Unpad Buat NanoMag PrintG, Komponen Lokal untuk PCR Test Kit

Minggu, 14 Juni 2020 07:09 WIB

Gubernur Jabar Ridwan Kamil memperkenalkan dua alat tes COVID-19 hasil penelitian Universitas Padjadjaran (Unpad) dan Institut Teknologi Bandung (ITB), yakni Rapid Test 2.0 dan Surface Plasmon Resonance (SPR), di Pusat Riset Bioteknologi Molekular dan Bioinformatikan Unpad, Kota Bandung pada Kamis, 14 Mei 2020. (Foto: Pipin/Humas Jabar)

TEMPO.CO, Bandung - Tim dosen dan peneliti Universitas Padjadjaran (Unpad) membuat NanoMag PrintG. Ini adalah bagian tak terpisahkan atau penunjang esktraksi dalam pemeriksaan sampel pasien Covid-19 dengan metode real time polymerase chain reaction (PCR).

“Harganya sebagai produk lokal ini bisa lebih murah 50 persen dari harga komersial,” kata anggota tim peneliti Savira Ekawardhani lewat keterangan tertulis, Sabtu 13 Juni 2020.

PCR adalah metode pemeriksaan di laboratorium untuk mendeteksi material genetik dari virus, sel, atau bakteri tertentu. Savira mengatakan, pengujian dengan real time PCR memerlukan bahan untuk menangkap dan memisahkan molekul asam nukleat.

“Bahan komersial ini berupa magnetic beads dan biasanya harus diimpor dalam bentuk satu paket kit ekstraksi dengan harga tinggi,” katanya

Pusat Riset Nanoteknologi dan Graphene (PrintG) Unpad bekerja sama dengan Rumah Sakit Pendidikan Unpad serta Laboratorium Biologi Molekuler Unpad mengembangkan magnetic beads itu sebagai komponen dari kit ekstraksi RNA dalam skala laboratorium. RNA (ribonucleic acid) adalah molekul materi genetik yang ada pada virus Covid-19.

Advertising
Advertising

“Hasil uji sudah menunjukkan NanoMag PrintG dapat mengikat RNA SARS-CoV-2 (virus corona penyebab Covid-19) secara efektif,” ujarnya.

NanoMag PrintG dibuat dari partikel magnet Fe304 berlapis silika. Ukurannya dibuat sangat kecil dengan teknologi nano agar lebih efektif untuk proses ekstraksi. Bahannya, menurut Savira, dari unsur lokal.

Lembaga itu menyatakan mampu memproduksi nanobeads magnetik ini dalam jumlah yang memadai sesuai dengan kebutuhan. “Hanya memerlukan waktu dua hari saja untuk satu kali proses produksi,” katanya.

Savira menjelaskan, latar belakang pengembangan bahan ekstraksi itu karena potensi masyarakat terpapar Covid-19 masih besar. Akibatnya laboratorium kesehatan harus menguji sampel dalam jumlah banyak dan hasilnya segera diperoleh.

Saat ini, bahan ekstraksi lokal itu siap diproduksi massal oleh Unpad. Namun sebelumnya, Savira menambahkan, prosesnya harus melalui pengujian lagi untuk mendapat izin produksi dari pemerintah.

Berita terkait

Wakil Ketua MWA: 7 Bakal Calon Berpotensi Jadi Rektor Unpad 2024-2029l

13 menit lalu

Wakil Ketua MWA: 7 Bakal Calon Berpotensi Jadi Rektor Unpad 2024-2029l

Terdapat 14 bakal calon dalam pemilihan Rektor Universitas Padjajaran atau Unpad.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

1 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Profil 14 Bakal Calon Rektor Unpad, Ada Dosen dari Universitas Sebelas April

1 hari lalu

Profil 14 Bakal Calon Rektor Unpad, Ada Dosen dari Universitas Sebelas April

Panitia Pemilihan Rektor Unpad sudah menetapkan 14 bakal calon dari total 16 pendaftar. Profilnya beragam, mulai dari wakil dekan hingga dosen.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

1 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

2 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

2 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

2 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

UTBK Hari Kedua di UPI Bandung Mulus, Gangguan Teknis Tak Terulang

2 hari lalu

UTBK Hari Kedua di UPI Bandung Mulus, Gangguan Teknis Tak Terulang

SNPMB jelaskan gangguan teknis yang mengganggu pelaksanaan UTBK hari pertama di banyak lokasi. Laporan dikelompokkan ke dalam 2 kategori.

Baca Selengkapnya

Aplikasi Soal UTBK Sempat Mati pada Hari Pertama, Bagaimana Kemungkinannya Hari Ini?

3 hari lalu

Aplikasi Soal UTBK Sempat Mati pada Hari Pertama, Bagaimana Kemungkinannya Hari Ini?

Hari kedua Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) sebagai jalur kedua penyaringan masuk perguruan tinggi negeri dijadwalkan Kamis, 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Agar Peserta Tetap Rapi, Panitia UTBK SNBT 2024 Sediakan Kemeja dan Sepatu Pinjaman

4 hari lalu

Agar Peserta Tetap Rapi, Panitia UTBK SNBT 2024 Sediakan Kemeja dan Sepatu Pinjaman

Mengatasi peserta yang berpakaian kurang pantas, panitia UTBK SNBT 2024 menyediakan kostum pinjaman, umumnya berupa kemeja dan sepatu.

Baca Selengkapnya