Cina Dicurigai Operasikan Mata-mata Siber di Negara Tetangga

Reporter

Terjemahan

Sabtu, 9 Mei 2020 14:30 WIB

Ilustrasi hacker sedang menjual identitas digital di dalam dark web. mic.com

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah perusahaan keamanan siber Israel menyatakan telah mengidentifikasi sebuah perangkat mata-mata siber baru dan sangat berbahaya asal Cina. Perusahaan Check point Software Technologies yang berbasis di Tel Aviv menyebut perangkat itu sebagai Aria-body dan belum lama digunakan Naiko, sebuah kelompok peretas yang terkait dengan militer Cina, dalam serangan siber di Australia, Indonesia, Vietnam, Filipina, Malaysia, dan negara tetangganya yang lain.

Aktivitas mata-mata itu terungkap setelah digunakan untuk meretas seorang pekerja di kantor kepala pemerintahan (premier) negara bagian Australia Barat, Mark McGowan, pada 3 Januari 2020. Itu diduga bukan serangan pertama karena perusahaan keamanan siber Rusia, Kaspersky, mengenali Naiko telah kerap melakukan aktivitasnya selama setidaknya lima tahun belakangan. Kelompok itu disebut menarget orang penting ataupun badan pemerintahan dan organisasi militer di negara-negara sekitar Laut Cina Selatan.

Lotem Finkelstein, kepala tim cyberthreat intelligence di Check Point mengatakan, Naikon telah menjalankan operasi yang cukup lama, dan selalu memperbarui senjata sibernya. “Mereka membangun infrastruktur ofensif yang luas dan bekerja untuk penetrasi ke banyak pemerintahan negara di Asia dan Pasifik,” katanya kepada The Times of Israel, Kamis 7 Mei 2020.

Menurut penelusuran Check Point, Aria-body mendapatkan akses ke target dengan menunggang dokumen Microsoft Word dan arsip atau file tak berbahaya lainnya. Dari sana, peretas bisa mengoperasikan komputer korban dari jarak jauh, mencari file-file dan mengirimkannya data tanpa diketahui.

Dalam kasus 3 Januari lalu, Aria-body berusaha membonceng kiriman email dari kantor Kedutaan Besar Indonesia di Canberra, Australia. Email berisi lampiran dokumen tentang isu kesehatan dan ekologi dalam format Word. Diduga, Aria-body telah lebih dulu menguasai komputer milik diplomat Indonesia itu, menemukan dokumen di dalamnya dan mengirim ke kantor pemerintahan Australia Barat.

Advertising
Advertising

Aria-body bahkan memiliki key-logger yang membuat hacker bisa membaca apa yang sedang ditulis pengguna komputer yang sedang dikuasainya itu secara real time. Aria-body juga bisa melakukan konfigurasi dari jarak jauh untuk mengubah ciri di antara serangan-serangan sehingga tak mudah dilacak.

“Kami menemukan kalau kelompok ini mengubah jejak senjata untuk mencari file-file tertentu dengan nama-nama yang ada dalam kementerian atau lembaga yang di penetrasi,” kata Finkelstein sambil menambahkan, “Dari fakta itu saja, sudah cukup kuat petunjuk adanya infrastruktur dan data koleksi intelijen yang luas di balik serangan.”

Banyak negara Barat telah mengekspresikan penentangannya terhadap pembajakan agresif oleh Cina dengan kecurigaan bahwa perusahaan teknologi negara itu telah beroperasi di luar batas wilayah otoritasnya. Apa yang dialami raksasan komunikasi Cina, Huawei, adalah contoh nyata dari kecurigaan itu.

Pemerintah Beijing sangat marah dengan kebijakan Australia melarang raksasa Huawei terlibat dalam proyek infrastruktur penting dengan alasan keamanan. Australia mengikuti jejak Amerika Serikat yang telah lebih dulu mem-black list Huawei karena keterkaitan erat perusahaan itu dengan Pemerintah Cina.

Pada Januari, Check Point juga mengumumkan temuan pelanggaran di aplikasi media sosial terkenal asal Cina, TikTok. Aplikasi video itu dianggap menyisakan lubang yang rentan disusupi peretas yang bisa mengakses data pribadi pengguna.

Instansi Kepolisian Israel pun langsung melarang setiap perwiranya menggunakan mengunggah video ke apikasi itu karena kekhawatiran bisa membocorkan tingkat keamanan negara itu. Kebijakan serupa diambil Militer AS pada Desember 2019 menyusul peringatan dari Pentagon dan kongres Amerika. Militer Angkatan Laut menyusul mengharakan TikTok dua pekan kemudian.

Adapun pemerintah Cina, seperti diberitakan New York Times, telah berulang kali ikut menentang kejahatan siber dan karenanya membantah berada di balik setiap pencurian data ataupun aktivitas spionase di dunia maya.

TIMES OF ISRAEL | NEW YORK TIMES

Berita terkait

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

15 menit lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

59 menit lalu

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

1 jam lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

2 jam lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Menyusuri Kota Perth Australia pada Malam Hari, Singgah ke His Majesty's Theatre yang Ikonik

3 jam lalu

Menyusuri Kota Perth Australia pada Malam Hari, Singgah ke His Majesty's Theatre yang Ikonik

Banyak bar dan pub di Kota Perth buka sampai tengah malam, ramai dikunjungi wisatawan dan warga lokal tapi tertib dan bebas asap rokok.

Baca Selengkapnya

Investigasi Tempo Ungkap Perusahaan Israel Diduga Pasok Spyware ke Indonesia sejak 2017

3 jam lalu

Investigasi Tempo Ungkap Perusahaan Israel Diduga Pasok Spyware ke Indonesia sejak 2017

Empat perusahaan Israel diduga memasok spyware dan surveillance ke Indonesia sepanjang 2017-2023. Polri jadi salah satu sasaran target pengguna.

Baca Selengkapnya

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

4 jam lalu

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

Israel berencana mengusir warga Palestina keluar dari Kota Rafah di selatan Gaza ke sebidang tanah kecil di sepanjang pantai Gaza

Baca Selengkapnya

Mengenal Tanaman Herbal Suku Aborigin Bersama Dale Tilbrook di Perkebunan Anggur Tertua Australia Barat

4 jam lalu

Mengenal Tanaman Herbal Suku Aborigin Bersama Dale Tilbrook di Perkebunan Anggur Tertua Australia Barat

Salah satu warisan budaya Aborigin adalah pengetahuan tentang tanaman herbal dan penggunaannya dalam pengobatan tradisional.

Baca Selengkapnya

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

4 jam lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

5 jam lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya