Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Cerpelai Denmark, Harimau Sumatera, Pesan Menristek

Reporter

Tempo.co

Sabtu, 28 November 2020 23:13 WIB

Petugas mendorong puluhan cerpelai yang dimusnahkan di pertanian Henrik Nordgaard Hansen dan Ann-Mona Kulsoe Larsen dekat Naestved, Denmark, 6 November 2020. Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen mengungkap temuan 12 orang terinfeksi mutasi virus Covid-19. Ritzau Scanpix/Mads Claus Rasmussen via REUTERS.

TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 Tekno Berita Hari Ini diawali dari artikel mengenai pemusnahan cerpelai di Denmark demi mengantisipasi wabah baru Covid-19 di negeri itu. Saat ini, setelah 10 juta dari total 17 juta populasi hewan ternak jenis itu telah dibantai, pemerintahan setempat mengaku ada kesalahan.

Berita kedua masih terkait Covid-19, tepatnya vaksin Covid-19. Menristek/Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro menilai efek samping demam yang disebutkan terjadi pada 10 persen relawan uji klinis di Bandung hal biasa. Menurutnya, ada dua hal lain yang justru harus mendapat perhatian dalam hal pengembangan vaksin Covid-19 yang akan digunakan di tanah air.

Berita ketiga tentang kemampuan hewan buas harimau, termasuk Harimau Sumatera Bonita yang pernah menerkam dan menewaskan dua orang di Riau, untuk beradaptasi dengan manusia. "Ada truk tidak takut, ada motor tidak takut, dengan manusia juga tidak takut."

Berikut ini Top 3 Tekno Berita Hari Ini, Sabtu 28 November 2020, selengkapnya,


1. Sebut Pembantaian Cerpelai Kesalahan, Perdana Menteri Denmark Menangis

Perdana Menteri Denmark, Mette Fredriksen, berkunjung ke sebuah keluarga pemilik peternakan cerpelai di Kolding, Denmark bagian tengah, Kamis 26 November 2020. Dia meminta maaf secara pribadi atas cara pemerintahannya menangani cerpelai terinfeksi virus corona Covid-19.

Advertising
Advertising

Hingga hari itu, sebanyak 10 juta dari total populasi 17 juta cerpelai yang ada di Denmark telah dimusnahkan. Termasuk yang dibantai adalah cerpelai milik keluarga peternak itu. Mereka kehilangan seluruh hewan ternaknya setelah pemerintah setempat khawatir virus corona mutan dari mamalia yang dipanen bulunya itu melompat ke manusia.

Baca juga:
Stop Penyebaran Virus Corona Mutan, Denmark akan Musnahkan 15 Juta Cerpelai

Belakangan penyelidikan internal menyatakan pemerintah Denmark tak memiliki dasar hukum yang cukup untuk perintah pemusnahan massal cerpelai-cerpelai itu. Di antara gejolak politik yang kemudian muncul, pada pekan lalu, Menteri Pertanian Mogens Jensen mundur dari jabatannya.
2. Uji Vaksin Sinovac Bikin 20 Persen Relawan Demam, Menristek Pesan Ini

Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) sekaligus Kepala Badan Riset Inovasi Nasional, Bambang Brodjonegoro, mengatakan bahwa apapun jenis vaksin Covid-19 yang dikembangkan dan akan dipakai nanti, harus dipastikan pertama-tama bahwa vaksin itu aman kemudian bisa bekerja efektif. Adapun efek samping berupa demam satu-dua hari dinilainya hal biasa, seperti saat vaksinasi penyakit lainnya.

"Efek samping (demam) itu sepertinya hal yang biasa, toh kita waktu masih kecil barangkali setelah divaksin satu-dua hari demam tapi setelah itu sembuh," ujar menristek, Jumat 27 November 2020.

Baca juga:
Total 20 Persen Relawan Uji Vaksin Sinovac di Bandung Demam Setelah Disuntik

Menristek menyatakan itu saat menanggapi perkembangan terkini dari uji klinis vaksin Sinovac di Bandung, Jawa Barat. Dia mengatakan bahwa pemerintah, dalam hal ini kementerian yang dipimpinnya, tak terlibat langsung dalam uji klinis vaksin Covid-19 asal Sinovac Biotech, Cina, itu. Namun dia berpesan, jangan sampai suatu vaksin saat diberikan justru menimbulkan efek samping yang terlalu berat bagi penerimanya. Apalagi sampai membahayakan nyawa.
3. Pakar Satwa Liar Sebut Harimau Sumatera Dapat Beradaptasi dengan Manusia

Pakar satwa liar dari Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada (UGM), Muhammad Ali Imron, mengatakan bahwa harimau adalah hewan liar yang dapat beradaptasi dengan manusia. Karakteristik itu disebut Imron bahkan dimiliki Bonita, seekor Harimau Sumatera yang pernah menerkam dan menewaskan dua orang di Indragiri Hilir, Riau, pada 2018 lalu.

Sebelumnya, kehadiran Bonita di perkebunan sawit PT. THIP Desa Tanjung Simpang kerap dianggap sebagai Harimau jadi-jadian. facebook/Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

"Jadi Bonita itu sebenarnya familiar dengan manusia. Ada truk tidak takut, ada motor tidak takut, dengan manusia juga tidak takut. Ini menunjukkan bahwa Bonita secara personality bisa beradaptasi dengan manusia," katanya di peluncuran buku 'Bonita: Hikayat Sang Raja' karya jurnalis senior Haidir Anwar Tanjung, Jumat 27 November 2020.

Baca juga:
Harimau Sumatera Diperangkap di Tapanuli Selatan ternyata Kurus dan Malnutrisi

Menurut Imron ada beberapa karakteristik hewan liar, terutama dalam hal ini harimau, yang kerap terlibat konflik dengan manusia. Salah satunya adalah karena habitatnya telah terdegradasi. "Habitat itu, konfliknya terjadi di situ. Jarang konflik terjadi di dalam kawasan hutan," kata dia.

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

1 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

2 hari lalu

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

Keputusan penyelenggara Eurovision diambil meskipun ketegangan meningkat seputar partisipasi Israel

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

2 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

3 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

3 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

3 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

3 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

9 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

10 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

10 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya