Kabar Gembira dari Uji Klinis Vaksin Penyakit Lyme di Amerika dan Eropa
Reporter
Terjemahan
Editor
Zacharias Wuragil
Rabu, 5 Agustus 2020 12:30 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Di antara hiruk pikuk pengembangan puluhan kandidat vaksin Covid-19 di dunia, kabar gembira datang dari uji klinis calon vaksin penyakit Lyme. Satu-satunya uji klinis yang sedang dilakukan untuk jenis penyakit yang namanya diambil dari sebuah kota di Connecticut, Amerika Serikat, ini mengabarkan telah mencapai fase dua dengan hasil yang menjanjikan.
Penyakit Lyme disebabkan bakteri Borrelia burgdorferi yang dibawa hewan parasit kutu pengisap darah (caplak) yang hidup di hutan di Asia, Eropa, dan Amerika Serikat. Infeksi bisa diatasi dengan antibiotik tapi kalau tidak tertangani bisa menyebabkan korbannya nyeri otot, sakit saraf, kelelahan kronis, sakit kepala parah, hingga peradangan pada otak dan saraf tulang belakang.
Penyakit ini biasanya banyak ditemukan di antara pengunjung daerah rural dan menjangkiti rombongan peserta kegiatan kemah atau pendaki gunung. Di Amerika Serikat kasusnya bisa sebanyak 300 ribu dan di Eropa 65 ribu setiap tahunnya. Salah satu sebab penyakit ini tak tertangani adalah karena pasien keliru didiagnosa dengan penyakit lain semisal lupus atau masalah kesehatan mental.
Sebagai ilustrasi dari ancaman penyakit yang dibawa jenis kutu pengisap darah ini, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) sampai menetapkan program pemantauan khusus di Connecticut sepanjang 2019 lalu. Dan, berdasarkan pengumuman tim penelitinya pada 4 Maret 2020, kutu pengisap darah pada rusa yang paling populer melompat dan menjangkiti manusia di kasus Connecticut.
Dari sampel 2.500 kasus, sebanyak 2.068 di antaranya didapati kutu pengisap darah dari rusa sebagai penyebab. Sisanya, kutu dari anjing. Sejumlah selebritas di Amerika seperti Justin Bieber, Bella Hadid, dan Avril Lavigne tak terkecuali pernah dilaporkan menjadi korban terjangkit penyakit yang dibawa kutu itu.
***
Pengembangan vaksinnya dilakukan Valneva, perusahaan bioteknologi Prancis. Mereka mengklaim, VLA15, nama vaksin potensial itu, aman dan efektif digunakan hingga uji klinis fase dua yang melibatkan 570 responden orang dewasa usia 18-65 tahun di Amerika Serikat dan Eropa.
Dalam keterangan yang dibagikannya 22 Juli 2020, Wolfgang Bender, Ketua Pejabat Medis di Valneva menyebut VLA15 mampu memicu sistem imun tubuh memproduksi antibodi untuk seluruh enam serotipe penyakit Lyme yang biasa ditemukan di Eropa dan Amerika Utara.
<!--more-->
Valneva melakukannya dengan mengisolasi protein dari bakteri patogen dan menyuntikkannya ke dalam tubuh. Metode ini bertujuan membuat sistem imun mengenali protein tersebut dan meresponsnya jika menemukan yang sama yang dibawa Borrelia burgdorferi, bakteri di balik penyakit Lyme.
Kepada 570 relawannya, Valneva membagikan dua macam dosis vaksin itu dalam tiga kali suntikan, sementara yang lain diberikan plasebo atau air sebagai kontrol. Pada dua kelompok relawan yang menerima dosis aktif belakangan ditemukan terproduksi antibodi dalam jumlah signifikan melawan enam serotipe protein B. Burgdorferi yang paling sering muncul.
Saat ini, VLA15 adalah satu-satunya vaksin penyakit Lyme yang aktif dikembangkan secara klinis. Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) sebenarnya pernah menyetujui vaksin LYMErix pada 1998 lalu. Tapi vaksin ini ditarik lagi tiga tahun kemudian menyusul perdebatan tentang efektivitas vaksin.
Proyek pengembangan vaksin sekarang oleh Valneva mendapat suntikan jutaan dolar dari raksasa farmasi Amerika, Pfizer. Namun disadari masih panjang fase yang harus dijalani kandidat vaksin ini sekalipun nanti berhasil melewati fase tiga uji klinis.
Diperkirakan masih butuh beberapa bulan untuk laporan lengkap uji klinis fase dua dan tahunan untuk menantikan vaksin yang telah teruji lengkap tersedia di pasaran. "Data lebih jauh dari uji klinis tahap dua di bulan-bulan mendatang akan mendukung keputusan untuk dosis dan jadwal berikutnya," kata Wolfgang Bender.
Dalam keterangan terbaru yang diberikan 4 Agustus 2020, Valneva menyatakan mengevaluasi jadwal jangka vaksinasi yang lebih panjang yakni hari ke-1, 57 dan 180.
IFL SCIENCE | VALNEVA | PRECISION VACCINATIONS