Kontroversi Badak Tak Bercula di Afrika Selatan

Reporter

Antara

Sabtu, 6 Juni 2020 20:50 WIB

Petugas memegang cula badak yang berhasil dipotong di tengah pandemi COVID-19 di Pilanesberg Game Reserve, Afrika Selatan, 12 Mei 2020. REUTERS/Siphiwe Sibeko

TEMPO.CO, Pilanesburg - Puluhan badak di tiga cagar alam di Afrika Selatan telah dimutilasi pada bagian cula. Pemotongan sengaja dilakukan untuk mencegah pemburu bersenjata, yang mengambil kesempatan dari krisis pariwisata karena pandemi Covid-19, memburu dan membunuh badak-badak itu demi mendapatkan culanya.

Mutilasi cula badak dilakukan di Taman Nasional Pilanesburg serta cagar satwa Mafikeng dan Botsalano-- semuanya di sebelah barat laut Johannesburg. Diharapkan, pemotongan itu membuat cula badak-badak menjadi terlalu kecil sehingga dianggap tak berharga bagi para pemburu.

"Para pemburu pasti tidak mau repot memburu mereka demi cula yang terlalu kecil," kata pilot helikopter dan anggota pendiri kelompok nirlaba Rhino 911, Nico Jacobs, kepada Reuters.

Ketika Jacobs menerbangkan helikopter ke Pilanesburg pada bulan lalu bersama wartawan Reuters, mereka melihat seekor singa betina memakan bangkai badak yang telah diburu beberapa hari sebelumnya. Para ahli khawatir sepinya pariwisata telah membuat para pemburu leluasa di cagar alam.

Saat itu Jacobs bersama tim melanjutkan perjalanan ke tempat mereka menenangkan seeokor badak betina sebelum memotong culanya dengan gergaji listrik. "Saya sudah melihat begitu banyak badak yang dibantai. Apa solusinya? Bagi mereka (pemburu) yang datang ketika ada singa, gajah... itu terlalu berisiko hanya untuk mengambil bagian kecil cula itu," katanya.

Seekor badak ditutupi matanya dengan handuk saat dibius untuk dipotong culanya di tengah pandemi COVID-19 di Pilanesberg Game Reserve, Afrika Selatan, 12 Mei 2020. REUTERS/Siphiwe Sibeko

Advertising
Advertising

Bekerja sama dengan kepolisian setempat, mereka lalu mulai memotongi cula badak sejak tiga tahun lalu. Hasilnya, menurut Jacobs, perburuan liar badak menurun sebelum pandemi melanda. Jumlahnya kini di cagar alam dan berapa banyak yang telah diburu, dirahasiakan untuk melindungi keberadaan badak.

Menandai Hari Lingkungan Hidup Sedunia pada Jumat, 5 Juni 2020, para ilmuwan menerbitkan satu laporan penelitian yang menunjukkan bahwa manusia menyebabkan kepunahan massal dalam skala yang tidak terlihat sejak meteor memusnahkan dinosaurus 65 juta tahun yang lalu.

Badak, adalah satu contoh spesies yang punah massal itu. Hewan ini telah ada selama 30 juta tahun, tetapi perburuan dan hilangnya habitat selama beberapa dekade belakangan telah menyumbang terbesar untuk berkurangnya populasi. Saat ini, menurut Yayasan Badak Internasional, diperkirakan populasinya tersisa di dunia sekitar 27 ribu ekor.

Gelombang perburuan liar telah memusnahkan ribuan badak dalam tiga tahun terakhir. "Untuk memberikan populasi badak kesempatan untuk tumbuh lagi, kita perlu meringankan tekanan pada mereka ... (dengan cara) potong cula," ujar Pieter Nel, Pelaksana tugas Kepala Konservasi Dewan North West Parks.

Tanduk badak diburu untuk dijual seharga 60 ribu dolar AS (setara Rp 835 juta) per kilogram, lebih mahal dari harga kokain atau emas. Di Asia Timur, cula badak digunakan dalam ramuan obat, meskipun hanya mengandung komponen utama yang sama dengan kuku manusia.

Pemotongan cula badak memang menjadi kontroversial, terutama karena membuat badak jantan rentan dalam perkelahian. Namun, cula dianggap bukanlah alat esensial bagi badak untuk bertahan hidup. Selain itu, seperti halnya kuku, cula badak bisa tumbuh kembali.

Sumber: Reuters

Berita terkait

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

2 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

3 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Ditemukan Kuburan Massal di Khan Younis Gaza, Afrika Selatan Serukan Investigasi

4 hari lalu

Ditemukan Kuburan Massal di Khan Younis Gaza, Afrika Selatan Serukan Investigasi

Afrika Selatan menyerukan pada komunitas internasional agar dilakukan investigasi yang menyeluruh terkait temuan kuburan massal di Gaza

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

4 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Pengadilan Ungkap Kronologi Pembunuhan Badak di Taman Nasional Ujung Kulon, Cula Dijual Rp 300 Juta

4 hari lalu

Pengadilan Ungkap Kronologi Pembunuhan Badak di Taman Nasional Ujung Kulon, Cula Dijual Rp 300 Juta

Badak ditembak di bokong lalu disembelih dan diambil culanya terekam camera trap di dalam Taman Nasional Ujung Kulon. Kamera juga dicuri.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

7 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

11 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

11 hari lalu

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.

Baca Selengkapnya

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

17 hari lalu

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

18 hari lalu

Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

Menhub Budi Karya Sumadi mengusulkan work from home atau WFH untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas saat puncak arus balik Lebaran.

Baca Selengkapnya