Erupsi Merapi Kala Pandemi Covid-19? Begini Kesiapan Pemda Yogyakarta
Reporter
Pribadi Wicaksono (Kontributor)
Editor
Zacharias Wuragil
Senin, 2 November 2020 03:23 WIB
TEMPO.CO, Yogyakarta - Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengaku telah menyiapkan sejumlah langkah mitigasi menghadapi erupsi Gunung Merapi. Mereka merespons prediksi dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta bahwa siklus erupsi Gunung Merapi saat ini kian dekat.
Saat ini status Gunung Merapi belum berubah dari Waspada atau level 2. "Tapi informasi dari BPPTKG itu sudah kami terima, dan menjadi peringatan dini bagi semua untuk mulai berjaga atas kemungkinan erupsi itu," ujar Sekretaris DIY Kadarmanta Baskara Aji di Yogyakarta, Minggu 1 November 2020.
Langkah mitigasi yang disiapkan, Aji menambahkan, menyesuaikan dengan masa pandemi Covid-19. Itu diterjemahkan dengan mengupayakan kemandirian pemerintah daerah dalam penanganan tanpa mengandalkan bantuan dari pemerintah pusat ataupun pemerintah daerah lain yang tak terdampak langsung.
"Bantuan dari pusat dan kabupaten lain di DIY di masa pandemi ini cukup ditempatkan sebagai cadangan, bukan yang utama agar penanganan dampak Merapi tuntas lebih cepat," katanya.
Menurut Aji, saat ini Pemerintah Kabupaten Sleman dan Pemeritah DIY telah mengevaluasi dan memonitor kondisi jalur evakuasi. Selain juga menyiapkan shelter penampungan warga hingga kesiapan logistik jika Merapi memang erupsi dalam waktu dekat.
Baca juga:
Gunung Merapi Alami 26 Kali Gempa Guguran, Potensi Ancaman Awan Panas
Prinsip penanganan yang beradaptasi dengan kondisi pandemi Covid-19 diklaim sudah masuk dalam persiapan mitigasi itu. Khususnya untuk shelter penampungan warga. Aji mencontohkan, berapa jumlah maksimal kapasitasnya agar tetap menerapkan prinsip physical distancing saat warga di evakuasi ke shelter itu.
<!--more-->
Termasuk saat relawan atau petugas melakukan evakuasi yang menerapkan prinsip aman dari Covid-19. "Kami tak mau juga ada klaster baru dalam penanganan bencana Merapi," ujarnya.
Rencana kontingensi bencana Merapi juga menjadi satu bagian yang dikelola secara terpadu bersama penanganan bencana Covid-19. Aji meyakini, alokasi dana tak terduga penanganan bencana Merapi melalui APBD Kabupaten Sleman dan Provinsi DIY masih sangat mencukupi jika Merapi benar erupsi dalam waktu dekat saat pandemi Covid-19 belum berakhir.
"Alokasi dana tak terduga di APBD Sleman maupun DIY tahun 2021 kami alokasikan cukup tinggi. Sedangkan sisa dana tak terduga di APBD 2020 juga masih sangat mencukupi," ujar Aji.
Aji menyebut sisa untuk dana tak terduga untuk mengatasi berbagai dampak bencana termasuk di dalamnya erupsi Merapi tahun 2020 ini masih ada Rp 66 miliar dan untuk 2021 disiapkan alokasi dana tak terduga sebesar lebih dari Rp 90 miliar.
Aji menuturkan, erupsi Merapi selama ini memang telah menjadi siklus rutin alam mengingat gunung itu merupakan gunung api aktif. Namun karena dampak dari erupsi itu bisa menjadi bencana, maka tak bisa diremehkan aktivitasnya.
Baca juga:
Detik-detik Gempa Turki Magnitudo 7,0, Simak Video Ini
Dalam Peringatan Dasawarsa Merapi 2010 yang disiarkan secara daring, Senin, 26 Oktober 2020, BPPTKG melansir aktivitas vulkanik Merapi terus terjadi sejak letusan 21 Juni 2020. Data electronic distance measurement (EDM) Pos Pengamatan Babadan menunjukkan terjadi inflasi pada tubuh Gunung Merapi. Hal ini menunjukkan bahwa siklus erupsi Gunung Merapi berikutnya sudah semakin dekat.