6 Cara Sembuhkan Pasien COVID-19 ala Presiden AS Donald Trump
Reporter
Terjemahan
Editor
Zacharias Wuragil
Minggu, 26 April 2020 22:44 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Sejak kasus infeksi virus corona COVID-19 pertama terdiagnosa di Amerika Serikat lebih dari tiga bulan lalu, Presiden Donald Trump telah berulang kali membuat pernyataan tentang penyakit itu dan bagaimana menyembuhkannya. Setiap dari pernyataannya itu kontroversial, yang membuat banyak ahli di otoritas medis dalam pemerintahannya sendiri menentang.
Contoh terkini dari pernyataan itu datang pada Kamis, 23 April 2020, ketika Trump meminta para ilmuwan menggali potensi sinar ultraviolet atau disinfektan untuk pengobatan pasien infeksi virus tersebut. Perintahnya itu langsung mendulang kritik dari para dokter. Cemas dengan efek dari pernyataan sang presiden, badan-badan kesehatan pun segera memperingatkan masyarakat agar tak berinisiatif menyembuhkan sendiri penyakit itu.
Kontroversi atas terapi UV dan disinfektan semakin berkembang dan Gedung Putih menyalahkan media karena menganggap telah membuat pemberitaan yang sensasional. Trump belakangan menyatakan kalau dirinya hanya sarkastik. Tapi toh itu bukan peristiwa pertama. Berikut ini sejumlah pernyataan yang pernah dibuat Trump tentang virus corona COVID-19—virus yang semakin membelenggu Amerika Serikat lewat jumlah kasus infeksi dan kematian yang tertinggi di dunia,
1. Sinar matahari membasmi virus di dalam tubuh?
Menyebut studi yang sedang dilakukan pemerintahnya terhadap dampak sinar matahari dalam membunuh virus corona di permukaan benda dan di udara, Trump melontarkan pemikirannya untuk menggunakan radiasi sinar matahari langsung untuk mengobati pasien COVID-19. Dia meminta para ilmuwan memikirkan dan menguji untuk bisa membuat sinar yang sama masuk ke dalam tubuh.
Jesse Goodman, eks kepala peneliti di Badan Obat dan Makanan (FDA) dan kini fokus sebagai profesor di Georgetown University mengatakan, jumlah panas dan sinar yang dibutuhkan untuk membunuh virus itu akan sangat berbahaya bagi kesehatan sel dalam tubuh. Ide menggunakan terapi sinar matahari untuk mengatasi virus, menurutnya, “Bukan sesuatu yang kita miliki bukti ilmiahnya.”
2. Menyuntikkan disinfektan?
Trump tidak berhenti pada idenya dengan sinar matahari itu saja. Dia juga menyebut kalau Departemen Keamanan Dalam Negeri sudah mempelajari efek disinfektan—di permukaan benda mati—terhadap virus corona. Presiden lalu, lagi-lagi, penasaran apakah efek itu bisa diterjemahkan untuk memerangi virus yang ada di tubuh manusia. Trump bahkan spesifik menyebut menyuntikkannya ke dalam tubuh.
Reckitt Benckiser Group, induk perusahaan dari produk Lysol, mengunggah keterangan pada Jumat lalu yang menegaskan, “Produk disinfektan kami sama sekali tidak digunakan untuk dikonsumsi tubuh manusia.”
3. Menyamakannya dengan flu musiman
Selama berminggu-minggu Trump membandingkan virus corona yang saat ini mewabah dengan virus corona penyebab flu musiman. Dia menuding warganya telah bereaksi berlebihan karena menganggap virus corona saat ini tidak akan lebih buruk daripada flu musiman itu. “Sebanyak 37 ribu orang Amerika Serikat mati karena flu tahun lalu. Tidak ada soal shutdown. Kehidupan dan perekonomian juga tetap berjalan,” cuitnya di Twitter pada 9 Maret lalu.
<!--more-->
Ketika kritik menyebut angka kematian dari virus corona COVID-19 jauh lebih tinggi daripada flu musiman, Trump malah menyalahkan WHO karena dianggap menyediakan data angka kematian yang tidak sesuai kondisi di lapangan.
4. Klaim hydroxychloroquine mujarab
Trump berkali-kali mempromosikan hydroxychloroquine, obat antimalaria, sebagai terapi potensial untuk infeksi virus corona setiap dia memberikan keterangan di Gedung Putih. Dia melakukan itu sekalipun sejumlah pejabat pembantunya mengingatkan kalau obat itu belum teruji klinis. Tapi Trump bergeming dan menginstruksikan membeli 30 juta dosis obat itu untuk disuplai ke rumah sakit-rumah sakit yang menginginkannya.
Pada Jumat lalu, FDA memperingatkan penggunaan hydroxychloroquine atau chloroquine di luar uji klinis di rumah sakit karena adanya risiko terhadap detak jantung. "Hydroxychloroquine dan chloroquine tak menunjukkan aman dan efektif untuk menyembuhkan ataupun mencegah COVID-19,” kata FDA.
5. Menyanjung suplemen seng
Trump juga mempromosikan kombinasi terapi tak teruji lainnya, suplemen Zinc (seng). Dalam konferensi pers 8 April Trump menyebut antibiotik azithromycin dan, “Seng, Anda harus menambahkan seng. Sekarang itu harus direkomendasikan oleh dokter.” Tak jelas dari mana sang presiden mendapat rekomendasi itu.
Humberto Choi, ahli paru di Cleveland Clinic, mengatakan kepada Associated Press bahwa Zinc telah dipelajari bisa melindungi organ menghadapi suplai oksigen yang rendah dalam kasus infeksi paru-paru yang parah. Tapi, dia menambahkan, Zinc belum teruji untuk infeksi virus corona. “Saya kira tidak seharusnya orang-orang dibodohi untuk berpikir bahwa mereka menelan sesuatu yang akan memberi manfaat,” katanya.
6. Secara ajaib virus akan pergi
Pernyataan Trump tentang cuaca panas dan sinar matahari melengkapi klaimnya yang lebih awal dalam perjuangan Amerika menghadapi wabah COVID-19. Dalam perjalanannya ke New Hampshire pada 10 Februari lalu dia menduga virus akan mati sendirinya di musim semi, sama halnya dengan flu musiman.
“Kalian tahu teorinya ketika cuaca telah menghangat, secara ajaib ini akan pergi dengan sendirinya,” kata Trump sambil menyatakan 'kejabaiban' itu telah terjadi di Cina.
Saat dia mengatakan itu, jumlah kasus COVID-19 terkonfirmasi kurang dari 60. Per Jumat lalu, jumlahnya sudah lebih dari 880 ribu dan kematiannya lebih dari 50 ribu orang.
USA TODAY