Merayakan Hari Badak Sedunia Tanpa Anakan, Ironi Badak Sumatera Saat Ini

Reporter

Tempo.co

Kamis, 24 September 2020 16:00 WIB

Petugas memeriksa kondisi badak Sumatera bercula dua (Dicerorhinus sumatrensis) bernama `Harapan` di ruang karantina di hutan kawasan Suaka Rhino Sumatera (SRS) Taman Nasional Way Kambas (TNWK), Lampung, 3 Desember 2015. ANTARA FOTO

TEMPO.CO, Jakarta - Populasi Badak Sumatera di Indonesia yang tersisa di habitatnya tercatat tak sampai 100 individu. Mereka tersebar, di antaranya, sekitar 30 ekor di Taman Nasional Gunung Leuser, 40 di Taman Nasional Way Kambas, 15 di Taman Nasional Bukit Barisan, dan dua di Kalimantan Tengah.

Angka populasi itu telah memposisikan upaya pelestarian badak cukup rumit. Namun hal tersebut dianggap tidak terlepas dari status badak sebagai spesies ikonik yang memiliki karakter khusus dan membutuhkan penanganan khusus dalam upaya pelestariannya.

Baca juga:
Target Indonesia 2020: Roket Sonda 3 Tingkat

“Hal ini menjadi tantangan tersendiri. Diperlukan upaya tingkat global dan tingkat tapak untuk menjaga populasi badak,” ujar Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam Ekosistem, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Wiratno, dalam webinar Selamatkan Populasi Terakhir Badak Sumatera, pada Selasa, 22 September 2020--bertepatan dengan Hari Badak Sedunia.

Menurutnya, upaya pelestarian Badak Sumatera sampai sekarang masih menemui hambatan selain masalah jerat pemburu, hilangnya habitat, dan infrastruktur yang malah mengancam habitat badak. "Kecilnya populasi badak di kantung-kantung sub populasi tertentu turut mengancam populasi badak," katanya.

Advertising
Advertising

Kecilnya populasi badak itu terjadi, misalnya, di Taman Nasional Gunung Leuser. Dari empat kantung sub populasi yang ada di sana, tiga diantaranya merupakan kantung kecil yang tidak menunjukkan tanda-tanda perkembangbiakan. Ketiganya adalah Kappi, Samarkilang, dan Betung.

Dengan tidak adanya tanda berkembang biak, populasi badak di ketiga kantung tersebut terancam punah dengan sendirinya. “Sebanyak 35 persen wilayah timur Leuser dihuni oleh badak, tapi tidak ada anakan. Bisa jadi tidak ada pejantan atau betina,” ujar Ketua Dewan Pembina Forum Konservasi Leuser, Rudi Putra, dalam webinar.

Menurut Rudi, hanya ada satu cara untuk menyelamatkan badak-badak yang terisolir tersebut, yakni evakuasi. Badak di taman nasional itu dipindahkan ke pusat pembiakan sehingga bisa melakukan reproduksi.

Salah satu lokasi pembukaan lahan baru terlihat di dalam kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) di Kecamatan Putri Beutong, Gayo Lues, Aceh, Kamis, 29 November 2018. Diperkirakan ada sekitar 89 spesies langka dan dilindungi berada di Taman Nasional Gunung Leuser, di antaranya: Orangutan dan Badak Sumatera. ANTARA/Syifa Yulinnas

Direktur Yayasan Badak Indonesia, Widodo Ramono, juga mengatakan badak yang hidup sendiri dan berpencar rentan terhadap kepunahan. Widodo mendesak badak-badak dengan populasi kurang dari 15 ekor segera diselamatkan.

“Badak yang terisolir lama di hutan berpotensi mengalami masalah reproduksi, khususnya badak betina, karena itu harus segera diselamatkan,” ujarnya.

Wiratno menerangkan, pemerintah sebenarnya telah menyusun Rencana Aksi Darurat Badak Sumatera 2018-2021 yang menyangkut lima kawasan, yaitu Leuser Timur, Leuser Barat, Bukit Barisan Selatan, Way Kambas, dan Kalimantan Timur. Setiap kawasan memiliki rencananya masing-masing sesuai dengan situasi yang dihadapinya, termasuk relokasi badak-badak yang terisolir.

Baca juga:
Asteroid Seukuran Bus akan Memasuki Orbit Bumi Hari Ini

Dalam RAD tersebut, pemerintah juga melibatkan universitas lokal, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), dan lembaga donor. “Rencana aksi ini merupakan pekerjaan yang sangat besar. Kami dukung sepenuhnya termasuk pendanaan dan SDM sehingga rencana ini menjadi upaya bersama,” kata Wiratno menegaskan.

MUHAMMAD AMINULLAH | ZW

Berita terkait

USAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus

5 hari lalu

USAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus

Program USAID ini untuk mempertemukan pimpinan universitas, mitra industri, dan pejabat pemerintah

Baca Selengkapnya

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

6 hari lalu

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

Polisi Prancis membubarkan unjuk rasa pro-Palestina di Paris ketika protes-protes serupa sedang marak di Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Pengadilan Ungkap Kronologi Pembunuhan Badak di Taman Nasional Ujung Kulon, Cula Dijual Rp 300 Juta

7 hari lalu

Pengadilan Ungkap Kronologi Pembunuhan Badak di Taman Nasional Ujung Kulon, Cula Dijual Rp 300 Juta

Badak ditembak di bokong lalu disembelih dan diambil culanya terekam camera trap di dalam Taman Nasional Ujung Kulon. Kamera juga dicuri.

Baca Selengkapnya

Mau Kuliah di Fakultas Hukum, Apa yang Sebaiknya Disiapkan?

7 hari lalu

Mau Kuliah di Fakultas Hukum, Apa yang Sebaiknya Disiapkan?

Berminat menjadi sarjana hukum, tentu saja harus kuliah di fakultas hukum. Berikut yang perlu disiapkan calon mahasiswa hukum.

Baca Selengkapnya

5 Kampus Kedokteran Terbaik di Indonesia Versi QS WUR by Subject 2024

15 hari lalu

5 Kampus Kedokteran Terbaik di Indonesia Versi QS WUR by Subject 2024

QS World University Rankings atau QS WUR by Subject 2024 kembali menghadirkan daftar kampus dengan jurusan kedokteran terbaik di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Inilah 4 Akar Masalah Papua Menurut LIPI

17 hari lalu

Inilah 4 Akar Masalah Papua Menurut LIPI

Ada empat akar masalah Papua, yakni sejarah dan status politik, diskriminiasi, kekerasan dan pelanggaran HAM berat, dan kegagalan pembangunan.

Baca Selengkapnya

10 Program Studi Paling Ketat SNBP 2024 dari Berbagai Universitas

21 hari lalu

10 Program Studi Paling Ketat SNBP 2024 dari Berbagai Universitas

Panitia Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) mengumumkan 10 program studi paling ketat dalam SNBP) 2024. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Unika Santo Thomas Sumatera Utara Nyatakan Sihol Situngkir Tersangka TPPO Tak Lagi Jabat Rektor Sejak 2022

33 hari lalu

Unika Santo Thomas Sumatera Utara Nyatakan Sihol Situngkir Tersangka TPPO Tak Lagi Jabat Rektor Sejak 2022

"Bapak Sihol Situngkir sudah tidak menjabat lagi sebagai rektor di Unika Santo Thomas," kata Maidin,

Baca Selengkapnya

Ribuan Mahasiswa jadi Korban TPPO Berkedok Magang Ferienjob Jerman, Pakar: Kampus Tak Hati-Hati

34 hari lalu

Ribuan Mahasiswa jadi Korban TPPO Berkedok Magang Ferienjob Jerman, Pakar: Kampus Tak Hati-Hati

Pakar pendidikan menilai ribuan mahasiswa bisa menjadi korban TPPO berkedok magang ferienjob karena kesalahan kampus

Baca Selengkapnya

Ini Daftar Perguruan Tinggi yang Diduga Terlibat TPPO Berkedok Magang lewat Ferienjob di Jerman

35 hari lalu

Ini Daftar Perguruan Tinggi yang Diduga Terlibat TPPO Berkedok Magang lewat Ferienjob di Jerman

Ada sekitar 41 perguruan tinggi di Indonesia yang tercatat mengirimkan sejumlah mahasiswanya dalam program magang mahasiswa ke Jerman pada 2023.

Baca Selengkapnya