Kasus ke-3 Infeksi Bareng Flu dan Covid-19, 'Twindemic' Bayangi Amerika

Reporter

Terjemahan

Sabtu, 31 Oktober 2020 08:00 WIB

Seorang wanita berolahraga melewati ribuan bendera Amerika Serikat yang ditempatkan di halaman Monumen Washington pada 22 September 2020. Ribuan bendera itu sebagai peringatan simbolis terhadap 200 ribu nyawa yang hilang akibat virus Corona di AS per Selasa (22/9). REUTERS/Joshua Roberts

TEMPO.CO, Jakarta - Satu orang terkonfirmasi positif terinfeksi dua virus sekaligus, flu dan SARS-CoV-2 penyebab Covid-19, di Solano County, California, Amerika Serikat. Infeksi bareng (co-infection) tersebut adalah kasus pertama di Solano dan ketiga secara nasional di AS.

Para ahli telah memperingatkan kalau kasus Covid-19 di Amerika Serikat masih tinggi saat wabah flu musiman menjelang saat ini. Amerika, mereka memperingatkan, mungkin akan menghadapi apa yang disebut 'twindemic', di mana penyebaran kedua virus cukup tinggi secara bersamaan.

“Terjangkit satu saja di antara penyakit itu akan melemahkan sistem imun tubuh dan membuatmu lebih rentan terhadap yang lain," kata Bela T. Matyas, Kepala Departemen Kesehatan di Solano County, dalam pernyataannya, Kamis 29 Oktober 2020.

Sedikit informasi yang disediakan tentang pasien di Solano County kecuali usianya yang disebutkan di bawah 65 tahun. Adapun kasus pertama Covid-19 di daerah itu tercatat pada Februari lalu.

Pada Maret lalu, seorang dokter di Texas juga dilaporkan sakit karena infeksi dua virus itu secara bersamaan. Lalu, sebuah makalah ilmiah yang dipublikasikan di Journal of the American Medical Association, April lalu, mencatat sebuah kasus infeksi bareng flu dan virus corona di Northern California.

Advertising
Advertising

Belum jelas benar bagaimana kecenderungan akan kasus-kasus infeksi kembar dua virus corona yang berbeda jenis tersebut ke depannya. Termasuk apakah kondisi pasien akan bertambah parah karenanya. "Tapi kami sangat berharap itu jangan sampai terjadi," kata Tara Bouton, asisten profesor bidang kedokteran di Boston University School of Medicine.

Baca juga:
Twitter dan Facebook Lumpuhkan Status Trump Soal Covid-19 dan Flu

Peter Chin-Hong, seorang profesor bidang kedokteran dan penyakit menular di University of California, San Francisco, memprediksi kemunculan lebih banyak kasus serupa itu tinggal menunggu waktu. Situasinya, menurutnya, akan sangat bergantung kepada seperti apa wabah flu musiman nanti.

<!--more-->

"Tidak ada yang bisa mencegah infeksi bareng itu terjadi. Ini tidak seperti Covid-19 datang untuk menggantikan seluruh flu," katanya.

Bouton menekankan pentingnya upaya pencegahan dilakukan seluruh masyarakat di Amerika Serikat agar terhindar dari situasi tersebut. Dia menunjuk vaksinasi flu, menggunakan masker saat menjaga jarak tak dimungkinkan, dan rajin mencuci tangan pakai sabun.

Matyas dari Solano County menyatakan yang sama. Dia mengatakan bahwa saat ini mendapatkan vaksin flu menjadi jauh lebih penting daripada biasanya. "Vaksin flu adalah cara terbaik untuk melindungi diri, keluarga, dan masyarakat dari sakit parah karena flu."

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) sejauh ini melaporkan kalau wabah flu belum banyak muncul--karena memang belum benar-benar memasuki musim dingin di negara itu. Sedang penambahan kasus baru Covid-19 masih tinggi.

Sepanjang Kamis tercatat penambahan 90 ribu kasus baru dan 500 ribu akumulasi penambahan sepanjang seminggu belakangan. Itu mendorong total jumlah kasus Covid-19 di Amerika Serikat menembus angka 9 juta sejak awal pandemi di awal tahun. Angka kematiannya lebih dari 229 ribu.

Karena faktor co-infection itu pula, Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, pernah mengatakan dunia kini berada pada 'masa kritis' dalam pandemi Covid-19, terutama di belahan Bumi utara. Beberapa bulan ke depan diperkirakannya akan sangat berat dan beberapa negara disebutnya berada di jalur yang berbahaya.

Baca juga:
Covid-19: Indonesia Salip Bangladesh, Angka Kematian Terburuk ke-3 di Asia

"Kita masih berada pada Oktober," kata Tedros tepat sepekan lalu. Dia merujuk kepada kekhawatiran pandemi meledak lagi di musim dingin karena adanya wabah flu musiman. "Tapi ada terlalu banyak negara yang mencatat laju eksponensial jumlah kasus baru, dan itu telah membimbing kepada situasi di mana rumah sakit dan ICU penuh sesak."

NBC | ANADOLU | JHU

Berita terkait

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

39 menit lalu

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

Asosiasi Persepatuan Indonesia menanggapi tutupnya pabrik sepatu Bata. Pengetatan impor mempersulit industri memperoleh bahan baku.

Baca Selengkapnya

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

1 jam lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

12 jam lalu

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

1 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

1 hari lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

1 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

2 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

2 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

2 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

2 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya