Rakyat Voting Memilih Pesawat Tempur dan Cerita Netralitas Swiss

Reporter

Terjemahan

Jumat, 25 September 2020 16:56 WIB

Pesawat tempur Swiss, F/A 18, melepaskan flare saat melakukan demonstrasi penerbangan di atas Axalp di Bernese Oberland, Swiss, 10 Oktober 2018. REUTERS/Arnd Wiegmann

TEMPO.CO, Jakarta - Rakyat Swiss akan memberikan suaranya dalam sebuah voting nasional 27 September 2020. Mereka akan memilih jenis pesawat tempur baru pengganti armada 34 F/A-18C satu kursi dan F/A-18D yang ada saat ini yang sudah berusia lebih dari 20 tahun. Voting dilakukan di antara pilihan jenis Airbus Eurofighter, French Rafale, F/A-18F Super Hornet, dan F-35A Joint Strike Fighter.

Pemerintah Swiss menganggap armada yang ada sudah menua dan sudah harus diganti sepenuhnya pada 2030. Militer negara itu telah menganggarkan pembaruan jajaran pesawat tempurnya itu hingga senilai US$ 6,6 miliar.

Uniknya, voting tak direspons dengan antusias oleh sebagian rakyat Swiss. Ini seperti yang disampaikan seorang anggota parlemen dari Partai Sosial Demokrat, Priska Seiler Graf, yang menyatakan Swiss tak membutuhkan pesawat tempur.

"Memangnya siapa musuh kita? Siapa yang akan menyerang negara kecil dan netral ini--yang dikelilingi oleh (kekuatan) negara NATO? Ini benar-benar absurd," katanya.
Kalaupun ada serangan dari negara seperti Rusia, Seiler menunjuk Swiss dikelilingi negara bersahabat seperti Jerman, Prancis, Italia, dan Austria.

Seluruhnya adalah negara anggota NATO yang berbeda poros dengan Rusia, dan disebutnya, "Masing-masing memiliki armada jet tempur."

Advertising
Advertising

Swiss memang tidak pernah terlibat perang di manapun dengan siapa pun selama ratusan tahun. Termasuk saat Perang Dunia I dan II. Sedang pada era Perang Dingin, negara ini memilih tak berpihak. 'Perang' melawan Rusia dipilih lewat cara lain seperti saat memberi tempat perlindungan bagi 10 ribu pengungsi Hongaria dan melarang atlet Rusia ikut kompetisi ski di dalam negerinya.

Pesawat tempur F-18 milik Angkatan Udara Swiss bermanuver di langit Turki saat acara NATO Tiger Meet 2015 di Pangkalan Komando di Konya, 12 Mei 2015. Orhan Akkanat/Anadolu Agency/Getty Images

Perang baku tembak terakhir yang dilakoninya adalah 500 tahun lalu melawan Prancis, ketika teknologi pesawat tempur belum dikenal. Dalam pertempuran tersebut, Swiss mengalami kekalahan. Dua ratus tahun lalu, Swiss lalu menahbiskan diri sebagai negara netral dalam Perjanjian Paris, namun baru pada 1920 mendapat pengakuan dari Persatuan Bangsa-bangsa (PBB).

Sejak itu militer dibangun di Swiss lebih untuk melindungi netralitas tersebut. Ini didukung kondisi geografisnya yang berupa Pegunungan Alpen. Pegunungan itu plus kekuatan udara yang kecil namun kuat dianggap cukup sebagai benteng. Dalam perang dunia lalu, misalnya, Swiss adalah satu-satunya tetangga yang tak ditaklukkan Nazi Jerman pada masanya.

Anggota militer Swiss atau Patrouille Suisse membentuk formasi menggunakan pesawat tempur Northrop F-5E Tiger II saat melakukan demonstrasi penerbangan di atas Axalp di Bernese Oberland, Swiss, 10 Oktober 2018. REUTERS/Arnd Wiegmann

Tapi Seiler hanya mewakili sebagian rakyat Swiss. Sebagian lainnya terwakili oleh sikap anggota parlemen dari sayap kanan Partai Rakyat Swiss yang juga mantan pilot angkatan udara, Thomas Hurter. Dia mengatakan Swiss harus bisa melindungi wilayahnya tanpa bergantung pada negara lain.

”Jika tidak mengganti pesawat tempur tua, kita tidak akan memiliki angkatan udara, tidak ada perlindungan lagi, dan itu artinya kita tidak memenuhi konstitusi kita,” ujar Hurter.

MUHAMMAD AMINULLAH | ZW | POPULAR MECHANICS | REUTERS | TIME

Berita terkait

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

3 jam lalu

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

Keputusan penyelenggara Eurovision diambil meskipun ketegangan meningkat seputar partisipasi Israel

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

20 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

1 hari lalu

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

Gedung Putih menyarankan agar Rusia dijatuhi lagi sanksi karena diduga telah secara diam-diam mengirim minyak olahan ke Korea Utara

Baca Selengkapnya

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

2 hari lalu

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

Berikut ini deretan negara terdingin di dunia, mayoritas berada di bagian utara bumi, seperti Kanada dan Rusia.

Baca Selengkapnya

Perusahaan Malaysia dan Jermat Minat Investasi di IKN, OIKN Sebut 3 LoI, Rencana Kantor Kedubes Pindah hingga..

2 hari lalu

Perusahaan Malaysia dan Jermat Minat Investasi di IKN, OIKN Sebut 3 LoI, Rencana Kantor Kedubes Pindah hingga..

Deputi Otorita IKN Agung Wicaksono menyatakan beberapa perusahaan dari Malaysia dan Jerman telah menyatakan minatnya untuk berinvestasi di IKN.

Baca Selengkapnya

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

2 hari lalu

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

Alexandr Khinstein menilai politikus yang bertugas di lembaga pendidikan atau anak-anak tak boleh penyuka sesama jenis atau gay.

Baca Selengkapnya

Ujung Perang Dunia II Eropa: Eva Braun, Istri Adolf Hitler yang Tewas Sehari Setelah Pernikahan

2 hari lalu

Ujung Perang Dunia II Eropa: Eva Braun, Istri Adolf Hitler yang Tewas Sehari Setelah Pernikahan

Bernama lengkap Eva Anna Paula Braun, Braun adalah simpanan yang lalu menjadi istri Adolf Hitler, pemimpin Nazi Jerman di Perang Dunia II.

Baca Selengkapnya

Perang Dunia II: Kilas Balik Kematian Adolf Hitler 79 Tahun Silam

3 hari lalu

Perang Dunia II: Kilas Balik Kematian Adolf Hitler 79 Tahun Silam

Setelah kematian Adolf Hitler, Ibukota Jerman, Berlin, jatuh ke tangan Sekutu pada 7 Mei 1945. Itu menandai akhir dari Perang Dunia II di Eropa.

Baca Selengkapnya

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

3 hari lalu

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

Rusia melonggarkan aturan permohonan WNA menjadi warga Rusia dengan membolehkan pemohon perempuan menggunakan jilbab atau kerudung di foto paspor

Baca Selengkapnya

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

3 hari lalu

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

Badan ahli tersebut mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa penemuan rudal menunjukkan pelanggaran sanksi internasional oleh Korea Utara.

Baca Selengkapnya