Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Detik-detik Harimau Sumatera Sambangi Rumah Warga Danau Kembar Solok

Reporter

Editor

Erwin Prima

image-gnews
Seekor harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) berada di ladang warga di Nagari Simpang Tanjung Nan Ampek, Kecamatan Danau Kembar, Kabupaten Solok, Sumatera Barat, Kamis, 3 Desember 2020. Petugas BKSDA Sumbar bersama tim dokter hewan Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Dharmasraya (PR-HSD) melakukan penghalauan dan upaya penangkapan sejumlah harimau Sumatera yang dilaporkan masuk ke ladang warga di daerah itu.  ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Seekor harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) berada di ladang warga di Nagari Simpang Tanjung Nan Ampek, Kecamatan Danau Kembar, Kabupaten Solok, Sumatera Barat, Kamis, 3 Desember 2020. Petugas BKSDA Sumbar bersama tim dokter hewan Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Dharmasraya (PR-HSD) melakukan penghalauan dan upaya penangkapan sejumlah harimau Sumatera yang dilaporkan masuk ke ladang warga di daerah itu. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Iklan

TEMPO.CO, Padang - Detik-detik harimau sumatera (panthera tigris sumatrae) menyambangi rumah warga Danau Kembar, Kabupaten Solok, Sumatera Barat, baru-baru ini diceritakan oleh salah satu warga.

Pada malam kejadian awal Desember itu, angin sesekali menerbangkan kain terpal di atap rumah. Daun-daun pakis kering berjatuhan di Kabupaten Solok, Sumatera Barat.

Yodi Saputra bersama istri dan dua anaknya belum tertidur meskipun waktu sudah dini hari, Selasa, 1 Desember 2020, sekitar pukul 00.30 WIB. Udara makin dingin menusuk kulit. Suhunya mencapai 15 derajat Celcius.

Rumah Yodi yang hanya semipermanen itu tidak sanggup menahan dinginnya udara di Jorong Lurah Ingu, Nagari Simpang Tanjung Nan Ampek, Kecamatan Danau Kembar, Kabupaten Solok, Sumatera Barat.

Dari dalam rumah, Yodi menyelimuti tubuhnya dengan sarung, kemudian didengarnya suara plastik mulsa untuk ladangnya seperti diinjak sesuatu. Ia memastikan dengan mengintip dari celah papan dinding.

Ternyata, tepat di depan pintu rumahnya itu ada "Inyiak" - panggilan warga setempat untuk harimau sumatera - sedang mengendus-endus sesuatu. "Saya melihat harimau itu di depan pintu, besar, duduk lama di sana, badan saya langsung gemetaran, takut, " kata Yodi.

Setelah itu, harimau berpindah ke bagian belakang rumah Yodi, cakarnya masuk ke dalam celah-celah papan.

Jarak Yodi dan harimau sumatera hanya sejengkal dipisahkan selembar papan. Ia mengira, raja hutan itu akan memanjat dinding dan masuk ke rumah, karena terdapat celah besar di atap rumahnya.

Yodi pun langsung berteriak agar terdengar oleh tetangga sekitar. Ia memanggil warga bahwa ada babi besar mau masuk ke rumah, karena jika disebut harimau, mereka tidak mau menolong.

Warga yang mendengar minta tolong Yodi, juga mengaku melihat harimau itu sedang berusaha menangkap ayam dengan kedua kaki depannya.

Paginya, empat ekor anjing warga serta satu ekor itik mati dimakan harimau.

Sebelumnya, warga kampung sebelah di Jorong Rawang Gadang, Nagari Simpang Tanjung Nan Ampek Buncah, mendapati seekor harimau sumatera melintas di jalan alternatif perlintasan Solok-Pesisir Selatan.

Harimau itu tidak terlihat takut saat berpapasan dengan mobil, bahkan berjalan dengan tenang, kata seorang warga, Syahrial (30).

"Harimau ini mulai terlihat pada hari Ahad, 29 November 2020, ada yang merekam dari dalam mobil dan videonya viral," ujar Syahrial.

Info tersebut beredar hingga ke pelosok kampung yang katanya tidak pernah melihat seekor harimau pun selama 20 tahun terakhir.

Syahrial mengatakan sudah sejak zaman kakeknya ia tidak pernah melihat harimau di kampung itu. "Meskipun harimau ada di hutan sana, tapi tidak sampai ke kampung ini apalagi sampai menampakkan diri," ujarnya.

