Agar Efikasi 62 Jadi 90 Persen, AstraZeneca Siapkan Uji Tambahan Vaksin Covid-19

Jumat, 27 November 2020 14:11 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - AstraZeneca kemungkinan akan menjalankan uji tambahan untuk memastikan efikasi vaksin Covid-19 yang dikembangkannya, tapi menggunakan dosis yang lebih rendah. Hal itu disampaikan kepala eksekutifnya, Pascal Soriot, di tengah pertanyaan yang datang terhadap hasil sementara dari riset uji klinis final yang telah diumumkannya.

Seperti diketahui, hasil uji klinis vaksin AstraZeneca-University of Oxford memberikan rata-rata efisiensi sebesar 70 persen. Nilai rata-rata itu digunakan karena vaksin tersebut diketahui mampu memberi efikasi sampai 90 persen pada kelompok tertentu relawan yang belakangan diungkap tak sengaja hanya menerima setengah dosis di suntikan pertama dari dua kali suntikan yang diterimanya.

Sedang pada mereka yang menerima dua kali suntikan dengan dosis penuh sesuai desain uji klini, efektivitasnya dalam melawan infeksi virus corona Covid-19 sebesar 62 persen. Angka efikasi itu lebih rendah tapi masih di atas persyaratan WHO untuk sebuah vaksin yang akan mengantongi izin penggunaan darurat.

“Sekarang kami telah menemukan apa yang tampak seperti kemanjuran yang lebih baik. Kami harus memvalidasi ini, jadi kami perlu melakukan studi tambahan,” kata Soriot seperti dilaporkan Bloomberg, pada Kamis 26 November 2020.

Soriot yakin perulangan uji klinis dengan dengan hanya memberikan setengah dari dosisakan bisa cepat diselesaikan. Alasannya, upaya mencari kepastian tersebut tak lagi butuh jumlah pasien yang besar. Sebagai pembanding, uji klinis di Inggris dan Brasil yang kini sudah mencapai bagian akhir itu melibatkan total 8.895 relawan.

Advertising
Advertising

Meski begitu, AstraZeneca tidak berharap uji tambahan yang akan dilakukan menunda otoritas kesehatan negara-negara di Eropa dalam memberi persetujuan penggunaan darurat atas vaksinnya tersebut. Dia mengaku kalau pemberian setengah dosis telah sekaligus ditinjau dan disetujui oleh pemantau keamanan data independen dan regulator di Inggris, dan secara terbuka dikonfirmasi tidak ada kekhawatiran.

Baca juga:
Klaim Efikasi Vaksin Covid-19 Sputnik V Naik jadi 95 Persen

Uji tambahan, sebaliknya, diakui dibutuhkan untuk meyakinkan Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA). "Badan tersebut tidak mungkin menyetujui vaksin berdasarkan penelitian yang dilakukan di tempat lain," kata Soriot.

<!--more-->

Pernyataan itu dikuatkan seorang juru bicara AstraZeneca. Dia mengatakan perusahaannya sedang mengevaluasi data lebih lanjut dan akan bekerja dengan regulator tentang pendekatan terbaiknya. "Ini akan menambah data dari uji coba yang ada yang saat ini sedang disiapkan untuk pengajuan regulasi," katanya.

Kepala peneliti AstraZeneca, Mene Pangalos, juga mengatakan bahwa perusahaan akan memulai diskusi dengan FDA untuk mengubah desain uji coba vaksin Covid-19 eksperimental dengan cara menambahkan rezim dosis yang lebih efektif. Dia yakin uji coba tambahan tidak terlalu menjadi komplikasi bagi AstraZeneca dalam perlombaan vaksin Covid-19 di dunia.

Helen Fletcher, profesor imunologi di London School of Hygiene & Tropical Medicine, juga mengatakan percobaan tambahan tidak akan serta merta menunda mendapatkan lampu hijau. Alasannya efikasi 62 persen pun sudah lebih tinggi dari target Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

“Sangat mungkin AstraZeneca dan Oxford dapat melisensikan dosis tinggi dan kemudian dengan cepat mencari amandemen untuk menggunakan dosis rendah ketika mereka memiliki data yang cukup,” katanya.

Dibandingkan dengan vaksin Covid-19 yang dikembangkan Pfizer serta Moderna, efikasi vaksin AstraZeneca-Oxford lebih rendah. Dua yang pertama mengklaim data awal efektif melawan infeksi virus corona hingga 95 persen. Meski begitu, vaksin AstraZeneca memiliki kelebihan yang lebih mudah diproduksi dan didistribusi.

