Obat Radang Sendi Juga Diuji ke Pasien COVID-19, Hasilnya ...

Kamis, 30 April 2020 12:44 WIB

ilustrasi obat(pixabay.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Satu lagi jenis obat muncul sebagai harapan untuk para pasien penyakit virus corona 2019 atau COVID-19. Obat ini datang dari penelitian yang dilakukan di rumah sakit University of Paris, Prancis.

Penelitian itu melaporkan bahwa obat radang sendi (rheumatoid arthritis) dapat menyelamatkan pasien COVID-19 bergejala parah. Zat aktif bernama tocillizumab yang dijual dengan merek obat RoAcemtra dan Actemra disebut menunjukkan manfaat klinis pada pasien terinfeksi virus itu.

Studi dilakukan di rumah sakit University of Paris, Prancis, lewat uji terhadap 129 pasien pneumonia sedang hingga berat. Setengah dari pasien diberi dua dosis suntikan obat itu bersama dengan antibiotik, sementara setengah lainnya hanya diberikan pengobatan antibiotik normal. Obat RoAcemtra dan Actemra dijual di pasaran di negara itu seharga US$ 870 per dosis.

Mengutip dari New York Post, Selasa 28 April 2020, peneliti menemukan para pasien yang diberi dosis tocilizumab lebih kecil kemungkinannya untuk meninggal. Pasien itu juga lebih sedikit yang perlu ventilator.

Tocilizumab disebutkan dapat mencegah badai sitokin—reaksi berlebihan dari sistem kekebalan tubuh—yang menyerang sel-sel sehat. Badai sitokin terjadi pada kasus COVID-19 yang parah dan dapat mematikan.

Advertising
Advertising

Namun, penelitian lanjutan perlu dilakukan tentang bagaimana kemungkinan efek samping dari pengobatan menggunakan obat-obatan itu. Rumah sakit berdalih memberikan informasi awal penelitian itu hanya untuk alasan kesehatan masyarakat.

Di Amerika Serikat, sejumlah obat di luar kelompok yang memang sudang diuji klinis atas otorisasi WHO--di antaranya hydroxychloroquine yang juga biasa digunakan untuk rheumatoid arthritis, juga dicobakan ke pasien COVID-19. Obat itu adalah Pepcid, pemilik senyawa aktif famotidine. Uji telah dimulai terhadap pasien COVID-19 di Northwell Health di wilayah New York City.

Menurut sebuah laporan dari Cina dan hasil pemodelan molekuler, famotidine tampaknya mengikat enzim kunci pada sindrom pernapasan akut yang disebabkan virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19. "Kita akan tahu itu dalam beberapa minggu ke depan apakah benar berhasil seperti itu," kata Kevin Tracey, mantan ahli bedah saraf yang bertanggung jawab atas penelitian di Northwell Health, seperti dikutip dari Science Mag, Minggu 26 April 2020.

NEW YORK POST | CTV NEW KANADA

Berita terkait

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

3 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

4 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

4 hari lalu

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

Polisi Prancis membubarkan unjuk rasa pro-Palestina di Paris ketika protes-protes serupa sedang marak di Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

5 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Tips Beri Obat Demam pada Anak sesuai Dosis dan Tak Dimuntahkan Lagi

7 hari lalu

Tips Beri Obat Demam pada Anak sesuai Dosis dan Tak Dimuntahkan Lagi

Berikut saran memberikan obat demam pada anak sesuai dosis dan usia serta agar tak dimuntahkan lagi.

Baca Selengkapnya

Alasan Bawang Merah Tetap Diburu Meski Mahal

7 hari lalu

Alasan Bawang Merah Tetap Diburu Meski Mahal

Bawang merah merupakan komoditi penting yang dibutuhkan masyarakat. Apa saja manfaatnya untuk kesehatan?

Baca Selengkapnya

Jangan Langsung Beri Parasetamol saat Anak Demam, Ini Waktu yang Disarankan

8 hari lalu

Jangan Langsung Beri Parasetamol saat Anak Demam, Ini Waktu yang Disarankan

Parasetamol dapat diberikan ketika suhu anak 38 derajat Celcius ke atas atau sudah merasakan kondisi yang tidak nyaman.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

8 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

9 hari lalu

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Israel akan memanggil duta besar negara-negara yang memilih keanggotaan penuh Palestina di PBB "untuk melakukan protes"

Baca Selengkapnya

Pakar Farmasi Bantah Obat Sakit Kepala Bisa Sebabkan Anemia Aplastik

10 hari lalu

Pakar Farmasi Bantah Obat Sakit Kepala Bisa Sebabkan Anemia Aplastik

Pakar menjelaskan kasus anemia aplastik akibat obat-obatan jarang terjadi, apalagi hanya karena obat sakit kepala.

Baca Selengkapnya