Harimau sumatera yang terlihat di Jorong Rawang Gadang memang tidak menyerang manusia, namun justru terlihat tidak takut bertemu warga.

Pada Kamis, 3 Desember 2020, sejumlah petani berlari ke ladang karena mereka melihat seekor harimau berada di ladang markisa.

Petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat dan tim dokter dari Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Dharmasraya (PR-HSD) Arsari yang sudah berada di kampung itu langsung menuju ladang markisa.

Mereka menyiapkan tembakan bius, meriam dan senapan untuk menghalau harimau agar bisa kembali ke hutan.

Anehnya, harimau itu tetap bergeming. Petugas mengejar keberadaan harimau hingga ke semak belukar pohon pakis. Di lokasi itu, warga menemukan sebuah sepatu boots yang cabik dimakan harimau.

Selanjutnya, dari jarak sekitar 10 meter, petugas bersama warga melihat keberadaan harimau di balik semak. Matanya terlihat tajam menatap rombongan itu.

Seorang dokter hewan kemudian menembakkan bius yang mengarah tepat ke tengkuk "Si Raja Hutan" itu, yang membuatnya langsung lari menghilang dari pandangan.

Setelah tembakan bius yang ternyata gagal, harimau itu tidak terlihat lagi dan petugas serta warga pun menjauh dari ladang markisa.

Menjelang senja, harimau itu kembali terlihat dari rumah warga, yakni sekitar 100 meter di ladang markisa. Ia berjalan gontai ke arah pemukiman seperti kelaparan, kemudian kembali masuk ke semak-semak hingga menghilang.

Seorang warga Jorong Rawang Gadang, Nurlimawati (35), mengaku sudah lama tidak pergi ke ladangnya karena takut bertemu dengan harimau.

"Kami punya ladang bawang merah, harus disemprot dua hari sekali. Kalau tidak, hancur bawangnya rugi kita," kata Nurlimawati.

Sebagian besar warga di kampung itu merupakan petani yang memiliki ladang bawang, tomat dan cabai.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Warga Jorong Lurah Ingu, Dodi (28) mengaku sudah empat hari tidak berani ke ladang. "Kami pergi ke ladang di sini jauh, bisa satu jam dari rumah, karena harimau ini ladang kami terbengkalai," katanya.

Oleh karena itu, ia mewakili masyarakat meminta agar petugas segera menangkap harimau sumatera yang meneror kampungnya hingga memangsa ternak.

"Kalau petugas tidak bisa, biarlah cara kami yang dipakai. Memang kami tahu harimau ini dilindungi, tapi kalau setiap hari seperti ini mau makan apa kami?" ujar Dodi.

Ia berkata demikian, karena harimau lapar sudah memakan banyak anjing dan hewan ternak. Anak-anak pun terancam.

Camat Danau Kembar Eka Putra mengatakan masuknya harimau ke daerah itu berdampak ke 70 persen warga Nagari Simpang Tanjung Nan Ampek yang mata pencaharian masyarakat sebagian besar berladang.

"Kita berharap ini kejadian ini segera diatasi karena sangat berdampak ke ekonomi masyarakat," katanya.

Nagari Simpang Tanjung Nan Ampek, Kecamatan Danau Kembar, Kabupaten Solok, berbatasan langsung dengan suaka margasatwa Tarusan Arau Hilir di bagian utara, dan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) di bagian selatan.

Sehari sebelum harimau sumatera terlihat di jalan, warga menyaksikan sejumlah kendaraan khusus gardan ganda masuk ke kawasan hutan tropis itu melewati kampung mereka.

Mereka menduga bahwa tim BKSDA yang melepaskan harimau di hutan itu sehingga kembali ke permukiman.

Pengendali Ekosistem Hutan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat Rully Permana menjelaskan pihaknya memang merilis atau melepasliarkan dua ekor harimau di hutan itu pada 27 November 2020.

"Awalnya ada dugaan bahwa harimau yang masuk ke permukiman ini adalah harimau yang kita rilis, setelah ditangkap dan dicocokkan ternyata benar," kata Rully.

Seekor harimau sumatera yang terlihat di ladang markisa itu, masuk perangkap pada Ahad, 6 Desember 2020. Harimau itu berjenis kelamin betina dan bernama Putri Singgulung.

Rully menjelaskan pihaknya melepaskan dua harimau, yakni Putra Singgulung dan Putri Singgulung di kawasan hutan Suaka Margasatwa Tarusan Arau Hilir, sejauh 7 kilometer dari permukiman.

