Studi Harvard: Virus Corona Sudah Menyebar Sejak Agustus 2019

Reporter

Antara

Selasa, 9 Juni 2020 18:26 WIB

Ilustrasi virus Corona atau Covid-19. Shutterstock

TEMPO.CO, London - Virus corona jenis baru, SARS-CoV-2, kemungkinan telah menyebar di Cina sejak Agustus 2019. Hasil penelitian Harvard Medical School, Amerika Serikat, ini didasari citra satelit atas pola kunjungan ke rumah sakit di Wuhan dan data mesin pencarian di dunia maya.

Penelitian itu mengkaji data hasil mengolah informasi dari kunjungan pasien sebagaimana terlihat dari sejumlah halaman parkir rumah sakit. Data itu didapat melalui citra satelit beresolusi tinggi yang menyorot Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina.

Wuhan adalah kota pertama yang melaporkan epidemi Covid-19, penyakit yang disebabkan virus corona jenis baru itu. Kasusnya merebak di kota itu pada akhir 2019 sebelum kemudian meledak dan meluas ke luar Cina.

Sementara itu, dua kata dari mesin pencari atau search engine yang jadi fokus penelusuran adalah 'batuk' dan 'diare'. "Tingginya tingkat kunjungan orang ke rumah sakit dan pencarian data terkait gejala penyakit (Covid-19) di Wuhan telah lebih dulu terjadi dan terdokumentasikan sebelum kasus pertama SARS-CoV-2 diumumkan pada Desember 2019," bunyi hasil penelitian itu.

Hasil penelitian selengkapnya bisa dilihat di situs web Harvard. Di sana disebutkan kalau keterkaitan tingginya 'keramaian' di halaman rumah sakit-rumah sakit dengan adanya virus baru tidak dapat dikonfirmasi. " Tapi bukti-bukti yang kami kumpulkan mendukung temuan kajian lainnya bahwa virus itu telah menyebar sebelum adanya temuan virus di pasar Huanan Seafood," kata penelitinya.

Temuan juga dianggap sejalan dengan hipotesis bahwa virus itu muncul secara alamiah di wilayah selatan Cina sebelum menyebar ke kluster Wuhan. Kajian itu di antaranya yang ditunjukkan oleh peningkatan kendaraan yang terparkir di rumah sakit pada Agustus 2019.

"Pada Agustus pula, kami mengidentifikasi kenaikan yang tidak wajar pada pencarian laman mengenai diare," bunyi kajian itu, "Pencarian itu tidak ditemukan saat musim flu sebelumnya atau tercermin dalam data pencarian tentang batuk."

Sebelumnya, pemikiran bahwa infeksi virus mirip SARS tak mungkin terjadi di Wuhan juga diungkap Shi Zhengli dari Institut Virologi Wuhan. Perempuan yang dijuluki Bat Woman oleh koleganya itu menyatakan tidak pernah berharap hal semacam itu bisa terjadi di Wuhan di wilayah pusat daratan Cina.

Itu karena hasil studinya selama ini menunjukkan kalau provinsi subtropis di wilayah selatan seperti Guangdong, Guangxi, dan Yunnan yang berisiko lebih besar dari lompatan virus corona ke manusia dari hewan, terutama kelelawar—inang terkenal untuk virus patogen.

Sumber: Reuters

Advertising
Advertising

Berita terkait

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

12 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

10 Hewan Terkecil di Dunia, Ada yang Ukurannya 7,7 Milimeter

12 hari lalu

10 Hewan Terkecil di Dunia, Ada yang Ukurannya 7,7 Milimeter

Berikut ini deretan hewan terkecil di dunia, mulai dari spesies ikan, katak, kura-kura, kelinci, tikus, hingga ular.

Baca Selengkapnya

4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

52 hari lalu

4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

Di Jakarta, setidaknya ada dua TPU yang jadi tempat permakaman korban saat pandemi Covid-19, yakni TPU Tegal Alur dan Pondok Ranggon.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

53 hari lalu

Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

WHO tetapkan 11 Maret 2020 sebagai hari pertama pandemi global akibat wabah Covid-19. Kini, 4 tahun berlalu, masihkan patuhi protokol kesehatan?

Baca Selengkapnya

Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

58 hari lalu

Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

Seorang pria di Jerman mendapat suntikan Vaksin Covid-19 sebanyak 217 kali dalam waktu 29 bulan.

Baca Selengkapnya

4 Tahun Pasca Kasus Pertama Covid-19 di Indonesia, Berikut Kilas Baliknya

59 hari lalu

4 Tahun Pasca Kasus Pertama Covid-19 di Indonesia, Berikut Kilas Baliknya

Genap 4 tahun pasca kasus Covid-19 teridentifikasi pertama kali di Indonesia pada 2 Maret 2020 diikuti sebaran virus yang terus meluas.

Baca Selengkapnya

9 Pasar Ekstrem di Dunia yang Menjual Daging Hewan Liar sampai Kebutuhan Mistis

4 Februari 2024

9 Pasar Ekstrem di Dunia yang Menjual Daging Hewan Liar sampai Kebutuhan Mistis

Pasar ekstrem di dunia menawarkan pengalaman berbelanja yang di luar dugaan bagi para pengunjungnya.

Baca Selengkapnya

Kasus Covid-19 Melonjak 200 Persen, Wali Kota Depok Terbitkan Surat Edaran Berisi 8 Imbauan

6 Januari 2024

Kasus Covid-19 Melonjak 200 Persen, Wali Kota Depok Terbitkan Surat Edaran Berisi 8 Imbauan

Wali Kota Depok menerbitkan surat edaran berisi delapan poin imbauan. Hal yang mendasari SE ini karena kasus Covid-19 di Depok melonjak.

Baca Selengkapnya

Ragam Istilah Ketika Pandemi Covid-19, Masih Ingat dengan Social Distancing?

6 Januari 2024

Ragam Istilah Ketika Pandemi Covid-19, Masih Ingat dengan Social Distancing?

Kendati Covid-19 tidak lagi berstatus pandemi jadi endemi Covid-19, tapi masyarakat diimbau agar tetap waspada. Ini istilah saat Covid-19 mewabah.

Baca Selengkapnya

Kasus Covid-19 Naik Lagi 75 Persen, Singapura Minta Warganya Kembali Pakai Masker

16 Desember 2023

Kasus Covid-19 Naik Lagi 75 Persen, Singapura Minta Warganya Kembali Pakai Masker

Kementerian Kesehatan Singapura meminta warganya kembali menggunakan masker di tempat-tempat ramai seiring meningkatnya kasus COVID-19.

Baca Selengkapnya