Bioplastik Bukan Solusi Sampah Plastik, Simak Alasan Pegiat Lingkungan

Reporter

Antara

Selasa, 1 September 2020 13:10 WIB

Mahasiswa UNY kembangkan bioplastik dari umbi-umbian. dok/uny.ac.id KOMUNIKA ONLINE

TEMPO.CO, Jakarta - Pemakaian bioplastik atau plastik dari bahan baku alami tidak akan menghilangkan masalah sampah plastik yang berdampak kepada lingkungan. Penggiat dari lembaga swadaya masyarakat lingkungan hidup Indonesian Centre for Environmental Law (ICEL) dan Greenpeace Indonesia menyampaikan itu dalam konferensi pers virtual dipantau dari Jakarta, Senin.

"Bioplastik tidak bisa dibilang didesain untuk digunakan berulang kali, bisa dilihat dari pemasarannya yang membawa citra dapat dengan mudah terurai di alam atau dikompos," kata Kepala Divisi Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan ICEL Fajri Fadhillah.

Baca juga:
Mahasiswa Unej Bikin Bioplastik dari Singkong, Bisa Dimakan
LIPI Kembangkan Plastik dari Limbah Sawit, Terurai dalam 3 Bulan

Menurut Fajri, pihak yang mempromosikan penggunaan bioplastik sendiri masih mempertahankan budaya sekali pakai, atau memakai produk hanya dalam waktu singkat dan kemudian dibuang. Betapapun bisa terurai, perilaku sekali pakai sama saja menambah produksi sampah.

"Itu dikuatkan dengan laporan dari Program Lingkungan PBB pada 2015 yang menemukan bahwa adopsi secara luas bahan itu tidak akan mengurangi secara signifikan volume sampah plastik di laut atau risikonya untuk lingkungan laut."

Bioplastik yang dibuat dari bahan seperti jagung dan tebu, Fajri memaparkan, biasanya digunakan sebagai pembungkus makanan dan botol plastik, serta merupakan sumber bioplastik termurah sehingga sering ditemukan di pasaran. Namun, proses penguraiannya dalam waktu singkat membutuhkan tingkat kelembapan dan panas tertentu.

Temperatur tinggi yang dilakukan dalam industri kompos, misalnya, sulit dilakukan dalam skala rumah tangga. Tidak hanya itu, secara tidak langsung penggunaan bioplastik secara masif akan menimbulkan ancaman risiko terhadap berkurangnya lahan.

Baca juga:
KKP Kembangkan Bioplastik: Tak Jadi Limbah Malah Menambah Gizi

"Secara jangka panjang untuk memproduksi bio-based ini mememang komoditas pangan dan kita tahu memang ketika diplot sebagai subtitusi yang diproduksi secara massal pengganti kantong plastik akan menjadikan masalah baru bagi ketersediaan lahan," kata juru kampanye Urban Greenpeace Indonesia, M. Atha Rasyadi.

Advertising
Advertising

Atha menekankan jika bioplastik dilihat sebagai solusi utama menggantikan plastik yang dibuat dari minyak bumi, "Bisa jadi ke depannya muncul masalah kebakaran hutan dan permasalahan lahan lainnya untuk menghasilkan tanaman bahan dasar plastik itu."

Berita terkait

Temuan PBB tentang Kuburan Massal Gaza: Ada yang Disiksa, Ada yang Dikubur Hidup-hidup

58 menit lalu

Temuan PBB tentang Kuburan Massal Gaza: Ada yang Disiksa, Ada yang Dikubur Hidup-hidup

Para ahli PBB mendesak penjajah Zionis Israel untuk mengakhiri agresinya terhadap Gaza, dan menuntut ekspor senjata ke Israel "segera" dihentikan.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Filipina Tolak Padi Beras Emas Kembali Dikurung di Laboratorium

11 jam lalu

Pemerintah Filipina Tolak Padi Beras Emas Kembali Dikurung di Laboratorium

Pengadilan baru saja mencabut izin penanaman komersial padi Beras Emas atau Golden Rice hasil rekayasa genetika di Filipina.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Perjalanan Bisnis Sepatu Bata hingga Tutup Pabrik, Kawasan IKN Kebanjiran

1 hari lalu

Terpopuler: Perjalanan Bisnis Sepatu Bata hingga Tutup Pabrik, Kawasan IKN Kebanjiran

Terpopuler: Perjalanan bisnis sepatu Bata yang sempat berjaya hingga akhirnya tutup, kawasan IKN kebanjiran.

Baca Selengkapnya

Massa Aksi Desak Bank Setop Beri Pendanaan Buat Energi Kotor Seperti Batu Bara, Mengapa?

1 hari lalu

Massa Aksi Desak Bank Setop Beri Pendanaan Buat Energi Kotor Seperti Batu Bara, Mengapa?

Energi kotor biasanya dihasilkan dari pengeboran, penambangan, dan pembakaran bahan bakar fosil seeperti batu bara.

Baca Selengkapnya

Pengakuan Palestina sebagai Negara Berdaulat akan Jadi Pukulan Telak bagi Israel

2 hari lalu

Pengakuan Palestina sebagai Negara Berdaulat akan Jadi Pukulan Telak bagi Israel

Menteri Luar Negeri Turkiye sangat yakin pengakuan banyak negara terhadap Palestina sebagai sebuah negara akan menjadi pukulan telak bagi Israel

Baca Selengkapnya

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

2 hari lalu

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

Delegasi PBB mengevakuasi sejumlah pasien dan korban luka dari Rumah Sakit Kamal Adwan di Jalur Gaza utara

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

3 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Helldy: Aspal Plastik di Cilegon Bisa Jadi Percontohan

3 hari lalu

Helldy: Aspal Plastik di Cilegon Bisa Jadi Percontohan

Aliansi Kabupaten/Kota Peduli Sanitasi akan berkunjung ke Kota Cilegon. Penggunaan aspal plastik dapat menjadi contoh implementasi pengolahan sampah.

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

3 hari lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

3 hari lalu

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

Dubes Palestina untuk Austria menilai upaya membahas Gaza pada forum PBB tidak akan berdampak pada kebijakan AS dan Eropa yang mendanai genosida.

Baca Selengkapnya