Menurutnya, lokasi itu sudah memenuhi syarat sebagai lokasi pelepasliaran harimau sumatera.

Awalnya, kata Rully, pelepasliaran akan dilakukan di Suaka Margasatwa Bukit Barisan, tidak jauh dari lokasi ditangkapnya dua harimau itu.

"Tapi, ternyata di lokasi itu, berdasarkan pantauan ada harimau jantan dewasa, maka kita pindahkan ke Suaka Margasatwa Tarusan Arau Hilir," ujarnya.

Sedangkan harimau sumatera lain yang memakan ternak di Jorong Lurah Ingu, kata Rully, kemungkinan individu baru berasal dari hutan TNKS, bukan Putra Singgulung.

Dokter hewan dan Manajer Operasional Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera di Dharmasraya (PR-HSD) Arsari Kartika Amarilis, menyatakan memang benar harimau sumatera yang ditangkap adalah Putri Singgulung.

Kedua Harimau Sumatera bersaudara itu sebelumnya telah dititiprawatkan selama kurang lebih lima bulan di PR-HSD Arsari yang dikelola oleh Yayasan Arsari Djojohadikusumo bekerja sama dengan BKSDA Sumatera Barat.

Putri Singgulung mulai direhabilitasi sejak 14 Juni 2020 dan Putra Singgulung sejak 29 Juni 2020.

"Setelah diidentifikasi ternyata memang benar, itu harimau yang dilepasliarkan, sudah dicocokkan melalui belangnya," kata Kartika.

Mengenai kenapa Putri Singgulung tidak takut dengan manusia sebelum ditangkap, Kartika mengatakan hal itu karena perubahan sifat.

"Sifatnya berbeda, saat direhabilitasi dengan di hutan. Perubahan sifat seperti itu kita tidak bisa prediksi karena harimau itu berada di alam tidak disekat dengan kandang," ucapnya.

Sementara itu, individu harimau sumatera di Jorong Lurah Ingu, kata Kartika, belum bisa dipastikan bahwa itu Putra Singgulung. "Ada kemungkinan harimau itu satwa dari TNKS," ujarnya.

Meskipun Putri Singgulung sudah ditangkap di Jorong Rawang Gadang, masih ada harimau lain yang belum masuk perangkap di Jorong Lurah Ingu.

Petugas BKSDA menambah sejumlah perangkap di kampung itu, dan sudah mengganti umpannya, dari ayam, anjing, dan kambing. Suasana masih mencekam. Orang-orang belum berani keluar malam. Udara hutan tropis semakin dingin menghujam.

ANTARA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Sejumlah buaya lepas di Cianjur, Begini Tips Menghindari Serangannya

2 hari lalu

Karyawan penangkaran buaya di Kampung Gunung Calung, Kelurahan Cianjur, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, menangkap dua ekor buaya yang kabur di area galian pasir, Kamis (3/10/2024). ANTARA/Ahmad Fikri
Sejumlah buaya lepas di Cianjur, Begini Tips Menghindari Serangannya

5 Tips menghindari serangan buaya ini bisa berguna jika tak sengaja bertemu mereka


Baru Ditangkap 5 Ekor, Jumlah Buaya Lepas dari Penangkaran di Cianjur Belum Dipastikan

3 hari lalu

Seekor buaya yang dilepasliarkan oleh BKSDA Sumsel di kawasan SM Padang Sugihan. Dok BKSDA
Baru Ditangkap 5 Ekor, Jumlah Buaya Lepas dari Penangkaran di Cianjur Belum Dipastikan

Sejumlah buaya lepas dari penangkaran di Cianjur. Disinyalir kabur ke sungai dan sawah warga.


Cerita 80 Ekor Buaya Titipan BKSDA, Lepas dan Masuk Kampung di Cianjur

5 hari lalu

Karyawan penangkaran buaya di Kampung Gunung Calung, Kelurahan Cianjur, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, menangkap dua ekor buaya yang kabur di area galian pasir, Kamis (3/10/2024). ANTARA/Ahmad Fikri
Cerita 80 Ekor Buaya Titipan BKSDA, Lepas dan Masuk Kampung di Cianjur

Lima ekor buaya lepas dari sebuah penangkaran di Kelurahan Sayang, Kabupaten Cianjur karena dinding jebol setelah hujan deras disertai angin kencang


Data Terbaru Korban Longsor Tambang Emas di Solok: 12 Meninggal, Dua dalam Pencarian

11 hari lalu

H - 2 pencarian korban longsor di Kabupaten Solok yang dilakukan oleh Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Padang, Marinir dan masyarakat. Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A.
Data Terbaru Korban Longsor Tambang Emas di Solok: 12 Meninggal, Dua dalam Pencarian

Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Padang, Sabtu 28 September 2024, memperbarui data korban longsor di Solok menjadi 25 orang.


Cerita Keluarga di Posko Pencarian Korban Longsor: "Kami Tahu Dia Menambang Emas di Solok"

11 hari lalu

Proses Evakuasi korban longsor tambang emas ilegal di Kabupaten Solok, Sumatra Barat pada Jumat 27 September 2024. Foto : Masyarakat
Cerita Keluarga di Posko Pencarian Korban Longsor: "Kami Tahu Dia Menambang Emas di Solok"

Hasran Basrial, warga Kabupaten Solok Selatan, mengetahui cukup lama bahwa ponakannya bekerja menambang emas.


Evakuasi Warga Tertimbun Longsor di Tambang Emas Solok Masih Berjalan, Data Korban Berubah

11 hari lalu

Kasi OPS Kantor SAR Kelas A Padang Hendri saat diwawancarai TEMPO pada Sabtu 28 September 2024 di Sungai Abu, Kecamatan Hiliran Gumanti, Kabupaten Solok. TEMPO/Fachri Hamzah
Evakuasi Warga Tertimbun Longsor di Tambang Emas Solok Masih Berjalan, Data Korban Berubah

Proses evakuasi korban longsor dari tambang emas di Kecamatan Hiliran Gumanti, Solok terus berjalan. Data terbaru, korban meninggal 11 orang.


Resahkan Warga Mukomuko, BKSDA Evakuasi Buaya yang Masuk Kebun Sawit

11 hari lalu

Sejumlah petugas pemadam kebakaran berusaha mengeluarkan buaya air asin sepanjang 3,5 meter dari lubang penambangan yang terbengkalai di Gunung Kijang, Kepulauan Riau, Indonesia, pada 22 Juli 2024. (ANTARA/Ogen)
Resahkan Warga Mukomuko, BKSDA Evakuasi Buaya yang Masuk Kebun Sawit

BKSDA mengevakuasi buaya yang meresahkan warga karena masuk kebun sawit di Desa Teramang, Teramang Jaya, Mukomuko, Bengkulu.


Warga Lapor Harimau Mangsa Sapi di Bengkulu Utara, BKSDA Pasang Perangkap

17 hari lalu

Petugas gabungan mengevakuasi seekor Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) di Nagari Binjai, Kecamatan Tigo Nagari, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat, Minggu, 4 Februari 2024. ANTARA/Iggoy el Fitra
Warga Lapor Harimau Mangsa Sapi di Bengkulu Utara, BKSDA Pasang Perangkap

BKSDA memasang perangkap harimau di Bengkulu Utara usai menerima laporan warga bahwa satwa liar itu memangsa sapi dan anjing.


BKSDA Maluku Amankan 18 Nuri Kepala Hitam Papua di Kapal Rute Saumlaki-Ambon

17 hari lalu

Dua ekor burung Nuri Bayan (Eclectus Roratus) yang merupakan barang bukti, ditampilkan dalam rilis kasus perdagangan satwa dilindungi di Polres Malang, Jawa Timur, Selasa, 3 Maret 2020. Foto: Aris Novia Hidayat
BKSDA Maluku Amankan 18 Nuri Kepala Hitam Papua di Kapal Rute Saumlaki-Ambon

BKSDA Maluku mengamankan 18 burung nuri kepala hitam Papua dari KM Leuser yang memiliki rute Saumlaki menuju Ambon.


Kejati Bali Ajukan Penangguhan Penahanan Warga yang Pelihara Landak Jawa

29 hari lalu

I Nyoman Sukena, 38 tahun, menjalani persidangan di Pengadilan Negeri Denpasar, Bali. Ia menjadi terdakwa karena memelihara empat ekor landak jawa (Hysterix Javanica) yang masuk dalam kategori hewan dilindungi. Foto: ANTARA/Rolandus Nampu
Kejati Bali Ajukan Penangguhan Penahanan Warga yang Pelihara Landak Jawa

I Nyoman Sukena menjadi terdakwa karena memelihara 4 ekor landak jawa yang termasuk satwa dilindungi