Peneliti UGM Bisa Prediksi Gempa H-14, BMKG: Bagus

Reporter

Tempo.co

Minggu, 27 September 2020 20:40 WIB

Ilustrasi gempa bumi

TEMPO.CO, Jakarta - Tim peneliti Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta menyatakan mengembangkan sistem peringatan dini gempa hingga H-14. Mereka mengembangkannya dengan cara mendeteksi perbedaan konsentrasi gas radon dan level air tanah yang telah dikenal sebagai anomali alam sebelum terjadinya gempa.

Peringatan dini hingga dua minggu sebelumnya diklaim untuk peristiwa gempa besar dengan kekuatan di atas 6 dalam skala Magnitudo. Kalau gempanya lebih lemah, sistem algoritma yang dikembangkan disebutkan menangkap gejalanya 1-3 hari sebelumnya.

Terhadap klaim tersebut, Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, hanya memberi tanggapan singkat. Lewat akun pribadinya di media sosial Twitter, Minggu 29 September 2020, dia hanya menulis, "Bagus jika sudah bisa dan mohon diinfokan kepada kami dan masyarakat, apalagi jika akan ada gempa dengan kekuatan di atas 6,0 kita amati bersama."

Dari unggahannya, Daryono tak berharap untuk gempa yang berkekuatan 5,0 M atau lebih lemah daripada itu. "Karena itu sangat banyak setiap hari."

Seperti diketahui, BMKG selama ini selalu mencantumkan informasi kalau peristiwa gempa, lokasi dan kekuatannya belum bisa diprediksi secara akurat oleh teknologi. Keterangan ini selalu menyertai setiap kali BMKG menyampaikan data kejadian gempa dan meminta masyarakat tidak termakan isu-isu yang tidak bisa dipertanggungjawabkan.

Advertising
Advertising

Termasuk terhadap hasil riset terbaru mengenai gempa tsunamigenik dari selatan Jawa yang viralbelakangan ini. Dia menerangkan, kajian ilmiah hanya mampu menentukan potensi magnitudo maksimum gempa megathrust dan skenario terburuk.

Dalam ketidakpastian kapan terjadi gempa, ujar Daryono, yang perlu dilakukan adalah upaya mitigasi. “Dengan menyiapkan langkah-langkah konkret untuk meminimalkan risiko kerugian sosial ekonomi dan korban jiwa.”

Baca juga:
UGM Bangun Sistem Peringatan Dini Gempa, Bisa Deteksi H-3 dan H-14

Sementara itu, Ketua tim riset Laboratorium Sistem Sensor dan Telekontrol Departemen Teknik Nuklir dan Teknik Fisika UGM, Profesor Sunarno, sistem yang dikembangkannya terdiri dari alat EWS yang tersusun dari sejumlah komponen. Dia menyebut seperti detektor perubahan level air tanah dan gas radon, pengkondisi sinyal, controller, penyimpan data, sumber daya listrik serta memanfaatkan teknologi internet of things (IoT).

Sistem itu diakunya telah mampu memprediksi terjadinya sejumlah gempa. Di antaranya yang terjadi di Bengkulu 5,2 M (28 Agustus 2020), Banten 5,3 M (26 Agustus 2020), Bengkulu 5,1 M (29 Agustus 2020), Aceh 5,0 M (1 September 2020), Pacitan M=5,1 (10 September 2020), Aceh M=5,4 (14 September 2020).

Ada lima stasiun pantau/EWS yang tersebar di DIY yang dalam setiap 5 detik mengirim data ke server melalui IoT. "Jika seandainya terpasang di antara Aceh hingga NTT kita dapat memperkirakan secara lebih baik, yakni dapat memprediksi lokasi lebih tepat atau fokus," katanya.

Berita terkait

Gempa Tektonik M5.2 di Laut Banda, Terasa Sampai Maluku Tenggara

2 jam lalu

Gempa Tektonik M5.2 di Laut Banda, Terasa Sampai Maluku Tenggara

Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas intra-slab subduksi banda.

Baca Selengkapnya

Gempa Bermagnitudo 4,8 Guncang Banten, BMKG: Belum Ada Laporan Kerusakan

3 jam lalu

Gempa Bermagnitudo 4,8 Guncang Banten, BMKG: Belum Ada Laporan Kerusakan

Gempa tektonik bermagnitudo 4,8 mengguncang wilayah Banten dan sekitarnya. BMKG mencatat waktu kejadiannya pada Sabtu, 27 April 2024 pukul 15.27 WIB.

Baca Selengkapnya

Gempa M4,8 di Laut Guncang Banten dan Sekitarnya, Disusul Gempa M3,3

3 jam lalu

Gempa M4,8 di Laut Guncang Banten dan Sekitarnya, Disusul Gempa M3,3

Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar bawah laut.

Baca Selengkapnya

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

5 jam lalu

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

Taiwan kembali diguncang gempa bumi sampai dua kali pada Sabtu, 26 April 2024. Tidak ada WNI yang menjadi korban dalam musibah ini

Baca Selengkapnya

Gempa Magnitudo 4,7 Guncang Boalemo Gorontalo, Tidak Berpotensi Tsunami

7 jam lalu

Gempa Magnitudo 4,7 Guncang Boalemo Gorontalo, Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa tersebut dirasakan di Kabupaten Boalemo, Kabupaten Gorontalo, Kabupaten Bone Bolango, Kota Gorontalo hingga Kabupaten Pohuwato.

Baca Selengkapnya

BMKG: Mayoritas Wilayah Indonesia Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir dan Angin Kencang

13 jam lalu

BMKG: Mayoritas Wilayah Indonesia Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir dan Angin Kencang

Potensi hujan sedang hingga hujan lebat disertai petir dan angin kencang dipengaruhi oleh Madden Julian Oscillation.

Baca Selengkapnya

Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Kisah Komikus Jepang Sindir Indonesia Lebih Pilih Cina 6 Tahun Lalu

13 jam lalu

Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Kisah Komikus Jepang Sindir Indonesia Lebih Pilih Cina 6 Tahun Lalu

Jauh sebelum wacana kereta cepat Jakarta-Surabaya, ada komikus yang pernah sindir Indonesia lebih pilih Cina dari pada Jepang.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Peringatan Waspada Banjir Jateng, 3 Sesar Aktif di Sekitar IKN, Redmi Pad SE

15 jam lalu

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Peringatan Waspada Banjir Jateng, 3 Sesar Aktif di Sekitar IKN, Redmi Pad SE

Topik tentang BMKG mengimbau warga Jawa Tengah waspada potensi banjir dan tanah longsor menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

BMKG Prakirakan Sebagian Jakarta Diguyur Hujan Sabtu Pagi hingga Malam

16 jam lalu

BMKG Prakirakan Sebagian Jakarta Diguyur Hujan Sabtu Pagi hingga Malam

Pada siang hari seluruh wilayah Jakarta dan Kepulauan Seribu diguyur hujan dengan intensitas ringan dan sedang.

Baca Selengkapnya

BMKG Identifikasi Tiga Sesar Aktif di Sekitar Ibu Kota Nusantara: Maratua, Mangkalihat dan Paternoster

1 hari lalu

BMKG Identifikasi Tiga Sesar Aktif di Sekitar Ibu Kota Nusantara: Maratua, Mangkalihat dan Paternoster

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan beberapa sesar atau patahan di sekitar Ibu Kota Nusantara tampak masih aktif.

Baca Selengkapnya