19. Dalam perjalanannya ke New Hampshire pada 10 Februari lalu dia menduga virus akan mati sendirinya di musim semi, sama halnya dengan flu musiman.

“Kalian tahu teorinya ketika cuaca telah menghangat, secara ajaib ini akan pergi dengan sendirinya,” kata Trump sambil menyatakan 'kejabaiban' itu telah terjadi di Cina.

Saat dia mengatakan itu, jumlah kasus COVID-19 terkonfirmasi kurang dari 60. Per Jumat lalu, jumlahnya sudah lebih dari 880 ribu dan kematiannya lebih dari 50 ribu orang.

USA TODAY

Berita terkait

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

3 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

4 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

5 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

8 hari lalu

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

Aktivis lingkungan Aeshnina Azzahra Aqilani co Captain Riverin minta PM Kanada Justin Trudeau hentikan impor sampah plastik ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

8 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

12 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

12 hari lalu

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Salahkan Joe Biden atas Serangan Iran ke Israel

14 hari lalu

Donald Trump Salahkan Joe Biden atas Serangan Iran ke Israel

Donald Trump menilai saat ini adanya kurangnya kepemimpinan Joe Biden hingga membuat Tehran semakin berani

Baca Selengkapnya

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

18 hari lalu

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.

Baca Selengkapnya

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

19 hari lalu

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

Bekas Presiden AS Donald Trump menolak undangan Presiden Volodymyr Zelensky untuk menyambangi Ukraina.

Baca Selengkapnya