Kasus ke-3 Infeksi Bareng Flu dan Covid-19, 'Twindemic' Bayangi Amerika
Reporter
Terjemahan
Editor
Zacharias Wuragil
Sabtu, 31 Oktober 2020 08:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Satu orang terkonfirmasi positif terinfeksi dua virus sekaligus, flu dan SARS-CoV-2 penyebab Covid-19, di Solano County, California, Amerika Serikat. Infeksi bareng (co-infection) tersebut adalah kasus pertama di Solano dan ketiga secara nasional di AS.
Para ahli telah memperingatkan kalau kasus Covid-19 di Amerika Serikat masih tinggi saat wabah flu musiman menjelang saat ini. Amerika, mereka memperingatkan, mungkin akan menghadapi apa yang disebut 'twindemic', di mana penyebaran kedua virus cukup tinggi secara bersamaan.
“Terjangkit satu saja di antara penyakit itu akan melemahkan sistem imun tubuh dan membuatmu lebih rentan terhadap yang lain," kata Bela T. Matyas, Kepala Departemen Kesehatan di Solano County, dalam pernyataannya, Kamis 29 Oktober 2020.
Sedikit informasi yang disediakan tentang pasien di Solano County kecuali usianya yang disebutkan di bawah 65 tahun. Adapun kasus pertama Covid-19 di daerah itu tercatat pada Februari lalu.
Pada Maret lalu, seorang dokter di Texas juga dilaporkan sakit karena infeksi dua virus itu secara bersamaan. Lalu, sebuah makalah ilmiah yang dipublikasikan di Journal of the American Medical Association, April lalu, mencatat sebuah kasus infeksi bareng flu dan virus corona di Northern California.
Belum jelas benar bagaimana kecenderungan akan kasus-kasus infeksi kembar dua virus corona yang berbeda jenis tersebut ke depannya. Termasuk apakah kondisi pasien akan bertambah parah karenanya. "Tapi kami sangat berharap itu jangan sampai terjadi," kata Tara Bouton, asisten profesor bidang kedokteran di Boston University School of Medicine.
Baca juga:
Twitter dan Facebook Lumpuhkan Status Trump Soal Covid-19 dan Flu
Peter Chin-Hong, seorang profesor bidang kedokteran dan penyakit menular di University of California, San Francisco, memprediksi kemunculan lebih banyak kasus serupa itu tinggal menunggu waktu. Situasinya, menurutnya, akan sangat bergantung kepada seperti apa wabah flu musiman nanti.
<!--more-->
"Tidak ada yang bisa mencegah infeksi bareng itu terjadi. Ini tidak seperti Covid-19 datang untuk menggantikan seluruh flu," katanya.
Bouton menekankan pentingnya upaya pencegahan dilakukan seluruh masyarakat di Amerika Serikat agar terhindar dari situasi tersebut. Dia menunjuk vaksinasi flu, menggunakan masker saat menjaga jarak tak dimungkinkan, dan rajin mencuci tangan pakai sabun.
Matyas dari Solano County menyatakan yang sama. Dia mengatakan bahwa saat ini mendapatkan vaksin flu menjadi jauh lebih penting daripada biasanya. "Vaksin flu adalah cara terbaik untuk melindungi diri, keluarga, dan masyarakat dari sakit parah karena flu."
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) sejauh ini melaporkan kalau wabah flu belum banyak muncul--karena memang belum benar-benar memasuki musim dingin di negara itu. Sedang penambahan kasus baru Covid-19 masih tinggi.
Sepanjang Kamis tercatat penambahan 90 ribu kasus baru dan 500 ribu akumulasi penambahan sepanjang seminggu belakangan. Itu mendorong total jumlah kasus Covid-19 di Amerika Serikat menembus angka 9 juta sejak awal pandemi di awal tahun. Angka kematiannya lebih dari 229 ribu.
Karena faktor co-infection itu pula, Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, pernah mengatakan dunia kini berada pada 'masa kritis' dalam pandemi Covid-19, terutama di belahan Bumi utara. Beberapa bulan ke depan diperkirakannya akan sangat berat dan beberapa negara disebutnya berada di jalur yang berbahaya.
Baca juga:
Covid-19: Indonesia Salip Bangladesh, Angka Kematian Terburuk ke-3 di Asia
"Kita masih berada pada Oktober," kata Tedros tepat sepekan lalu. Dia merujuk kepada kekhawatiran pandemi meledak lagi di musim dingin karena adanya wabah flu musiman. "Tapi ada terlalu banyak negara yang mencatat laju eksponensial jumlah kasus baru, dan itu telah membimbing kepada situasi di mana rumah sakit dan ICU penuh sesak."
NBC | ANADOLU | JHU