Berlanjut di Jepang, Tersisa AS Bekukan Uji Klinis Vaksin Covid-19 AstraZeneca

Reporter

Antara

Sabtu, 3 Oktober 2020 20:55 WIB

Sebuah jarum suntik berisikan vaksin Covid-19 AstraZeneca yang akan diuji coba pada manusia di Wits RHI Shandukani Research Centre, Johannesburg, Afrika Selatan, 27 Agustus 2020. Vaksin AstraZeneca dikembangkan oleh para peneliti Universitas Oxford. REUTERS/Siphiwe Sibeko

TEMPO.CO, Cambridge - AstraZeneca Plc menyatakan uji klinis vaksin Covid-19 yang dikembangkannya akan berlanjut di Jepang. Dengan begitu tersisa uji klinis di Amerika Serikat yang masih terhenti sejak investigasi dilakukan perusahaan farmasi itu terhadap kasus efek neurologis yang dialami satu relawannya setelah penyuntikan.

Produsen obat asal Inggris itu mengatakan uji coba tahap awal hingga pertengahan untuk kandidat vaksin itu akan dilanjutkan di Jepang setelah berkonsultasi dengan Badan Farmasi dan Alat Kesehatan Jepang. Perkembangan itu menyusul uji klinis yang sudah lebih dulu bergulir kembali di Inggris, Brasil, Afrika Selatan, dan India.

Baca juga:
Oxford Sebut Gejala Neurologis Relawan Bukan Karena Suntikan Vaksinnya

AstraZeneca menyebutkan bahwa pihaknya sedang dalam pembicaraan dengan para regulator tentang data yang diperlukan untuk memulai kembali penelitian di Amerika Serikat. Tapi masih tertunda karena regulator di Amerika memperluas penyelidikan mereka atas kasus satu relawan yang sakit itu.

AZD1222, nama kandidat vaksin Covid-19 yang dikembangkan AstraZeneca bersama University of Oxford, malah melangkah lebih maju di Eropa. Regulator kesehatan di benua itu mengatakan mulai meninjau calon vaksin itu dalam sebuah langkah yang bertujuan mempercepat proses persetujuan untuk digunakan.

Advertising
Advertising

Badan Pengawas Obat Eropa (EMA) menyatakan komitenya yang menangani pengobatan untuk manusia mulai mengevaluasi data pertama mengenai AZD1222. Kabar itu membuka peluang besar untuk menjadikanya vaksin pertama yang disetujui di kawasan tersebut.

Data tahap awal pada Juli memperlihatkan calon vaksin mengeluarkan respons imun pada uji klinis dan tidak memimbulkan efek samping yang serius. Respons terkuat muncul pada mereka yang mendapatkan dua dosis vaksin. Sementara, data uji tahap akhir diperkirakan segera muncul.

Begitu peninjauan vaksin selesai, EMA akan menyampaikan rekomendasi akhir kepada Komisi Eropa, yang akan mengeluarkan keputusan terakhir. "(Tinjauan) Ini tidak berarti menyimpulkan keamanan dan keampuhan vaksin, sebab masih banyak bukti yang mesti diserahkan kepada komite tersebut," kata EMA.

Terpisah, Dewan Aliansi Vaksin GAVI sepakat menyediakan hingga 150 juta dolar AS (sekitar Rp 2,22 triliun) untuk membantu 92 negara berpenghasilan rendah dan menengah mempersiapkan pengiriman vaksin Covid-19 masa depan. Persiapan itu mencakup bantuan teknis dan peralatan mata rantai dingin vaksin.

Baca juga:
70 Persen Kasus Covid-19 di India Tak Menular tapi ...

Secara keseluruhan 168 negara telah bergabung dengan fasilitas vaksin global COVAX, yang diketuai oleh GAVI dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Fasilitas vaksin global COVAX berencana mengirim 2 miliar dosis vaksin Covid-19 pada akhir 2021.

Sumber: Reuters

Berita terkait

Top 3 Dunia; Gedung Putih Sebut Tel Aviv Siap-siap Serang Rafah

12 jam lalu

Top 3 Dunia; Gedung Putih Sebut Tel Aviv Siap-siap Serang Rafah

Top 3 dunia, di urutan pertama berita tentang Pemerintah Israel yang bersikukuh akan menyerang Rafah.

Baca Selengkapnya

Delegasi Indonesia Partisipasi di Festival Hakata Dontaku

1 hari lalu

Delegasi Indonesia Partisipasi di Festival Hakata Dontaku

Festival Hakata Dontaku adalah festival kesenian dan budaya terbesar di Fukuoka Jepang. Indonesia menampilkan angklung, tari Bali, dan tari Saman

Baca Selengkapnya

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

1 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Dubes RI Resmikan Pesantren Pertama NU di Jepang

1 hari lalu

Dubes RI Resmikan Pesantren Pertama NU di Jepang

Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang Heri Akhmadi meresmikan pesantren pertama Nahdlatul Ulama (NU)

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

1 hari lalu

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Fakta Bandara Internasional Kansai Jepang, Biaya Pembangunan Termahal dan Terancam Tenggelam

2 hari lalu

Fakta Bandara Internasional Kansai Jepang, Biaya Pembangunan Termahal dan Terancam Tenggelam

Mulai dari lokasi pembangunannya di pulau buatan sampai ancaman tenggelam, simak informasi menarik tentang Bandara Internasional Kansai Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

2 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Bandara di Jepang Ini Tak Pernah Kehilangan Bagasi Penumpang, Apa Rahasianya?

2 hari lalu

Bandara di Jepang Ini Tak Pernah Kehilangan Bagasi Penumpang, Apa Rahasianya?

Bandara Internasional Kansai Jepang pertama kali dibuka pada 1994, dan diperkirakan melayani 28 juta penumpang per tahun.

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

2 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya