Rekayasa Genetika: Dulu Domba Dolly, Kini Kambing Pejantan Tangguh

Reporter

Tempo.co

Kamis, 17 September 2020 12:00 WIB

11_indonesiana-dombadolly

JAKARTA - Para ilmuwan dari Washington University dan Roslin Institute Edinburgh University mengumumkan keberhasilannya menciptakan hewan pejantan hasil rekayasa genetika. Mereka menciptakan kambing, babi, sapi, dan tikus jantan yang sejak embrio telah dilumpuhkan gen kesuburannya sehingga bisa tumbuh lebih sehat hingga dewasa.

Saat dewasa itulah, sel induk (stem cell) rencananya akan dicangkokkan ke testis hewan-hewan itu yang memungkinkan mereka menghasilkan sperma unggulan. Dikombinasi dengan fisik dan kesehatan yang ideal sebagai pejantan yang 'tangguh', gen sperma dari hewan sesama jenis yang terpilih itu diharapkan menyumbang produksi anakan ternak yang 'elite'.

Menurut para penelitinya, keturunan dari hewan ternak yang sudah mengalami pengeditan gen tersebut akan memiliki tubuh yang lebih besar, daging lebih banyak serta sehat, sehingga bisa memenuhi permintaan pangan dunia yang terus meningkat dengan menekan kebutuhan pakan dan antibiotiknya. Selain itu, terobosan tersebut juga bisa menyelamatkan spesies tertentu dari kepunahan.

Sunting gen pada hewan bukan kali ini saja terjadi sekalipun menjadi kontroversi besar di dunia. Roslin Institute sendiri sebelumnya pernah memperkenalkan Dolly, domba betina hasil kloning pada Juli 1996 silam. Sebagai mamalia pertama yang lahir dari proses kloning, kelahiran Dolly membuat heboh masyarakat dunia.

Pada masa awal pertumbuhannya, Dolly menunjukkan kesehatan fisik yang baik. Dua tahun setelah kelahirannya, Dolly bahkan menjadi induk setelah melahirkan domba betina yang diberi nama Bonnie. Berselang setahun, pada 1999, Dolly kembali melahirkan tiga ekor domba sekaligus.

Advertising
Advertising

Jon Oatley, kepala WSU's Center for Reproductive Biology, memberi makan kambing surrogate di kampus Washington State University, 7 Agustus 2020. Bob Hubner/Washington State University via Reuters

Pada Januari 2002, kesehatan fisik Dolly terus menurun. Dolly belakangan didiagnosa mengidap penyakit semacam arthritis. Akibat penyakit itu juga Dolly terpaksa disuntik mati pada usianya yang meinjak enam tahun itu.

Ketua tim ilmuwan kloning Dolly, Profesor Ian Wilmut, mengatakan arthritis yang diderita Dolly menunjukkan bahwa kloning yang dilakukannya belum efisien dan harus dikembangkan lagi. Seperti diketahui, Dolly dikloning dari sel dewasa menggunakan proses transfer inti sel somatik (SCNT).

Baca juga:
Ini Sebab Antibodi Tak Berkutik Lawan Virus Corona

Proses itu melibatkan pengambilan sel telur domba, membuang DNA-nya dan menggantinya dengan DNA dari sel beku dari seekor domba yang sudah mati. Telur tersebut kemudian disetrum dengan tanaga listik agar tumbuh seperti embrio yang telah dibuahi.

Kelahiran Dolly memicu ketakutan di kalangan masyarakat dunia akan perkembangan kloning manusia. Adapun jasad domba Dolly kini menjadi bahan diskusi di Museum Skotlandia di Edinburgh.

MUHAMMAD AMINULLAH | ZW | BERBAGAI SUMBER

Berita terkait

Pemerintah Filipina Tolak Padi Beras Emas Kembali Dikurung di Laboratorium

19 jam lalu

Pemerintah Filipina Tolak Padi Beras Emas Kembali Dikurung di Laboratorium

Pengadilan baru saja mencabut izin penanaman komersial padi Beras Emas atau Golden Rice hasil rekayasa genetika di Filipina.

Baca Selengkapnya

Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

15 hari lalu

Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

Dokter menjelaskan metode penyembuhan kanker darah dengan melakukan transplantasi sel punca atau stem cell. Simak penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Pasangan Lansia di Selandia Baru Tewas Diseruduk Domba

18 hari lalu

Pasangan Lansia di Selandia Baru Tewas Diseruduk Domba

Pasangan suami istri lanjut usia di Selandia Baru tewas setelah diseruduk domba jantan di sebuah peternakan. Oleh polisi, domba itu ditembak mati.

Baca Selengkapnya

Bikin Turis Indonesia Dikecam, Ini yang Perlu Diketahui dari Pohon Sakura di Jepang

18 hari lalu

Bikin Turis Indonesia Dikecam, Ini yang Perlu Diketahui dari Pohon Sakura di Jepang

Perilaku sekelompok turis asal Indonesia di Jepang mengundang kecaman luas gara-gara perilakunya terhadap bunga sakura yang sedang bermekaran.

Baca Selengkapnya

Babe Cabita Belum Sempat Transplantasi Stem Cell, Begini Perjuangannya Lawan Anemia Aplastik

26 hari lalu

Babe Cabita Belum Sempat Transplantasi Stem Cell, Begini Perjuangannya Lawan Anemia Aplastik

Mendiang Babe Cabita sebenarnya berencana untuk melakukan transplantasi stem cell untuk sembuh dari Anemia Aplastik, namun kondisinya menurun.

Baca Selengkapnya

Guru Besar IPB Bicara Domba, dari Evolusi dan Ras hingga Kondom dan Kloning

28 hari lalu

Guru Besar IPB Bicara Domba, dari Evolusi dan Ras hingga Kondom dan Kloning

Domba disebut pakar ekologi dari IPB ini sangat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan sekaligus salah satu hewan ternak yang unik.

Baca Selengkapnya

Jokowi Batal Hadiri Acara Silaturahmi dengan Pimpinan Nasional KAHMI, Mengapa?

36 hari lalu

Jokowi Batal Hadiri Acara Silaturahmi dengan Pimpinan Nasional KAHMI, Mengapa?

Kehadiran Jokowi di acara itu sebelumnya dikonfirmasi oleh Ketua Nasional KAHMI Ahmad Doli Kurnia.

Baca Selengkapnya

Xenotransplantasi Lagi, Ginjal Babi Dicangkokkan ke Pasien yang Masih Hidup di Amerika

41 hari lalu

Xenotransplantasi Lagi, Ginjal Babi Dicangkokkan ke Pasien yang Masih Hidup di Amerika

Prosedur cangkok ginjal babi ke pasien telah sebelumnya dilakukan, namun seluruhnya melibatkan orang-orang yang telah divonis mati batang otak.

Baca Selengkapnya

Apa Saja Gejala Antraks yang Diduga Serang Belasan Warga Sleman?

54 hari lalu

Apa Saja Gejala Antraks yang Diduga Serang Belasan Warga Sleman?

Belasan warga menunjukkan gejala antraks setelah mengkonsumsi daging sapi. Daging sapi tersebut diduga terkontaminasi antraks.

Baca Selengkapnya

Dua Warga Gunungkidul Terserang Antraks, Ini Kata Pakar UGM

55 hari lalu

Dua Warga Gunungkidul Terserang Antraks, Ini Kata Pakar UGM

Dua orang warga Gunungkidul dirawat diduga karena terpapar antraks sementara 15 lainnya menjadi suspek.

Baca Selengkapnya