TEMPO.CO, Jenewa - Denmark berencana memusnahkan seluruh populasi cerpelai yang ada di negerinya. Gara-garanya, kerentanan menjadi inang dari SARS-CoV-2, virus corona penyebab Covid-19, lalu menularkannya ke manusia.
"Terdapat risiko bahwa populasi cerpelai ini dapat berkontribusi melalui berbagai cara penularan virus ke manusia, dan kemudian dari manusia ke manusia," kata Catherine Smallwood, pejabat kedaruratan senior di kantor WHO Eropa di Kopenhagen, via media sosial.
Smallwood mengatakan, sangat normal bagi virus corona untuk bermutasi secara genetik berkali-kali. Otoritas di Denmark juga telah mengumumkan pembatasan ketat lanjutan di utara negara tersebut yang menjadi sentral peternakan cerpelai guna mencegah penularan virus corona pada binatang dan manusia.
Baca juga:
Mutasi Bikin Virus Corona Lebih Cepat Menyebar, Pakar: Bukan Leih Ganas
"Kami sedang melacak penularan dari binatang ke menusia dengan sangat hati-hati dan itulah sebabnya kami begitu tertarik pada informasi khusus ini," katanya tentang kerentanan cerpelai.
Hans Kluge, Direktur WHO kawasan Eropa mengatakan Denmark menunjukkan "tekad bulat dan keberanian" dalam menghadapi keputusan memusnahkan lebih dari 15 juta populasi cerpelai. pertimbangannya adalah dampak ekonomi luar biasa dari wabah Covid-19.
Rencana pemusnahan cerpelai itu diumumkan Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen pada Rabu, 4 November 2020. Sebelumnya, Frederiksen mengungkap temuan 12 orang terinfeksi mutasi virus corona tersebut dan cerpelai pun kini menjadi ancaman untuk kesehatan publik.
Pemerintahan Frederiksen mendapat rekomendasi dari Institut Serum Nasional Denmark untuk keputusannya tersebut. Melalui direktur bidang penyakit menular Kåre Mølbak, institut itu memperingatkan gelombang baru wabah Covid-19 mungkin saja dipicu oleh virus corona mutan di cerpelai itu.
Virus corona mutan yang menjangkiti 12 orang itu disebut sangat berbeda dari virus corona yang selama ini dikenal. Dikhawatirkan, jika menyebar luas akan membuat vaksinasi nanti percuma, dan "Skenario terburuknya adalah kita akan memulai lagi gelombang baru wabah di Denmark."
Itu sebabnya, Allan Randrup Thomsen, virolog di University of Copenhagen, menekankan perlunya memutus perkembangan virus corona mutan itu dengan cara menutup Denmar bagian utara. Kawasan itu yang menyumbang Denmark sebagai produksi peternakan cerpelai terbesar di dunia.
Virolog dan ahli zoonosis dari Belanda, Wim van der Poel, mengatakan butuh lebih banyak riset untuk mempelajari mutasi virus corona Covid-19 pada cerpelai. Meski begitu, dia menambahkan, tanpa adanya mutasi pun virus pada cerpelai sudah harus dihindari.
Baca juga:
Tularkan Covid-19 ke Manusia, Cepelai di Belanda Diisolasi
“Kelihatannya mutasi virus pada cerpelai terjadi pada bagian paku, tapi kami belum memahaminya benar," katanya, "Dan kami tidak tahu seperti apa vaksin yang akan kita miliki nanti. Jadi jelas masih banyak riset yang harus dilakukan."
Menurut Van der Poel, ancaman yang sama dihadapi di Belanda. Tapi, di negerinya, produksi bulu dari peternakan cerpelai sudah lebih dulu dihentikan hingga akhir tahun.
REUTERS | GUARDIAN