Kenapa Bill Gates di Hoax Teori Konspirasi Covid-19? Ini Jawabnya

Reporter

Terjemahan

Minggu, 12 Juli 2020 13:47 WIB

Co-founder Microsoft Bill Gates, tetap menduduki posisi kedua orang kaya versi Forbes. Kekayaan Bill Gates naik dari tahun sebelumnya senilai US$ 96,5 miliar. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah survei oleh Pew Research Center, sebuah institusi riset berbasis di Washington, belum lama ini menanyai orang-orang apakah mereka pernah mendengar teori bahwa wabah Covid-19 sengaja direncanakan oleh seseorang yang memiliki kekuasaan. Hasilnya, sebanyak 71 persen dari reponden yang merupakan orang dewasa di Amerika Serikat itu menjawab pernah. Dan sepertiga di antaranya mengatakan teori konspirasi itu' benar' atau 'mungkin saja benar'.

Satu versi teori yang pernah viral itu mengatakan begini: pandemi Covid-19 adalah bagian dari sebuah strategi yang disusun para elit global--seperti Bill Gates--untuk memasarkan vaksin dengan cip pelacak di dalamnya yang nantinya akan diaktivasi dengan teknologi seluler 5G.

Bagaimana teori seperti itu bisa tercipta dan kenapa Bill Gates yang jadi sasaran? Situs berita NPR menuliskan bahwa konspirasi yang bagus membutuhkan bahan racikan awal berupa argumentasi. Tidak perlu yang benar, yang penting argumentatif.

Dalam kasus teori konspirasi di atas, argumen yang disiapkan adalah soal chip pelacak. Ini bisa dikaitkan dengan satu tim peneliti di Massachusetts Institute of Technology yang pada Desember lalu mempublikasikan sebuah makalah dalam jurnal medis Science Translational Medicine. Mereka mendetailkan bagaimana sesuatu yang disebut quantum dots bisa diinjeksikan ke kulit untuk membangkitkan rekaman data vaksinasi yang pernah dilakukan.

Kevin McHugh, sekarang asisten profesor rekayasa biologis di Rice University, adalah ketua tim peneliti proyek titik kuantum itu. Dia mengaku bingung disebut programnya tersebut terkait dengan chip pelacak. "Tidak ada microchip sama sekali yang kami gunakan," katanya, "Saya bahkan tidak tahu dari mana asal tuduhan itu karena apa yang dihasilkan quantum dots adalah cahaya."

Advertising
Advertising

Teknologi itu, McHugh menjelaskan, baru sebatas diuji pada tikus dan belum pernah diuji pada manusia. Harapannya, quantum dot bisa memberikan informasi aktual kepada petugas medis tentang vaksin apa saja yang pernah diterima dan apa yang masih dibutuhkan seorang pasien.

"Sangat sulit untuk mengetahui pasti siapa yang telah menerima vaksinasi di negara-negara berkembang karena tidak tersedianya catatan yang rapi," kata McHugh.

<!--more-->

Berita terkait

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

9 menit lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

56 menit lalu

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

Donald Trump meluncurkan agenda untuk masa jabatan keduanya jika terpilih, di antaranya mendeportasi jutaan migran dan perang dagang dengan Cina.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

5 jam lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

12 jam lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

14 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

15 jam lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

1 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

2 hari lalu

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

Masih ada warga yang menganggap vaksinasi dapat menyebabkan kematian sehingga pelaksanaannya masih sering menemui kendala.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

2 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

4 hari lalu

Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

Imunisasi atau vaksinasi tidak hanya diperuntukkan bagi bayi dan anak-anak tetapi juga orang dewasa. Simak alasannya.

Baca Selengkapnya