Harimau Berkeliaran di Ladang Masuk Perangkap, Seekor Lagi Belum Kembali

Reporter

Antara

Minggu, 6 Desember 2020 20:21 WIB

Seekor Harimau sumatera masuk perangkap yang dipasang di Jorong Rawang Gadang, Nagari Simpang Tanjuang Nan Ampek, Kecamatan Danau Kembar, Kabupaten Solok, Minggu 6 Desember 2020. Harimau ini disangka satu dari dua yang sepanjang sepekan sebelumnya berkeliaran di ladang membuat warga setempat tercekam ketakutan. ANTARA/Adi Prima

TEMPO.CO, Solok - Seekor Harimau sumatera masuk perangkap yang sengaja disiapkan di Nagari Simpang Tanjuang Nan Ampek di Kecamatan Danau Kembar, Kabupaten Solok, Sumatera Barat. Harimau itu diduga satu dari dua ekor yang diketahui berkeliaran di area nagari itu hingga membuat warganya terpaksa diam di rumah, tak bisa ke ladang, hampir sepanjang sepekan lalu.

Kepala Badan Konservasi Sumber Daya Alam, Resor Konservasi Wilayah Solok, Afrilius, mengatakan satu harimau itu masuk perangkap yang ada di Jorong Rawang Gadang hari ini, Minggu 6 Desember 2020. Ia mengatakan harimau tersebut terpancing umpan seekor anjing.

Baca juga:
Harimau Sumatera Masuk Permukiman di Danau Kembar dan Memangsa Anjing

"Diduga ada dua ekor harimau, yang seekor lagi di Jorong Lurah Ingu, namun yang baru berhasil ditangkap hari ini di Jorong Rawang Gadang," kata dia, Minggu.

Untuk itu, Afrilius mengatakan, sampai hari ini di daerah Jorong Lurah Ingu masih tetap dilakukan pengawasan. Di daerah ini pula diketahui pada Jumat malam lalu seekor anjing mati diterkam. Tapi sejak itu harimau belum terlihat lagi oleh penduduk setempat dan jejaknya belum ditemukan petugas BKSDA.

Advertising
Advertising

Selain pengawasan, pengawalan juga dilakukan petugas BKSDA dan tim dokter hewan Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Dharmasraya (PR-HSD) kepada masyarakat yang hendak beraktivitas di ladang. Sebanyak tiga perangkap juga masih berada di tempatnya, masing-masing berisi umpan ayam, anjing, dan kambing.

Sebelumnya, keresahan warga setempat gara-gara keberadaan harimau diungkap Camat Danau Kembar, Eka Putra. Dia mengimbau warga di daerah itu tidak panik dan tidak pergi ke ladang sendirian. "Kalau bisa pergi ke ladang berkelompok atau ada yang menemani. Atau, kalau masih sendiri lebih baik di rumah dulu," kata Eka, Jumat 4 Desember 2020.

Eka berharap harimau bisa segera masuk perangkap untuk kemudian secepatnya pula dilepaskan ke habitatnya. "Kalau terlalu lama tentu para petani tidak bisa ke ladang untuk memupuk tanaman mereka. Sementara tanaman itu butuh perawatan," kata dia.

Ia menyebutkan, berdasarkan keterangan BKSDA Sumatera Barat, harimau tersebut ada dua ekor. Sebelumnya, warga hanya mengetahui seekor harimau yang berkeliaran pada Rabu pagi, 2 Desember 2020. Harimau itu kedapatan di dua tempat sebanyak empat kali dan menjadi tersangka pemangsa anjing milik warga.

Baca juga:
Kakak Beradik Harimau Sumatera Dilepas Liar Kembali di Sumatera Barat

Setelah itu, harimau yang berukuran besar tersebut tidur di pinggir jalan dekat rumah warga. Bahkan saat warga sempat mengarahkan cahaya senter ke arahnya, hewan buas itu tidak lari menjauh tetapi mendekat.

Berita terkait

Nasabah Mekaar Solok, Lisa Rosanti Siap Bangkitkan Produk Lokal

15 jam lalu

Nasabah Mekaar Solok, Lisa Rosanti Siap Bangkitkan Produk Lokal

PNM Mekaar melakukan pendampingan usaha, yang membedakan dengan pembiayaan lain

Baca Selengkapnya

Gakkum KLHK Tetapkan Tiga Tersangka Kasus Perdagangan Satwa Dilindungi Berupa Sisik Trenggiling di Bukittinggi

2 hari lalu

Gakkum KLHK Tetapkan Tiga Tersangka Kasus Perdagangan Satwa Dilindungi Berupa Sisik Trenggiling di Bukittinggi

Balai Penegakkan Hukum KLHK Wilayah Sumatera menetapkan tiga tersangka kasus perdagangan satwa dilindungi berupa 7,74 kilogram sisik trenggiling.

Baca Selengkapnya

Benarkah Pernah Diperingatkan Berulang Akan Bencana di Lembah Anai? Ini Jawab BKSDA Sumbar

3 hari lalu

Benarkah Pernah Diperingatkan Berulang Akan Bencana di Lembah Anai? Ini Jawab BKSDA Sumbar

Terpisah, Bupati Tanah Datar Eka Putra mengaku sudah sering memberikan peringatan kepada pengusaha yang berada di kawasan Lembah Anai.

Baca Selengkapnya

Sederet Penanganan Banjir dan Longsor Sumbar: Rekayasa Cuaca Hingga Relokasi Rumah

5 hari lalu

Sederet Penanganan Banjir dan Longsor Sumbar: Rekayasa Cuaca Hingga Relokasi Rumah

BNPB menyiapkan berbagai solusi penanganan bencana banjir lahar dingin dan tanah longsor yang menerjang Sumatera Barat

Baca Selengkapnya

Apa Penyebab Banjir Bandang dan Longsor di Sumatera Barat?

5 hari lalu

Apa Penyebab Banjir Bandang dan Longsor di Sumatera Barat?

BMKG menyebut hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat merupakan pemicu banjir bandang, banjir lahar hujan, dan longsor di Sumbar.

Baca Selengkapnya

Satwa Liar Cepat Musnah Akibat Pesatnya Pembangunan

6 hari lalu

Satwa Liar Cepat Musnah Akibat Pesatnya Pembangunan

37 persen populasi satwa liar diprediksi bakal punah pada 2050.

Baca Selengkapnya

Walhi Sudah Peringatkan Bencana di Lembah Anai, Tuntut BKSDA Bertanggung Jawab

6 hari lalu

Walhi Sudah Peringatkan Bencana di Lembah Anai, Tuntut BKSDA Bertanggung Jawab

Bencana berulang di Lembah Anai, Sumatera Barat, sudah diprediksi sebelumnya. Bagaimana Walhi bisa melakukan itu?

Baca Selengkapnya

Jalan Nasional Sumatera Barat Putus Diterjang Banjir, Pasokan Logistik Terancam

6 hari lalu

Jalan Nasional Sumatera Barat Putus Diterjang Banjir, Pasokan Logistik Terancam

Banjir menyebabkan jalan nasional di Sumatera Barat terputus. Kadin khawatir akan terjadi ancaman pada pasokan komoditas.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ingin Turun Langsung ke Lokasi Banjir Lahar Dingin di Sumatera Barat

6 hari lalu

Jokowi Ingin Turun Langsung ke Lokasi Banjir Lahar Dingin di Sumatera Barat

Jokowi telah memerintahkan Kepala BNPB untuk segera mendatangi area yang terkena dampak untuk mengkoordinasikan upaya bantuan dan pemulihan.

Baca Selengkapnya

Korban Jiwa Banjir dan Longsor di Sumbar Tembus 50 Orang, Begini Langkah BNPB di Lokasi

7 hari lalu

Korban Jiwa Banjir dan Longsor di Sumbar Tembus 50 Orang, Begini Langkah BNPB di Lokasi

Banjir lahar dingin dan longsor di enam kabupaten Sumatera Barat menelan hingga 50 korban jiwa. Sudah ada 3.396 warga terdampak yang harus mengungsi.

Baca Selengkapnya