Purnatugas Si Kobra Laut, Helikopter Tempur Marinir Amerika AH-1W
Reporter
Terjemahan
Editor
Zacharias Wuragil
Jumat, 30 Oktober 2020 18:54 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Korps Marinir Amerika Serikat per bulan ini menuntaskan transisi dari penggunaan helikopter serbu ringan unit AH-1W Super Kobra kepada versi yang terbarui, AH-1Z Viper. Marinir Amerika akan sepenuhnya menggunakan 189 Viper, dengan unit terakhir akan diterima tahun depan.
Sedang AH-1W sepenuhnya pensiun setelah mengabdi 34 tahun atau lebih dari 930 ribu jam terbang. Penerbangan terakhirnya adalah 14 Oktober 2020. "Penerbangan terakhir ini sangat penting untuk kami menghormati helikopter ini," kata Mayor Patrick Richardson dari Skuadron Helikopter Serbu Ringan Marinir 773 lewat rekaman video yang dirilis Bell Helicopter.
Memiliki akar leluhur yang sama yang sudah digunakan sejak masa Perang Vietnam, Viper berasal dari desain bodi yang sama namun dengan beberapa pembaruan fungsi. Misinya juga tetap: menyediakan kekuatan udara jarak dekat untuk mendukung setiap operasi korps Marinir.
Pengembangan helikopter jenis ini berawal dari 1960-an saat militer Amerika Serikat memiliki helikopter AH-1 Kobra. Helikopter ini didedikasikan untuk mengawal dan memberi dukungan udara jarak dekat di Perang Vietnam. Jasa varian helikopter AH-1 'Huey' yang mungil, ramping, dan bermesin tunggal ini juga sempat dipakai di masa Perang Dingin sebelum digantikan dengan AH-64 Apache.
Pada awal 1970-an, Korps Marinir memesan satu varian Kobra untuk memenuhi misi yang sama. Kobra Laut diperkuat dengan mesin kedua untuk operasi di atas perairan, memastikannya bisa dipakai pulang jika satu mesinnya rusak.
Pada 1986, Marinir telah pindah menggunakan jasa AH-1W Super Kobra, atau Whiskey. Helikopter dengan dua bilah baling-baling ini dipersenjatai dengan tiga meriam 20 mm, TOW dan rudal anti-tank Hellfire, roket 70 dan 127 mm, dan rudal dari udara ke udara Sidewinder.
<!--more-->
Varian AH-1Z masuk menyusul pada awal 2000-an. Model Z ini mengganti nama Kobra menjadi Viper. Dari sisi eksternal, Viper mirip Whiskey tapi ditambahkan padanya beberapa perbaikan fitur. Viper menggunakan empat bilah baling-baling berbahan komposit, dengan maksud menyebar bobot helikopter ke lebih banyak baling-baling.
Viper juga hadir dengan kokpit yang sepenuhnya terintegrasi, sistem kendali api generasi tiga, sistem transmisi baru, roda pendaratan yang ditingkatkan, dan kemampuan mengangkut senjata yang lebih baik.
Satu kelebihan Viper adalah kemampuan lebih besar untuk persenjataannya. AH-1Z Viper dapat memanggul sampai 16 rudal anti-tank Hellfire (dua kali kemampuan Whiskey), yang bisa diterjemahkan mampu melumpuhkan dua kali lebh banyak jumlah tank musuh.
Helikopter AH-1Z Viper juga mampu mengangkut Advanced Precision Kill Weapon System (APKWS). Perangkat ini membuat roket 70 mm yang semula dipakai dengan cara bombardir hanya untuk menghajar satu sasaran semisal kendaraan lapis baja, menjadi cukup digunakan individual karena lebih akurat.
Baca juga:
Amerika Cari Pengganti Helikopter Black Hawk, Ini Kandidatnya
AH-1Z Viper biasanya terbang bersama helikopter peralatan UH-1Y 'Venom'. Keduanya rutin 'melaut' bersama Uni Perbekalan Marinir sebagai bagian dari tim udara-darat. AH-1Z juga memiliki 85 persen kesamaan dengan UH-1Y, yang membuatnya lebih mudah saling dukung saat embarkasi di atas kapal amphibi milik Angkatan Laut.
POPULAR MECHANICS | MILITARY