Stop Penyebaran Virus Corona Mutan, Denmark Akan Musnahkan 15 Juta Cerpelai

Reporter

Terjemahan

Sabtu, 7 November 2020 10:53 WIB

Cerpelai. lynnnews.co.uk

TEMPO.CO, Jenewa - Denmark berencana memusnahkan seluruh populasi cerpelai yang ada di negerinya. Gara-garanya, kerentanan menjadi inang dari SARS-CoV-2, virus corona penyebab Covid-19, lalu menularkannya ke manusia.

"Terdapat risiko bahwa populasi cerpelai ini dapat berkontribusi melalui berbagai cara penularan virus ke manusia, dan kemudian dari manusia ke manusia," kata Catherine Smallwood, pejabat kedaruratan senior di kantor WHO Eropa di Kopenhagen, via media sosial.

Smallwood mengatakan, sangat normal bagi virus corona untuk bermutasi secara genetik berkali-kali. Otoritas di Denmark juga telah mengumumkan pembatasan ketat lanjutan di utara negara tersebut yang menjadi sentral peternakan cerpelai guna mencegah penularan virus corona pada binatang dan manusia.

Baca juga:
Mutasi Bikin Virus Corona Lebih Cepat Menyebar, Pakar: Bukan Leih Ganas

"Kami sedang melacak penularan dari binatang ke menusia dengan sangat hati-hati dan itulah sebabnya kami begitu tertarik pada informasi khusus ini," katanya tentang kerentanan cerpelai.

Advertising
Advertising

Hans Kluge, Direktur WHO kawasan Eropa mengatakan Denmark menunjukkan "tekad bulat dan keberanian" dalam menghadapi keputusan memusnahkan lebih dari 15 juta populasi cerpelai. pertimbangannya adalah dampak ekonomi luar biasa dari wabah Covid-19.

Rencana pemusnahan cerpelai itu diumumkan Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen pada Rabu, 4 November 2020. Sebelumnya, Frederiksen mengungkap temuan 12 orang terinfeksi mutasi virus corona tersebut dan cerpelai pun kini menjadi ancaman untuk kesehatan publik.

Pemerintahan Frederiksen mendapat rekomendasi dari Institut Serum Nasional Denmark untuk keputusannya tersebut. Melalui direktur bidang penyakit menular Kåre Mølbak, institut itu memperingatkan gelombang baru wabah Covid-19 mungkin saja dipicu oleh virus corona mutan di cerpelai itu.

Virus corona mutan yang menjangkiti 12 orang itu disebut sangat berbeda dari virus corona yang selama ini dikenal. Dikhawatirkan, jika menyebar luas akan membuat vaksinasi nanti percuma, dan "Skenario terburuknya adalah kita akan memulai lagi gelombang baru wabah di Denmark."

Itu sebabnya, Allan Randrup Thomsen, virolog di University of Copenhagen, menekankan perlunya memutus perkembangan virus corona mutan itu dengan cara menutup Denmar bagian utara. Kawasan itu yang menyumbang Denmark sebagai produksi peternakan cerpelai terbesar di dunia.

Virolog dan ahli zoonosis dari Belanda, Wim van der Poel, mengatakan butuh lebih banyak riset untuk mempelajari mutasi virus corona Covid-19 pada cerpelai. Meski begitu, dia menambahkan, tanpa adanya mutasi pun virus pada cerpelai sudah harus dihindari.

Baca juga:
Tularkan Covid-19 ke Manusia, Cepelai di Belanda Diisolasi

“Kelihatannya mutasi virus pada cerpelai terjadi pada bagian paku, tapi kami belum memahaminya benar," katanya, "Dan kami tidak tahu seperti apa vaksin yang akan kita miliki nanti. Jadi jelas masih banyak riset yang harus dilakukan."

Menurut Van der Poel, ancaman yang sama dihadapi di Belanda. Tapi, di negerinya, produksi bulu dari peternakan cerpelai sudah lebih dulu dihentikan hingga akhir tahun.


REUTERS | GUARDIAN

Berita terkait

WHO: Hampir 10 Persen Makanan di Indonesia Tinggi Lemak Trans

10 jam lalu

WHO: Hampir 10 Persen Makanan di Indonesia Tinggi Lemak Trans

Ada banyak dampak buruk konsumsi lemak trans dalam kadar yang berlebih. Salah satu dampak buruknya adalah tingginya penyakit kardiovaskular.

Baca Selengkapnya

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

1 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

2 hari lalu

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

2 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

3 hari lalu

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

Keputusan penyelenggara Eurovision diambil meskipun ketegangan meningkat seputar partisipasi Israel

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

3 hari lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

3 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

3 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

4 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

4 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya