Di Ulang Tahun LIPI, Menristek: Substitusi Impor Bukan Merakit Komponen

Reporter

Antara

Selasa, 25 Agustus 2020 20:51 WIB

Peneliti mengamati ekstrak bahan alam untuk imunomodulator (peningkat imun tubuh) bagi pasien COVID-19 di Laboratorium Pusat Penelitian Bioteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat 17 Juli 2020. LIPI bekerja sama dengan sejumlah instansi terkait saat ini sedang melakukan tahap uji klinik penggunaan imunomodulator berbahan herbal, seperti jahe merah, meniran, sambiloto, dan sembung pada pasien di Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Jakarta dan ditargetkan selesai akhir Juli 2020. ANTARA FOTO/Aditya Pradana PutrA

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Riset dan Teknologi Bambang PS Brodjonegoro menginginkan substitusi impor dilakukan dengan inovasi, bukan sekadar merakit komponen yang dibeli dari luar dan dalam negeri. Itu disampaikannya pada perayaan Hari Ulang Tahun ke-53 Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) di Kebun Raya Bogor, Jawa Barat, yang ditayangkan secara virtual, Selasa 25 Agustus 2020.

"Tidak hanya sekedar merakit kembali mesin yang sudah dibuat di luar negeri," kata Menristek yang juga Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional itu.

Bambang juga meminta LIPI bersama Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Badan Tenaga Nuklir Nasional, dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional bahu membahu memberikan kontribusi dalam penanganan pandemi Covid-19. Dia menyatakan mengapresiasi berbagai aktivitas riset dan hasil riset yang bisa ikut menangani pandemi saat ini.

Sambil meminta LIPI menjaga marwah riset dan ilmu dasar serta mengayomi yang dikerjakan perguruan tinggi, Menristek Bambang menuturkan, substitusi impor bukan diartikan dengan mengimpor komponen-komponen lalu merakitnya dan menjualnya di Indonesia. Dia mencontohkan mesin PCR untuk keperluan deteksi Covid-19. "Kita melakukan substitusi impor dengan inovasi," katanya.

Menristek Bambang juga berpesan kepada LIPI agar menguji komparasi alat deteksi Covid-19 berbasis RT-LAMP (Reverse Transcription Loop-Mediated Isothermal Amplification) yang dikembangkan dengan alat polymerase chain reaction (PCR). "RT-LAMP ini adalah upaya untuk substitusi dari PCR," ujarnya.

Advertising
Advertising

Baca juga:
Peneliti Ingatkan Manfaat Vaksin Covid-19 dan Herd Immunity

Dia mengatakan harus dipastikan akurasi dan reabilitas dari alat RT-LAMP itu. Meskipun teknik deteksi itu tidak menjadi gold standar seperti pada alat PCR namun akurasinya harus diakui untuk menjadi penentu seseorang negatif atau positif Covid-19.

Berita terkait

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

1 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

1 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

1 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

2 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

2 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

7 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

8 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

9 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

12 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

16 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya