Harimau di Ladang Ternyata Hasil Lepas Liar, BKSDA Minta Maaf
Reporter
Antara
Editor
Zacharias Wuragil
Senin, 7 Desember 2020 22:19 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Satu dari dua ekor harimau yang didapati berkeliaran di dua kampung di Nagari Simpang Tanjuang Nan Ampek, Kecamatan Danau Kembar, Kabupaten Solok, Sumatera Barat, adalah harimau yang hampir dua pekan sebelumnya dilepas liar Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Harimau-harimau itu disebut telah menerkam empat anjing dan seekor itik, selain menebar kecemasan di antara penduduk setempat.
Satu harimau itu teridentifikasi lewat belangnya dan ditegaskan melalui tanda pengenal berupa gelang. Pencocokan dilakukan segera setelah harimau betina itu masuk perangkap berisi anjing yang sudah disiapkan di Jorong Rawang Gadang pada Minggu, 6 Desember 2020. Konfirmasi juga telah disampaikan Manajer Operasional PR-HSD ARSARI, Kartika Amarilis, yang terlibat dalam pelepasliaran maupun upaya penangkapan kembali itu.
"Setelah dilakukan pemeriksaan dan identifikasi, harimau tersebut merupakan harimau yang pernah dilepasliarkan pihak BKSDA Sumatera Barat bersama tim gabungan lainnya beberapa waktu lalu," kata Kartika yang juga dokter hewan itu di Arosuka, Minggu 6 Desember 2020.
Mendapati hasil identifikasi itu, Petugas Pengendali Ekosistem Hutan Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat Rully Permana langsung menyampaikan permohonan maaf. Ia menyebut kejadian itu tidak dikehendaki dan mengakui warga di Nagari Simpang Tanjuang Nan Ampek menjadi terganggu aktivitas ekonominya karena takut ke luar rumah.
"Atas nama BKSDA Sumatera Barat mewakili pimpinan dan rekan-rekan yang masih bertugas di Jorong Lurah Ingu hari ini, kami menyampaikan permohonan maaf," kata dia saat masih menunggui perangkap untuk harimau yang kedua, Minggu.
Baca juga:
Kakak Beradik Harimau Sumatera Dilepas Liar Kembali di Sumatera Barat
Nagari Simpang Tanjung Nan Ampek, Kecamatan Danau Kembar, Kabupaten Solok, memang berbatasan langsung dengan suaka margasatwa Tarusan Arau Hilir di bagian utara dan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) di bagian selatan. Warga setempat pun memberi kesaksian kalau sehari sebelum harimau terlihat, mereka menyaksikan sejumlah kendaraan khusus gardan ganda masuk ke kawasan hutan melewati kampung mereka.
<!--more-->
Rully menjelaskan, rilis atau lepas liar dua ekor harimau di hutan itu dilakukan pada 27 November 2020. Kedua harimau, yakni Putra Singgulung dan Putri Singgulung, dibebaskan dari kandangnya di kawasan hutan Suaka Margasatwa Tarusan Arau Hilir, sejauh tujuh kilometer dari permukiman.
Menurut Rully, lokasi itu sudah memenuhi syarat sebagai lokasi pelepasliaran harimau sumatera. Awalnya, pelepasliaran akan dilakukan di Suaka Margasatwa Bukit Barisan, tidak jauh dari lokasi ditangkapnya dua harimau kakak-beradik karena diduga berasal dari induk yang sama itu.
"Tapi, ternyata di lokasi itu, berdasarkan pantauan, ada harimau jantan dewasa maka kami pindahkan ke Suaka Margasatwa Tarusan Arau Hilir," kata Rully menuturkan.
Pencocokan identitas di kandang perangkap di Jorong Rawang Gadang menunjukkan si belang adalah Putri Singgulung, harimau yang betina di antara kakak-beradik itu. Sedang yang ditangkap di Jorong Lurah Ingu hari ini (Senin), sekalipun sama jantan, belum dipastikan sebagai Putra Singgulung. "Ada kemungkinan harimau itu satwa dari TNKS," ujar Kartika.
Kedua Harimau Sumatera bersaudara itu sebelumnya telah dititip-rawat selama kurang lebih lima bulan di Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Dharmasraya yang dikelola Yayasan Arsari Djojohadikusumo kerjasama dengan BKSDA Sumatera Barat. Putri Singgulung mulai direhabilitasi sejak 14 Juni 2020 dan Putra Singgulung sejak 29 Juni 2020--juga setelah konflik dengan penduduk.
Baca juga:
Detik-detik Harimau Sumatera Sambangi Rumah Warga, Untung Tak Melompat
Mengenai kenapa Putri Singgulung tidak takut dengan manusia sebelum ditangkap, Kartika mengatakan hal itu karena perubahan sifat. "Sifatnya berbeda, saat direhabilitasi dengan di hutan. Perubahan sifat seperti itu kita tidak bisa prediksi karena harimau itu berada di alam tidak disekat dengan kandang," ucapnya.