Riset Obat Herbal, Guru Besar UGM dan ITB: Minim dan Mahal

Reporter

Antara

Jumat, 17 Juli 2020 13:00 WIB

Tak Sembarang Tenggak Obat Herbal

TEMPO.CO, Yogyakarta - Indonesia memiliki puluhan ribu spesies tanaman namun banyak yang belum tereksplorasi untuk pengembangan obat. Padahal telah diketahui 3000 dari 30 ribu spesies tanaman itu merupakan komponen jamu atau obat herbal.

"Baru 300 spesies tanaman yang telah digunakan industri herbal," pakar herbal Universitas Gadjah Mada (UGM) Suwijiyo Pramono dalam seminar "New Perspective on Drugs Discovery and Development in Industrial Revolution 4.0" yang diselenggarakan secara daring oleh Fakultas Farmasi UGM, di Yogyakarta, Kamis 16 Juli 2020.

Guru Besar Fakultas Farmasi UGM itu mengusulkan agar eksplorasi terhadap kekayaan spesies tanaman di Tanah Air dilakukan secara tepat dan efektif. Beberapa di antaranya dengan tidak mengekspor bahan mentah­, menetapkan strategi untuk eksplorasi secara efisien, serta seleksi prioritas dari program eksplorasi.

Pelaku industri, kata Suwijiyo, juga perlu diberikan kesempatan untuk memproduksi produk tanaman obat berdasarkan riset dari lembaga pendidikan tinggi dengan fasilitasi pemerintah. "Langkah tersebut perlu dilakukan untuk menetapkan riset yang baik dan berorientasi pada produk," katanya.

Guru Besar Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung (ITB) Daryono H. Tjahjono menjelaskan bahwa pengembangan obat membutuhkan tahapan proses yang panjang dan tidak mudah. Dia menyebut proses penemuan obat herbal bisa sampai 8-16 tahun.

"Tidak hanya lama, tetapi juga butuh biaya besar untuk bisa merilis satu molekul obat," katanya.

Namun begitu, dia menyebutkan, metode komputasi atau pemanfaatan komputer dapat membantu proses efisiensi dalam penemuan obat. Metode ini bisa mengatasi biaya percobaan standar menyaring ribuan molekul dan menghasilkan satu yang ada di senyawa aktif yang rata-rata sebesar Rp 18 triliun.

"Dengan bantuan komputasi biaya bisa jadi setengahnya. Kemajuan komputasi baik 'software' maupun 'hardware' sangat berpengaruh dalam efisiensi penemuan obat ini," katanya.

Metode tersebut, kata dia, telah dipakai dalam membantu menemukan senyawa yang berpotensi untuk mencegah penyakit tidur atau tripanosomiasis yang menjadi penyakit endemik di Afrika. Melalui komputasi berhasil menemukan sekitar 3-5 senyawa yang potensial dari 4.803 senyawa yang diteliti.

"Metode ini juga digunakan untuk menemukan senyawa potensial untuk membantu mencegah virus corona SARS-Cov-2," kata Daryono.

Berita terkait

Cara UGM Cegah Peserta UTBK-SNBT Pakai Joki dan Lakukan Kecurangan

1 jam lalu

Cara UGM Cegah Peserta UTBK-SNBT Pakai Joki dan Lakukan Kecurangan

Ujian Tulis Berbasis Komputer-Seleksi Nasional Berbasis Tes (UTBK-SNBT) di Kampus UGM diikuti sebanyak 18.726 peserta.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Aksi Mahasiswa UGM Tuntut Transparansi, IPK 4,00 Mahasiswa Kedokteran Universitas Jember, 5 Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia

8 jam lalu

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Aksi Mahasiswa UGM Tuntut Transparansi, IPK 4,00 Mahasiswa Kedokteran Universitas Jember, 5 Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia

Topik tentang mahasiswa UGM menggelar aksi menuntut tranparansi biaya pendidikan menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

70 Persen Mahasiswa UGM Keberatan dengan Besaran UKT, Ada yang Cari Pinjaman hingga Jual Barang Berharga

20 jam lalu

70 Persen Mahasiswa UGM Keberatan dengan Besaran UKT, Ada yang Cari Pinjaman hingga Jual Barang Berharga

Peringatan Hari Pendidikan Nasional atau Hardiknas di Yogyakarta turut diwarnai aksi kalangan mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) di Balairung UGM Kamis 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Peringati Hari Pendidikan Nasional, Mahasiswa UGM Gelar Aksi Tuntut Tranparansi Biaya Pendidikan

22 jam lalu

Peringati Hari Pendidikan Nasional, Mahasiswa UGM Gelar Aksi Tuntut Tranparansi Biaya Pendidikan

Mahasiswa UGM menggelar aksi menuntut transparansi biaya pendidikan dan penetapan uang kuliah tunggal (UKT).

Baca Selengkapnya

Hardiknas 2024, UGM Ingin Wujudkan Kampus Inklusif

23 jam lalu

Hardiknas 2024, UGM Ingin Wujudkan Kampus Inklusif

Rektor UGM Ova Emilia mengatakan, UGM telah membangun ekosistem pendidikan yang inklusif, inovatif, strategis, berdaya saing, dan sinergis.

Baca Selengkapnya

Hardiknas, Mahasiswa UGM Demo Tolak UKT yang Memberatkan

23 jam lalu

Hardiknas, Mahasiswa UGM Demo Tolak UKT yang Memberatkan

Peringatan Hari Pendidikan Nasional atau Hardiknas di Yogyakarta turut diwarnai aksi kalangan mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) di Balairung UGM Kamis 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Lulus Spesialis Dokter UGM di Usia 27 Tahun, Aulia Ayub Ungkap Kiatnya

1 hari lalu

Lulus Spesialis Dokter UGM di Usia 27 Tahun, Aulia Ayub Ungkap Kiatnya

Aulia Ayub mengungkapkan kiatnya sebagai lulusan termuda dan tercepat dari Program Spesialis UGM dengan IPK 4,00.

Baca Selengkapnya

KM ITB Desak Pemerintah Cabut UU Cipta Kerja dan Cegah Eksploitasi Kelas Pekerja

1 hari lalu

KM ITB Desak Pemerintah Cabut UU Cipta Kerja dan Cegah Eksploitasi Kelas Pekerja

Keberadaan UU Cipta Kerja tidak memberi jaminan dan semakin membuat buruh rentan.

Baca Selengkapnya

Aulia Ayub, Lulusan Termuda dan Tercepat di UGM dengan IPK Sempurna 4

2 hari lalu

Aulia Ayub, Lulusan Termuda dan Tercepat di UGM dengan IPK Sempurna 4

Cerita Aulia Ayub, peraih lulusan termuda dan tercepat dari Program Spesialis Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan IPK 4,00.

Baca Selengkapnya

3 Prodi FMIPA UGM Masuk Peringkat Dunia Versi QS WUR by Subject 2024

2 hari lalu

3 Prodi FMIPA UGM Masuk Peringkat Dunia Versi QS WUR by Subject 2024

Ketiga prodi UGM tersebut adalah prodi Matematika, Kimia, dan Fisika.

Baca Selengkapnya