Tiger Fish Ramai Diburu di Sungai, Camat dan Kepala Dinas Beri Dukungan

Reporter

Antara

Selasa, 28 Juli 2020 07:22 WIB

Hasil tangkapan ikan hias jenis ikan elang (tiger fish) nelayan Bayung Lencir, Musi Banyuasin. (ANTARA/HO/20)

TEMPO.CO, Palembang - Pemerintah Daerah Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, mendukung nelayan tangkap ikan harimau (tiger fish) dari habitatnya di sungai. Ikan jenis ini sedang naik daun di kalangan penggemar ikan hias dengan harga ratusan ribu sampai jutaan rupiah per ekor bergantung ukuran sentimeter dan warna tubuhnya.

“Kami mendukung penangkapan ikan hias tiger fish oleh nelayan di Kecamatan Bayung Lencir," kata Camat Bayung Lencir, M. Imron, Senin 27 Juli 2020.

Dia merujuk kepada nelayan yang berada di Desa Muara Bahar dan Desa Muara Medak di wilayahnya dan menjanjikan mereka bantuan jaring. Imron hanya mengimbau masyarakat tetap menjaga ekosistem lingkungan sungai.

Imbauan yang sama diberikan Pelaksana tugas Kepala Dinas Perikanan Musi Banyuasin Hendra Trys Tomi. Dia meminta penangkapan juga harus disesuaikan, jika masih kecil sebaiknya dilepaskan terlebih dahulu. Tak ada keterangan lebih rinci soal ukuran itu.

Hendra hanya mengatakan, “Penangkapan ikan hias tersebut tidak dilarang karena tidak termasuk hewan dilindungi berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan.”

Advertising
Advertising

Nelayan di Kecamatan Bayung Lencir dan sekitarnya kini gencar berburu ikan yang mereka sebut ikan elang tersebut. Mereka terdorong oleh harga jual yang fantastits meski ukuran fisik ikan tergolong kecil. "Ini hewan endemik yang mendiami Sungai Lalan," kata Opini, nelayan di Desa Muara Bahar, Kecamatan Sungai Lilin.

Dia menuturkan, harga cukup menggiurkan apabila ikan memiliki bentuk sempurna dan warna yang menyatu. Namun ikan diakunya sulit ditangkap. Dalam seminggu ini Opini mengatakan baru dapat seekor. "Kalau sudah dapat biasanya jaring yang melekat pada ikan akan di potong, karena ikan tidak boleh cacat,” katanya.

Rival, satu pengepul tiger fish, mengungkapkan ikan hias itu biasanya dihargai per sentimeter. Ia mengaku biasa membeli dari nelayan ukuran 10 sentimeter dengan harga Rp 200 ribu. Sedang pemesan sebagian besar datang dari Jakarta yang kemudian dikirim lagi ke Vietnam.

"Saya pernah menjual tiger fish paling mahal Rp 25 juta, ukuran 15 sentimeter yang paling banyak loreng macan,” kata dia.

Berita terkait

5 Hal yang Perlu Dipersiapkan untuk Pelihara Ikan di Akuarium Air Asin

5 hari lalu

5 Hal yang Perlu Dipersiapkan untuk Pelihara Ikan di Akuarium Air Asin

Akuarium air asin memerlukan salinitas, derajat keasaman, hingga perawatan tertentu agar zat kimia seperti amonia, nitrit, dan nitrat tidak masuk ke dalam airnya.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

10 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

10 hari lalu

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

KJRI mengatakan, APPM mengatakan 3 kapal nelayan Natuna ditangkap karena melaut di dalam perairan Malaysia sejauh 13 batu dari batas perairan.

Baca Selengkapnya

Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

13 hari lalu

Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

Tiga kapal nelayan Indonesia asal Natuna ditangkap oleh penjaga laut otoritas Malaysia. Dituding memasuki perairan Malaysia secara ilegal.

Baca Selengkapnya

Sandi Fahlevi Resmi Menjabat Pj Bupati Muba

13 hari lalu

Sandi Fahlevi Resmi Menjabat Pj Bupati Muba

Pj Gubernur Sumsel meminta Sandi berkolaborasi dengan Apriyadi yang telah menciptakan program-program bagus.

Baca Selengkapnya

Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih

13 hari lalu

Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih

Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik yang memuat hulu-hilir pengelolaan pemanfaatan BBL.

Baca Selengkapnya

Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

17 hari lalu

Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

Tradisi Lomban setiap bulan Syawal di jepara telah berlangsung sejak ratusan tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

18 hari lalu

Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

Bareskrim Polri menangkap lima tersangka tindak pidana narkotika saat hendak menyeludupkan 19 kg sabu dari Malaysia melalui Aceh Timur.

Baca Selengkapnya

4 Tips Merawat Ikan Peliharaan Setelah Ditinggal Mudik

18 hari lalu

4 Tips Merawat Ikan Peliharaan Setelah Ditinggal Mudik

Beberapa jenis ikan hias mudah stres saat habitatnya tidak mendukung kondisi yang optimal. Lakukan sejumlah langkah ini setelah ikan ditinggal mudik.

Baca Selengkapnya

Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

24 hari lalu

Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

Walhi dan Pokja Pesisir Kalimantan Timur sebut kerusakan Teluk Balikpapan salah satunya karena efek pembangunan IKN.

Baca Selengkapnya