Militer Korea Utara Diduga Latih Lumba-lumba Kamikaze

Reporter

Terjemahan

Senin, 23 November 2020 19:22 WIB

Foto dokumentasi militer Rusia. Tahun lalu, tiga lumba-lumba ini menghilang di musim kawin untuk mencari pasangan, tetapi kembali ke pangkalan sesudahnya. Dailymail.co.uk

TEMPO.CO, Jakarta - Citra satelit atas aliran sebuah sungai di Korea Utara mengungkap dugaan kalau negara komunis itu memelihara populasi lumba-lumba yang kemungkinan ditujukan untuk kepentingan militer. Sumbernya adalah penampakan konstruksi kolam terapung agak ke tengah sungai.

Konstruksi itu disebutkan sama dengan yang biasa digunakan negara-negara yang melatih mamalia laut untuk misi militer. Postur militer Korea Utara yang agresif menguatkan dugaan kalau negara itu mungkin saja melatih lumba-lumba untuk menyerang kapal musuh ala kamikaze (serangan bunuh diri) saat terjadi perang.

Baca juga:
Perang di Laut, Iran Punya Tentara Lumba-lumba Pembunuh?

Lokasinya, seperti ditemukan U.S. Naval Institute News, adalah di tepian Sungai Taedong, sekitar 8 mil dari muara sungai itu di Laut Kuning. Citra pertama dari satelit menunjukkan dua kolam kandang berbentuk lingkaran, tapi kemudian diketahui berkembang menjadi lima sepanjang tahun lalu. 'Karamba' itu sendiri pertama kali terekam dalam citra satelit pada 2016.

Menurut laporan U.S. Naval Institute News, kolam kandang itu mirip dengan yang pernah digunakan militer Amerika Serikat dan Rusia untuk memelihara mamalia laut. Kedua negara memiliki program yang masih aktif, dengan mamalia laut koleksinya dilatih untuk mendeteksi penyelam penyusup dan perusak.

Advertising
Advertising

Citra satelit yang menunjukkan dugaan adanya fasilitas dan konstruksi pelatihan mamalia laut seperti lumba-lumba untuk misi militer di Sungai Taedong, Korea Utara. USNI.org

Lumba-lumba dan singa laut yang tergabung dalam Angkatan Laut Amerika merujuk kepada Mark 7 Marine Mammal Systems. Mereka dilatih untuk mengendus dan pemetaan ranjau bawah laut untuk kemudian dijinakkan oleh para penyelam. Laporan yang sama percaya Angkatan Laut Rusia mengirim lumba-lumba, paus beluga, dan singa laut ke pangkalannya di Tartus, Suriah, untuk menyediakan keamanan bagi kapal perang yang datang.

Lokasi temuan konstruksi yang di Sungai Taedong juga mematahkan klaim kolam itu rumah untuk ikan, bukan lumba-lumba, untuk dibudidaya dan dikonsumsi. Pasalnya, U.S. Naval Institute News menyebutkan, kolam tampak berbeda dari yang biasa digunakan sebagai akuakultur di Korea Utara. Mereka disebut berbentuk persegi dan bisa langsung saling diperbandingkan karena bertebaran pula di Sungai Taedong.

POPULAR MECHANICS | NEWS.USNI

Berita terkait

Pejabat AS Terbang ke Arab Saudi Temui Pangeran MBS, Apa yang Dibahas?

14 jam lalu

Pejabat AS Terbang ke Arab Saudi Temui Pangeran MBS, Apa yang Dibahas?

Utusan Joe Biden menemui Pangeran MBS di Arab Saudi untuk membahas sejumlah hal termasuk Palestina.

Baca Selengkapnya

Dua Aktor Pengisi Suara di AS Gugat Perusahaan AI yang Diduga Gunakan Suara Mereka Secara Ilegal

14 jam lalu

Dua Aktor Pengisi Suara di AS Gugat Perusahaan AI yang Diduga Gunakan Suara Mereka Secara Ilegal

Dua aktor pengisi suara menggugat salah satu startup kecerdasan buatan atau AI, yakni Lovo di pengadilan federal Manhattan, AS. Begini kasusnya.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Tengah Waspada FLiRT Subvarian Covid-19 Baru

16 jam lalu

Amerika Serikat Tengah Waspada FLiRT Subvarian Covid-19 Baru

Data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat, subvarian Covid-19 dari SARS-CoV-2 disebut FLiRT kini menjadi varian dominan di AS.

Baca Selengkapnya

Uni Eropa Menolak Media asal Rusia, Ketua Parlemen Berang

19 jam lalu

Uni Eropa Menolak Media asal Rusia, Ketua Parlemen Berang

Ketua parlemen Rusia mengecam Uni Eropa yang melarang distribusi empat media Rusia. Hal itu sama dengan menolak menerima sudut pandang alternatif

Baca Selengkapnya

Bantuan Kemanusiaan Mulai Masuk ke Gaza Lewat Dermaga Buatan Amerika Serikat

1 hari lalu

Bantuan Kemanusiaan Mulai Masuk ke Gaza Lewat Dermaga Buatan Amerika Serikat

Amerika Serikat mulai mengirimkan bantuan kemanusiaan melalui dermaga terapung buatannya di lepas pantai Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya

Joe Biden Tanda Tangani Rancangan Undang-undang Penerbangan

2 hari lalu

Joe Biden Tanda Tangani Rancangan Undang-undang Penerbangan

Rancangan undang-undang penerbangan yang ditanda-tangani Joe Biden diharapkan bisa meningkatkan kualitas di sejumlah sektor.

Baca Selengkapnya

26 Perusahaan Kapas dari Cina Masuk Daftar Hitam Amerika Serikat

2 hari lalu

26 Perusahaan Kapas dari Cina Masuk Daftar Hitam Amerika Serikat

26 perusahaan kapas asal Cina tak bisa melakukam impor ke Amerika Serikat karena diduga melakukan kerja paksa ke minoritas warga Uighur.

Baca Selengkapnya

PBB: Dermaga Bantuan Terapung Buatan AS di Gaza Kurang Layak

2 hari lalu

PBB: Dermaga Bantuan Terapung Buatan AS di Gaza Kurang Layak

PBB menyebut dermaga terapung yang baru saja selesai dibangun di Gaza untuk pengiriman bantuan dinilai kurang layak dibandingkan jalur darat

Baca Selengkapnya

DPR AS Loloskan RUU yang Mendorong Biden Kirim Senjata ke Israel

2 hari lalu

DPR AS Loloskan RUU yang Mendorong Biden Kirim Senjata ke Israel

RUU tersebut diperkirakan tidak akan menjadi undang-undang, tetapi lolosnya beleid itu di DPR AS menunjukkan kesenjangan pada tahun pemilu soal Israel

Baca Selengkapnya

Ini Poin-poin Penting dari 'Era Baru' Kemitraan Strategis Putin dan Xi

3 hari lalu

Ini Poin-poin Penting dari 'Era Baru' Kemitraan Strategis Putin dan Xi

Putin dan Xi Jinping sepakat memperdalam kemitraan strategis mereka sekaligus mengecam Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya