Ragu Virus Corona Menular Lewat Udara? Simak 3 Kasus Ini
Reporter
Terjemahan
Editor
Zacharias Wuragil
Minggu, 12 Juli 2020 17:15 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Perdebatan tentang 'rute' penularan virus berimplikasi besar kepada rekomendasi menghentikan penyebaran pandemi Covid-19. Banyak peneliti meyakini penularan terjadi terutama karena kontak dekat dan virus yang menumpang droplet dari batuk, bersin, dan bicara seorang yang terinfeksi.
Itu sebabnya mereka merasa cukup merekomendasikan cuci tangan pakai sabun sesering mungkin dan menjaga jarak fisik untuk mematahkan penularan virus corona Covid-19. Data pelacakan kontak korban, kata Kate Grabowski, ahli epidemiologi penyakit menular di Johns Hopkins University di Baltimore, Maryland, mendukung rekomendasi itu.
“Kontak paling berisiko tinggi adalah orang-orang yang berbagi tempat tinggal bersama atau orang-orang yang telah bersama dalam satu ruangan terbatas dalam periode cukup lama. Itu semua membuat saya percaya kalau penularan bisa terjadi lewat droplet," katanya.
Grabowski tak menepis penularan oleh aerosol juga bisa terjadi, tapi pada kejadian yang lebih jarang. Ini yang membuatnya berbeda dari Kim Prather, peneliti aerosol di University of California, San Diego, dan sebagian ilmuwan lainnya. Prather dan kelompok yang kedua ini mengatakan kalau studi kasus terhadap klaster-klaster besar penularan Covid-19 telah menunjukkan peran signifikan aerosol di udara.
Pemberitaan banyak orang yang sakit setelah berada di pertemuan dalam ruangan tertutup membuat Prather mulai mempertanyakan kecukupan dari rekomendasi social distancing dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) yang menetapkan jaga jarak 6 feet (1,8 meter). Penularan dalam pertemuan-pertemuan di ruang tertutup, menurutnya, melibatkan virus yang menyebar dengan perilaku berbeda dari yang diperkirakan CDC.
“Untuk seorang kimiawan atmosferik seperti saya, satu-satunya penularan itu bisa terjadi ketika Anda menempatkan virus itu di udara dan membiarkannya menginfeksi dalam udara yang dihirup semua orang. Inilah yang terjadi," kata Prather.
Lebih banyak peneliti mempertimbangkan potensi penularan virus corona lewat udara pada contoh kasus kelompok paduan suara di Seattle, Washington, pada 10 Maret lalu. Saat itu sebanyak 61 anggota paduan suara Skagit Valley Chorale berkumpul untuk latihan bersama selama 2,5 jam.
<!--more-->