WHO: Belum Saatnya Berhenti Menanggulangi Virus Corona

Reporter

Antara

Selasa, 9 Juni 2020 19:09 WIB

Petugas menggali tanah untuk kuburan khusus jenazah pasien virus Corona di pemakaman Vila Formosa, Sao Paulo, Brasil, 2 April 2020. Hingga Jumat (3/4) pagi, peta penyebaran Covid-19 mencatat pasien meninggal akibat virus Corona di Brasil mencapai 324 jiwa. REUTERS/Amanda Perobelli

TEMPO.CO, Jenewa - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendesak negara-negara tak berhenti menanggulangi wabah virus corona. Pandemi penykit infeksi virus itu, Covid-19, saat ini dinilai memburuk yang ditandai dengan jumlah kasus harian mencapai tertinggi daripada yang pernah ada sebelumnya.

Ditambah lagi, kurva epidemiologi di Amerika Tengah sebagai hotspot baru Covid-19 yang diyakini belum juga mencapai puncaknya. "Lebih dari enam bulan, ini bukan saatnya bagi negara mana pun untuk menghentikan upaya penanggulangan virus corona," ujar Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, Senin 8 Juni 2020.

Data WHO menyebutkan lebih dari 136 ribu kasus baru penyakit itu dilaporkan di seluruh dunia pada Minggu 7 Juni 2020. Ini adalah jumlah kasus harian paling banyak. Hampir 75 persen dari jumlah kasus itu dilaporkan dari 10 negara, sebagian besar di Amerika dan Asia Selatan.

Mike Ryan, pakar kegawatdaruratan WHO, mengatakan, negara-negara di dunia perlu tetap fokus kepada apa yang dilakukan hari ini untuk mencegah puncak pandemi gelombang kedua. Serangan infeksi di negara-negara Amerika tengah, termasuk Guatemala, disebutnya masih meningkat dan menjadi kompleks.

"Saya pikir ini adalah saat yang sangat memprihatinkan," katanya, menyerukan kepemimpinan pemerintah yang kuat dan dukungan internasional untuk kawasan itu.

Dari kawasan itu juga ada Brasil yang sekarang menjadi negara kedua setelah Amerika Serikat sebagai penyumbang kasus positif terbesar di dunia yang kini telah melebihi 7 juta kasus. Jumlah kematian karena Covid-19 di negara Samba itu juga telah melampaui Italia di urutan tiga dunia--total kematian karena infeksi virus ini di dunia juga telah menembus 400 ribu orang.

Maria van Kerkhove, epidemiolog di WHO, mengatakan bahwa pendekatan komprehensif sangat penting di Amerika Latin. "Ini masih jauh dari berakhirnya pandemi," kata van Kerkhove yang mengungkap pula potensi ancaman dari kasus orang tanpa gejala.

Dia menunjuk contoh di Singapura di mana setidaknya setengah kasus positif yang baru ditemukan tidak menunjukkan gejala sakit. Van Kerkhove mengatakan bahwa banyak negara yang melakukan pelacakan kontak telah mengidentifikasi kasus tanpa gejala tersebut tetapi tidak menemukan bahwa mereka menyebabkan penyebaran virus corona lebih lanjut.


Berita terkait

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

1 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

15 hari lalu

WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

Kenali ragam penyakit kardiovaskular yang menjadi penyebab utama kematian secara global.

Baca Selengkapnya

Hari Kesehatan Sedunia, Akses Pelayanan Bermutu Masih Jadi Harapan

19 hari lalu

Hari Kesehatan Sedunia, Akses Pelayanan Bermutu Masih Jadi Harapan

Hari Kesehatan Sedunia 2024, diharapkan terwujudnya kesehatan bagi semua agar mendapat akses pelayanan kesehatan bermutu.

Baca Selengkapnya

Perjalanan Penetapan Hari Kesehatan Dunia, Bareng Berdirinya WHO

20 hari lalu

Perjalanan Penetapan Hari Kesehatan Dunia, Bareng Berdirinya WHO

Kilas balik Hari Kesehatan Dunia dan terbentuknya WHO

Baca Selengkapnya

Amerika Latin Mengutuk Serangan Ekuador terhadap Kedutaan Meksiko

20 hari lalu

Amerika Latin Mengutuk Serangan Ekuador terhadap Kedutaan Meksiko

Nikaragua bergabung dengan Meksiko memutuskan hubungan dengan Ekuador setelah pasukan menyerbu kedutaan Meksiko di Quito.

Baca Selengkapnya

Hati-hati Konsumsi Daging Merah Berlebihan Berbahaya Bagi Kesehatan

21 hari lalu

Hati-hati Konsumsi Daging Merah Berlebihan Berbahaya Bagi Kesehatan

Jika daging sapi atau daging merah dikonsumsi berlebihan dapat mengancam kesehatan. Bagaimana sebaiknya?

Baca Selengkapnya

Kepala WHO Akui Rumah Sakit Al Shifa Gaza Hancur

23 hari lalu

Kepala WHO Akui Rumah Sakit Al Shifa Gaza Hancur

Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Rabu, 3 Apil 2024, mengungkap kehancuran di Rumah Sakit Al Shifa di Gaza

Baca Selengkapnya

Cha Eun Woo Gelar Fan Concert Tambahan di Meksiko dan Brasil Pertengahan 2024

31 hari lalu

Cha Eun Woo Gelar Fan Concert Tambahan di Meksiko dan Brasil Pertengahan 2024

Penggemar global Cha Eun Woo di Amerika Selatan tentu semakin tak sabar menunggu penampilan solo perdananya di sana.

Baca Selengkapnya

Robinho Ditangkap Polisi untuk Jalani Hukuman 9 Tahun Penjara di Brasil karena Kasus Pemerkosaan di Italia

36 hari lalu

Robinho Ditangkap Polisi untuk Jalani Hukuman 9 Tahun Penjara di Brasil karena Kasus Pemerkosaan di Italia

Mantan pemain Manchester City dan Real Madrid, Robinho ditangkap polisi untuk menjalani hukuman 9 tahun di negaranya, Brasil, pada Kamis.

Baca Selengkapnya

Studi: Hanya Tujuh Negara Penuhi Standar Kualitas Udara WHO, Indonesia Belum

38 hari lalu

Studi: Hanya Tujuh Negara Penuhi Standar Kualitas Udara WHO, Indonesia Belum

Laporan IQAir memaparkan hanya tujuh negara yang kualitas udaranya memenuhi standar WHO.

Baca Selengkapnya