Huawei Pemimpin Pasar Smartphone Dunia Era Pandemi
Reporter
Moh Khory Alfarizi
Editor
Zacharias Wuragil
Senin, 3 Agustus 2020 12:46 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan teknologi Cina, Huawei, telah menjadi penjual smartphone terbesar di dunia, menggusur Samsung dari posisi teratas. Menurut data dari perusahaan riset Canalys, Huawei telah memproduksi dan menyuplai 55,8 juta perangkat pada kuartal kedua 2020 di dunia, mengalahkan Samsung dengan 53,7 juta perangkat.
Kuartal itu juga menandai untuk pertama kalinya dalam sembilan tahun bahwa pemimpin pasar bukan perusahaan raksasa Korea Selatan Samsung atau Apple iPhone dari Amerika Serikat. Meskipun dikecualikan dari peluncuran 5G di Inggris dan dilarang bekerja sama dengan perusahaan Amerika, penjualan smartphone global Huawei terbukti masih amat sehat.
Daily Mail 31 Juli 2020 menulis kalau komposisi pemimpin pasar berubah terutama karena pandemi virus corona Covid-19 yang menghambat penjualan Samsung di beberapa pasar utamanya. Sementara Huawei merilis Mate 30 di Inggris pada Februari lalu, smartphone pertamanya yang dibuat tanpa akses ke aplikasi Google karena larangan Amerika.
Analis senior Canalys, Ben Stanton, mengatakan capaian Huawei mengejutkan dan diyakininya tidak akan terjadi jika bukan karena Covid-19. "Huawei telah mengambil keuntungan penuh dari pemulihan ekonomi Cina untuk menyalakan kembali bisnis smartphone-nya."
Meskipun yang terbesar, pengiriman Huawei sebesar 55,8 juta unit pada kuartal kedua turun lima persen dibandingkan tahun lalu. Samsung yang berada di posisi kedua dengan pengapalan 53,7 juta smartphone lebih anjlok. Produksinya turun sebanyak 30 persen dibandingkan kuartal kedua 2019.
Huawei memiliki pasar terbesar di Cina di mana Samsung yang bisa menguasai kurang dari satu persen. Samsung melihat pasar intinya, seperti Brasil, India, Amerika dan Eropa, dirusak oleh wabah Covid-19 yang membuat kebijakan lockdown diberlakukan, sehingga menutup toko fisik ponsel dan menurunnya kondisi ekonomi.
<!--more-->
Huawei sekarang menjual 72 persen dari smartphone-nya di Cina daratan, bandingkan dengan 61 persen untuk kuartal Januari hingga Maret tahun ini. "Bisnis kami telah menunjukkan ketahanan luar biasa di masa-masa sulit ini," kata juru bicara Huawei yang tidak disebutkan namanya.
Pasar penjualan ponsel pintar Huawei untuk seluruh dunia berkurang selama dua kuartal, dari 39 persen menjadi 29 persen. Sementara penjualan domestik naik 8 persen, dan pengiriman luar negeri Huawei turun 27 persen pada kuartal kedua 2020 dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.
Itu artinya keberhasilan Huawei dapat dikaitkan dengan fakta bahwa ia telah tumbuh untuk mendominasi pasar domestik. Hal ini sebagian disebabkan oleh Cina yang bangkit dengan baik dari pandemi, dengan pabrik-pabrik dibuka kembali, pembangunan ekonomi berlanjut, dan kontrol ketat terhadap wabah baru.
Namun, Canalys menambahkan bahwa akan sulit bagi Huawei untuk mempertahankan keunggulannya dalam jangka panjang. Menurut Mo Jia yang juga dari Canalys, mitra saluran utamanya di wilayah-wilayah utama, seperti Eropa, semakin waspada terhadap perangkat Huawei, mengambil model yang lebih sedikit, dan membawa merek baru untuk mengurangi risiko.
"Kekuatan di Cina saja tidak akan cukup untuk menopang Huawei di puncak begitu ekonomi global mulai pulih," tutur Mo Jia.
Sementara, Samsung mengatakan pada Kamis, 30 Juli 2020 bahwa mereka mengharapkan permintaan smartphone meningkat pada paruh kedua tahun ini. Sedangkan untuk Huawei, perusahaan Cina itu telah merasakan panasnya sanksi Amerika yang mengganggu bisnisnya di luar negeri.
DAILY MAIL | CANALYS