'Main-main' Berbahaya Pilot Pesawat Tempur Rusia atas Amerika
Reporter
Tempo.co
Editor
Zacharias Wuragil
Jumat, 4 September 2020 13:42 WIB
JAKARTA - Amerika Serikat mengecam manuver berbahaya pesawat tempur Rusia terhadap pesawat pengebom B-52 miliknya. Peristiwa itu terjadi di atas Laut Kaspia saat dua bomber Amerika itu terlibat dalam aksi Allied Sky, misi penerbangan yang didesain untuk menunjukkan solidaritas antara AS dengan 29 negara lain anggota NATO, 28 Agustus 2020.
Sebanyak enam bomber B-52H Stratofortress terlibat dalam aksi solidaritas itu. Empat pesawat terbang dari pangkalannya di Inggris melintasi langit 28 negara di Eropa, anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara tersebut. Dua lainnya lepas landas dari Amerika Serikat dan terbang di atas Amerika dan Kanada.
Saat itulah, dua yang sedang melintas di atas Laut Hitam dihampiri dan dicegat dua jet tempur Su-27 Flanker. Menurut pernyataan dari Angkatan Udara AS, pilot Su-27 berulang kali bermanuver tanpa koordinasi dengan melintas sangat dekat di depan hidung B-52, dengan jarak kurang dari 100 kaki atau 30 meter.
Manuver itu terekam jelas dalam video dari kokpit B-52H. Pejabat AS menilai cara terbang pilot Sukhoi SU-27 milik Rusia tersebut tidak profesional. "Pesawat Rusia telah melanggar standar penerbangan di ruang udara internasional dan mempertaruhkan keselamatan semua pesawat yang terlibat dalam insiden itu," bunyi pernyataan Angkatan Udara AS.
Sukhoi Su-27 Flanker adalah sebuah jet tempur asal era perang dingin dengan spesifikasi kira-kira sebanding F-15 Eagle Amerika. Dalam video, kedua jet tempur Sukhoi yang 'berulah' tersebut juga tampak membawa rudal R-73L (daya jangkau pendek) dan R-27E (jangkauan menengah).
Sejak itu pula, penerbangan pesawat pengebom B-52 di atas Eropa dikawal sejumlah jet tempur. Sebut saja Royal Air Force Typhoon di Inggris, F-35 di Norwegia, dan F-16 saat berada di langit Denmark.
<!--more-->
Kontak jarak dekat antara pesawat tempur Amerika dan Rusia bukan kali pertama itu terjadi. Pada April lalu, misalnya, jet tempur Sukhoi Su-35 milik Rusia melakukan manuver mengancam pesawat anti kapal selam milik Angkatan Laut AS, P-8A, yang sedang terbang di ruang udara internasional di atas Laut Mediterania.
Amerika saat itu berulang kali menyatakan berada di langit internasional dan tidak melakukan provokasi. Insiden yang melibatkan manuver terbang terbalik Su-35 berjarak 25 kaki itu menyebabkan pesawat P-8A beserta para awaknya sempat mengalami guncangan (turbulensi) cukup lama.
Dampak yang mirip, meski singkat, tampak dalam video insiden dengan bomber B-52 di atas Laut Kaspia.
Pada 2018, terbang sergap serupa juga pernah terjadi. Kali itu melibatkan Su-27 Rusia terhadap pesawat intai laut P-3 Orion di atas Laut Hitam. Itu bisa jadi merupakan kontak udara dengan jarak paling dekat, yakni 5 kaki saja dan 'sukses' memaksa Orion kembali ke pangkalan setelah mengalami turbulensi hebat akibat sapuan flanker.
Sedang pada 2016, Su-27 beraksi atas P-8A Poseidon di atas Laut Hitam. Sama seperti saat insiden lainnya, Amerika berdalih berada di ruang udara internasional. Rusia menjawab kalau pesawat-pesawat itu semestinya mematikan transponder-nya saat mendekati perbatasan wilayah udaranya.
Baca juga:
Ekranoplan Lun Class, Monster Laut Soviet yang 'Tersandera' di Laut Kaspia
Jauh sebelumnya, pada 2001, pesawat tempur Cina juga melakukannya terhadap pesawat pemantau milik Angkatan Laut AS, EP-3 Aries--generasi sebelum P-8A Poseidon. Menyerempet hidung, manuver yang dilakukan berujung nahas untuk jet tempur itu yang jatuh terempas ke Bumi. Sedang Ep-3 yang rusak mendarat di Pulau Hainan, Cina.
MUHAMMAD AMINULLAH | ZW | POPULAR MECHANICS | BUSINESS INSIDER | NBC NEWS