Lepas dari klaim masing-masing, seluruh data hasil riset setiap vaksin yang dikembangkan harus menjalani kajian dengan cara publikasi ilmiah. Prosedur ini ditegaskan kepala eksekutif regulator obat di Inggris, Juni Raine.

Baca juga:
Membandingkan Rantai Distribusi Dingin Vaksin Pfizer dan yang lainnya

"Tidak ada vaksin yang akan diizinkan untuk disuplai di Inggris kecuali standar keamanan, kualitas dan kemanjurannya yang diharapkan terpenuhi," kata dia.

REUTERS | BLOOMBERG

Berita terkait

Top 3 Dunia: AstraZeneca Ada Efek Samping dan Unjuk Rasa Pro-Palestina

9 jam lalu

Top 3 Dunia: AstraZeneca Ada Efek Samping dan Unjuk Rasa Pro-Palestina

Top 3 dunia, AstraZeneca, untuk pertama kalinya, mengakui dalam dokumen pengadilan bahwa vaksin Covid-19 buatannya dapat menyebabkan efek samping

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

23 jam lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

Kejaksaan Agung Geledah Rumah Helena Lim, Kasus Apa? Ini Profil Crazy Rich PIK dan Sederet Kontroversinya

46 hari lalu

Kejaksaan Agung Geledah Rumah Helena Lim, Kasus Apa? Ini Profil Crazy Rich PIK dan Sederet Kontroversinya

Crazy rich PIK Helena Lim menjadi sorotan lantaran rumahnya digeledah Kejaksaan Agung, dugaan kasus korupsi izin tambang timah. Siapakah dia?

Baca Selengkapnya

Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

56 hari lalu

Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

Seorang pria di Jerman mendapat suntikan Vaksin Covid-19 sebanyak 217 kali dalam waktu 29 bulan.

Baca Selengkapnya

Popularitas Instagram UGM Nomor 3 di Dunia, Hanya Kalah dari Harvard dan Oxford

27 Februari 2024

Popularitas Instagram UGM Nomor 3 di Dunia, Hanya Kalah dari Harvard dan Oxford

Instagram UGM menjadi instagram perguruan tinggi terpopuler ke-3 di dunia versi UniRank

Baca Selengkapnya

Biaya Vaksinasi Covid-19 Sudah Bertarif, Tapi Belum Ada Kepastian Harganya dan Masih Ada yang Gratis

9 Januari 2024

Biaya Vaksinasi Covid-19 Sudah Bertarif, Tapi Belum Ada Kepastian Harganya dan Masih Ada yang Gratis

Mulai 1 Januari 2024, biaya vaksinasi Covid-19 tak lagi gratis. Vaksin bisa didapatkan secara gratis jika termasuk golongan rentan. Ini penjelasannya

Baca Selengkapnya

Ganjar Pranowo Sebut Carina Joe, Rich Brian, NIKI, Voice of Baceprot Saat Debat Capres 2024

9 Januari 2024

Ganjar Pranowo Sebut Carina Joe, Rich Brian, NIKI, Voice of Baceprot Saat Debat Capres 2024

Ganjar Pranowo ungkap kata viralisme dalam teknologi digital pada debat capres lalu, dan sebut Carina Joe, Rich Brian, Niki, Voice of Baceprot.

Baca Selengkapnya

Vaksin Covid-19 Berbayar Belum Berlaku, Dinas Kesehatan DKI: Masih Gratis

3 Januari 2024

Vaksin Covid-19 Berbayar Belum Berlaku, Dinas Kesehatan DKI: Masih Gratis

Seluruh fasilitas kesehatan masih menunggu mekanisme dari Kemenkes untuk layanan vaksin Covid-19 berbayar.

Baca Selengkapnya

Vaksinasi COVID-19 Tetap Gratis bagi Kelompok Rentan, Ini Kata Kemenkes

31 Desember 2023

Vaksinasi COVID-19 Tetap Gratis bagi Kelompok Rentan, Ini Kata Kemenkes

Vaksinasi COVID-19 tetap gratis untuk kelompok masyarakat rentan mulai 1 Januari 2024. Siapa saja yang berhak divaksin gratis?

Baca Selengkapnya

Vaksinasi Covid-19 di Jakarta Gratis Hingga Akhir 2023, Simak Lokasinya

28 Desember 2023

Vaksinasi Covid-19 di Jakarta Gratis Hingga Akhir 2023, Simak Lokasinya

Dinkes DKI tidak hanya menyediakan layanan vaksinasi Covid-19 gratis kepada warga Jakarta, melainkan untuk KTP seluruh Indonesia.

Baca Selengkapnya