5 Gempa 'Lemah' Merusak, BMKG: Waspada Sesar Aktif di Daratan Jawa

Sabtu, 5 September 2020 11:58 WIB

Relawan PMI Kota Sukabumi saat meninjau lokasi rumah ambruk di Kampung Caringinngumbang, Kelurahan Benteng, Kecamatan Warudoyong, Jumat 4 September 2020. Pada Kamis-Jumat wilayah Sukabumi digoyang gempa darat dangkal sebanyak dua kali. ANTARA/Aditya Rohman

TEMPO.CO, Bandung - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat mewaspadai aktivitas sesar di daratan Pulau Jawa. Belakangan ini, dalam dua hari terjadi empat kali gempa di Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Barat dari sumber dangkal yang berpusat di daratan.

“Untuk menimbulkan terjadinya kerusakan bangunan rumah, gempa akibat sesar aktif dangkal tidak harus berkekuatan besar,” kata Daryono, Kepala Bidang Mitigasi dan Tsunami BMKG lewat keterangan tertulis Jumat 4 September 2020.

Pada kurun lima tahun atau sejak 2015, BMKG mencatat setidaknya ada lima kali gempa berkekuatan kurang dari 5 Magnitudo yang merusak di Pulau Jawa. Kerusakan bahkan sampai dialami ratusan bangunan. Penyebabnya, aktivitas sesar yang berkedalaman dangkal tersebut.

Gempa Madiun pada 25 Juni 2015, misalnya, sudah cukup menghasilkan daya merusak meski kekuatannya 'hanya' 4,2 M. Selanjutnya ada Gempa Pangalengan (M=4,2) pada 6 November 2016, Gempa Garut (M=3,7) pada 18 Juli 2017, Gempa Banjarnegara (M=4,4) pada 18 April 2018, serta Gempa Lebak (M=4,4) pada 7 Juli 2018.

Belakangan pada 3-4 September 2020 muncul gempa-gempa darat yang dangkal yang serupa itu. Rentetan gempa itu terjadi di Dieng (M=2,2) pada 3 September oleh sesar lokal dan Gempa Bantul (M=3,1) dari zona Sesar Opak.

Advertising
Advertising

Gempa Sukabumi dua hari berkekuatan 2,7 dan 3,3 Magnitudo dari sesar aktif zona Cipamingkis pada Kamis dan Jumat. “Gempa akibat aktivitas sesar aktif, meskipun magnitudonya tidak terlalu besar maka patut diwaspadai,” ujar Daryono.

Keberadaan sesar aktif yang jalurnya dekat kawasan permukiman disebutnya sangat berisiko menimbulkan kerusakan, bahkan korban jiwa. Bangunan yang kualitasnya kurang baik dapat melukai juga membunuh orang ketika terjadi gempa.

Baca juga:
Konstruksi Jalan Berjaringan 5G untuk Mobil Tanpa Sopir di Cina

“Kami akan terus mengimbau agar masyarakat serius dalam mewujudkan bangunan rumah tahan gempa serta memahami apa yang harus dilakukan sesaat setelah terjadi gempa bumi,” katanya.

Berita terkait

Prakiraan Cuaca Sepekan Jawa Barat, BMKG: Potensi Hujan Sedang Hingga Lebat Hanya 4 Hari

6 jam lalu

Prakiraan Cuaca Sepekan Jawa Barat, BMKG: Potensi Hujan Sedang Hingga Lebat Hanya 4 Hari

Ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan awan atau terjadinya hujan di sebagian wilayah Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

BMKG Peringatkan Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan Indonesia

7 jam lalu

BMKG Peringatkan Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan Indonesia

Masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada

Baca Selengkapnya

Gempa Terkini Kembali Getarkan Bawean, Kenapa Masih Terus Terjadi?

13 jam lalu

Gempa Terkini Kembali Getarkan Bawean, Kenapa Masih Terus Terjadi?

BMKG mencatat gempa terkini yang guncangannya bisa dirasakan terjadi di Bawean, Gresik, Jawa Timur, pada Minggu pagi ini, 5 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Cuaca Jabodetabek Hari Ini, Kelembapan Udara Bisa Sampai 100 Persen

15 jam lalu

Cuaca Jabodetabek Hari Ini, Kelembapan Udara Bisa Sampai 100 Persen

Prediksi cuaca Jakarta hari ini, Minggu 5 Mei 2024, diawali dengan cerah berawan merata di seluruh wilayahnya pada pagi ini.

Baca Selengkapnya

TPA Piyungan Yogya Ditutup Permanen, Ini Jurus Bantul Cegah Aksi Buang Sampah Sembarangan

1 hari lalu

TPA Piyungan Yogya Ditutup Permanen, Ini Jurus Bantul Cegah Aksi Buang Sampah Sembarangan

Penutupan TPA Piyungan di Bantul ternyata membuka masalah baru, banyak warga membuang sampah sembarangan.

Baca Selengkapnya

Bima NTB Diguncang Gempa Magnitudo 4,9, Dampak Pergerakan Lempeng Indo-Australia

1 hari lalu

Bima NTB Diguncang Gempa Magnitudo 4,9, Dampak Pergerakan Lempeng Indo-Australia

Gempa M4,9 di area Bima, NTB, dipicu aktivitas lempeng Indo-Australia. Tidak ada gempa susulan dan tidak berpotensi tsunami.

Baca Selengkapnya

Jurus Ampuh Mengatasi Gerah Akibat Hawa Panas

1 hari lalu

Jurus Ampuh Mengatasi Gerah Akibat Hawa Panas

Saat tubuh terpapar suhu ataupun hawa panas, respons alami tubuh adalah dengan memproduksi keringat untuk mendinginkan diri.

Baca Selengkapnya

Suhu Panas di Indonesia, Bukan Heatwave hingga Siklus Biasa

1 hari lalu

Suhu Panas di Indonesia, Bukan Heatwave hingga Siklus Biasa

Fenomena heatwave di sebagian wilayah Asia selama sepekan belakangan tidak terkait dengan kondisi suhu panas di Indonesia

Baca Selengkapnya

Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

1 hari lalu

Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

BMKG mencatat 106 kali gempa di Jawa Barat pada April 2024. Dari 6 guncangan yang terasa, gempa Garut M6,2 jadi yang paling besar.

Baca Selengkapnya

Masuk Awal Kemarau, Suhu Panas di Indonesia Masih Siklus Normal

1 hari lalu

Masuk Awal Kemarau, Suhu Panas di Indonesia Masih Siklus Normal

BMKG memastikan suhu panas di Indonesia masih bagian dari kondisi tahunan, seperti kemarau, bukan akibat heatwave.

Baca Selengkapnya