Gratis Saja Belum Cukup, