Kasus Relawan Sakit di Uji Vaksin Covid-19 AstraZeneca, Ini Kata WHO

Jumat, 11 September 2020 09:34 WIB

Sebuah jarum suntik berisikan vaksin Covid-19 AstraZeneca yang akan diuji coba pada manusia di Wits RHI Shandukani Research Centre, Johannesburg, Afrika Selatan, 27 Agustus 2020. Vaksin AstraZeneca dikembangkan oleh para peneliti Universitas Oxford. REUTERS/Siphiwe Sibeko

TEMPO.CO, Jakarta - Ilmuwan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Soumya Swaminathan menerangkan, penghentian sementara uji klinis vaksin Covid-19 oleh AstraZeneca tidak boleh membuat para peneliti patah semangat. Menurutnya, ini menjadi seruan untuk menyadari bahwa ada pasang surut dalam pengembangan klinis proses pembuatan vaksin.

"Ini adalah seruan bahwa kita harus siap. Kita tidak perlu putus asa. Hal ini biasa terjadi," ujar Swaminathan, seperti dikutip Reuters, Kamis 10 September 2020.

Mike Ryan, Kepala Kedaruratan WHO, menyampaikan senada dengan Soumya. Dia mengatakan bahwa pengembangan vaksin adalah perlombaan melawan virus dan perlombaan untuk menyelamatkan nyawa. "Ini bukan perlombaan antar perusahaan, dan bukan perlombaan antar negara," kata Ryan.

Saat ini, keduanya menambahkan, pemerintahan di dunia sangat membutuhkan kehadiran vaksin untuk membantu mengakhiri pandemi Covid-19, yang telah menyebabkan lebih dari 900 ribu kematian dan kekacauan ekonomi global. Adapun vaksin yang sedang dikembangkan AstraZeneca bersama University of Oxford telah ditandai WHO di antara yang paling menjanjikan.

AstraZeneca mengumumkan penangguhan uji coba tahap akhir tersebut untuk penyelidikan terhadap satu relawannya yang sakit dengan gejala neurologis. "Dalam uji coba besar, penyakit akan terjadi secara kebetulan, tapi harus ditinjau secara independen untuk memeriksanya dengan cermat," ujar CEO AstraZeneca Pascal Soriot seperti dikutip Financial Times, Rabu 9 September 2020.

Dia menegaskan, penyetopan sementara itu membuat AstraZeneca dan University of Oxford telah berada di jalur yang tepat untuk menjadi salah satu yang pertama dalam memberikan hasil dari uji coba vaksin. Informasi yang kemudian berembus, uji coba sudah akan dilanjutkan kembali pekan depan, dengan mempercepat peninjauan terhadap dugaan reaksi yang serius dari seorang peserta.

Baru sehari sebelumnya, AstraZeneca terlibat di antara sembilan pengembang vaksin Covid-19 di Amerika dan Eropa berjanji menegakkan standar ilmiah imunisasi eksperimental dalam perlombaan mengatasi pandemi. Perusahaan tersebut mengeluarkan apa yang disebut 'janji bersejarah' setelah muncul kekhawatiran bahwa standar keselamatan dan kemanjuran tergelincir karena prosesnya yang terburu-buru.

Baca juga:
Tim Riset Unpad Akui Satu Peserta Uji Vaksin Cina Positif Covid-19

Kesembilan perusahaan itu mengatakan akan mengikuti panduan yang ditetapkan otoritas kesehatan seperti FDA di Amerika Serikat. Di antara rintangan lain, persetujuan harus didasarkan pada uji klinis yang besar dan beragam dengan kelompok pembanding yang tidak menerima vaksin Covid-19.

REUTERS | FINANCIAL TIMES

Advertising
Advertising

Berita terkait

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

10 jam lalu

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin buka suara soal efek samping langka dari vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

12 jam lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

19 jam lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

21 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

22 jam lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

1 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

1 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: AstraZeneca Ada Efek Samping dan Unjuk Rasa Pro-Palestina

1 hari lalu

Top 3 Dunia: AstraZeneca Ada Efek Samping dan Unjuk Rasa Pro-Palestina

Top 3 dunia, AstraZeneca, untuk pertama kalinya, mengakui dalam dokumen pengadilan bahwa vaksin Covid-19 buatannya dapat menyebabkan efek samping

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

2 hari lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

4 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya