Gajah Bostwana Mati Massal Karena Racun Bakteri dari Sumber Air

Reporter

Antara

Selasa, 22 September 2020 06:36 WIB

Foto kawanan gajah Afrika di sebuah kolam air di Konservasi Tuli Game di Bostwana ini memenangkan lomba foto Wildlife Photographer of the Year kategori Wildlife Photographer of the Year. Huffingtonpost.com/Greg du Toit

TEMPO.CO, Gaborone - Tes laboratorium terhadap kematian misterius ratusan gajah yang terjadi hampir bersamaan di Botswana menunjukkan adanya racun dari cyanobacteria yang mencemari sumber air minum. Hasil itu diumumkan Wakil Direktur Departemen Satwa dan Taman Nasional, Cyril Taolo, Senin 21 September 2020.

Taolo mengatakan seluruhnya ada 330 ekor gajah yang ditemukan mati di habitatnya di Taman Nasional Bostwana, atau meningkat dari 281 yang diungkap pada Juli lalu. Pada sistem saraf gajah-gajah itu didapati racun dari cyanobacteria. "Bakteri itu ditemukan dalam air (yang diminum gajah)," bunyi pengumuman itu.

Namun, salah satu dokter hewan di Departemen Taman Nasional Botswana, Mmadi Reuben, mengatakan masih banyak pertanyaan yang belum terjawab dari hasil tes laboratorium itu. Di antaranya mengapa hanya gajah yang mati dan mengapa hanya di daerah itu. "Kami masih mendalami dan menyelidiki sejumlah hipotesis,” katanya dalam konferensi pers yang sama.

Kematian massal itu pertama kali diungkap National Park Rescue, organisasi konservasi berbasis di Inggris, pada Juli lalu. Saat itu, mereka menilai otoritas di Botswana lamban menginvestigasi kematian misterius, di mana sebagian gajah tampak ambruk telungkup--dengan perut dan wajahnya menghadap tanah--dan tak pernah bisa bangkit lagi itu.

“Ada beberapa dugaan penyebabnya termasuk perburuan. Tapi berminggu-minggu tanpa aksi dari pemerintah Botswana berarti gajah-gajah terus berjatuhan dan mati tanpa jawaban,” kata Mark Hiley, pendiri National Park Rescue.

Advertising
Advertising

Botswana merupakan rumah bagi sepertiga jumlah gajah di benua Afrika. Kasus kematian gajah dalam jumlah besar ini diperkirakan akan berdampak pada populasi gajah abad ini. PHOTOGRAPHS OBTAINED BY REUTERS/Handout via REUTERS

Niall McCann, Direktur National Park Rescue mengatakan kalalu kematian massal seperti seperti yang terjadi di Botswana tak pernah terjadi sebelumnya. “Selain karena kekeringan, saya tidak tahu kejadian kematian lain dengan skala seperti ini,” kata dia kepada Guardian.

Adapun Botswana adalah rumah dari sekitar 130 ribu gajah, menjadikannya sebagai populasi terbesar satwa besar itu di Afrika. Meski begitu, menurut WWF for Nature, jumlah itu terus berkurang dan gajah-gajah itu kini diklasifikasikan sebagai rawan.

Sekitar 10 ribu ekor di antaranya menghuni padang rumput di Okavango Delta, yang mengalami banjir musiman. “Botswana pernah menjadi surga bagi gajah tapi kini telah beralih tragis bagi spesies paling diburu di muka planet ini,” kata Hiley.

Baca juga:
Covid-19, Gejala MIS-C pada Anak Baru Terdeteksi Satu Kasus di Indonesia

Sementara itu, di Zimbabwe, lebih dari 20 bangkai gajah ditemukan dekat area berburu terbesar di negara tersebut. Otoritas setempat menduga gajah mati karena penyakit yang disebabkan oleh bakteri.

Sumber: Reuters

Berita terkait

5 Destinasi Wisata Guinea di Barat Afrika

1 hari lalu

5 Destinasi Wisata Guinea di Barat Afrika

Mungkin masih sedikit yang mengenal Guinea di bagian barat Afrika, dengan kota terbesarnya adalah Conakry. Ini 5 destinasi wisata unggulannya.

Baca Selengkapnya

Mengenal Guinea, Lawan Timnas Indonesia U-23 di Playoff Olimpiade Paris 2024

5 hari lalu

Mengenal Guinea, Lawan Timnas Indonesia U-23 di Playoff Olimpiade Paris 2024

Timnas Indonesia U-23 harus menang melawan Timnas Guinea U-23 jika ingin lolos Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

9 hari lalu

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

Penyakit Minamata ditemukan di Jepang pertama kali yang mengancam kesehatan tubuh akibat merkuri. Lantas, bagaimana merkuri dapat masuk ke dalam tubuh?

Baca Selengkapnya

10 Negara Termiskin di Dunia Berdasarkan PDB per Kapita

14 hari lalu

10 Negara Termiskin di Dunia Berdasarkan PDB per Kapita

Berikut ini daftar negara termiskin di dunia pada 2024 berdasarkan PDB per kapita, semuanya berada di benua Afrika.

Baca Selengkapnya

Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

15 hari lalu

Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

Reza dikukuhkan sebagai profesor riset berkat penelitian yang dilakukannya pada aspek urgensi pengelolaan plastik.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik 69 Tahun Konferensi Asia Afrika dan Dampaknya bagi Dunia

22 hari lalu

Kilas Balik 69 Tahun Konferensi Asia Afrika dan Dampaknya bagi Dunia

Hari ini, 69 tahun silam atau tepatnya 18 April 1955, Indonesia menjadi tuan rumah Konferensi Asia Afrika di Bandung, Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Pakar Ingatkan Bahaya Main Ponsel di Toilet

26 hari lalu

Pakar Ingatkan Bahaya Main Ponsel di Toilet

Penelitian menyebut kebiasaan main ponsel di toilet tentu saja tidak baik karena membuat tubuh lebih mudah terpapar bakteri dan kuman berbahaya.

Baca Selengkapnya

Industri Mobil Listrik Ancam Sepertiga Populasi Kera Besar di Hutan-hutan Afrika

33 hari lalu

Industri Mobil Listrik Ancam Sepertiga Populasi Kera Besar di Hutan-hutan Afrika

Penelitian mengungkap dampak dari tambang mineral di Afrika untuk memenuhi ledakan teknologi hijau di dunia terhadap bangsa kera besar.

Baca Selengkapnya

Awas, Ini Tempat yang Diklaim Paling Berkuman di Kantor

39 hari lalu

Awas, Ini Tempat yang Diklaim Paling Berkuman di Kantor

Beberapa titik bisa menjadi tempat berkumpulnya kuman dan bakteri di kantor sehingga Anda harus selalu menjaga kebersihan diri setelah menyentuhnya.

Baca Selengkapnya

Ribuan Anak Afrika Terserang Sindrom Mengangguk, Gangguan Saraf yang Masih Misterius

42 hari lalu

Ribuan Anak Afrika Terserang Sindrom Mengangguk, Gangguan Saraf yang Masih Misterius

Sindrom mengangguk menyerang ribuan anak di Afrika. Gangguan saraf ini masih misterius dan belum diketahui pasti penyebabnya.

Baca Selengkapnya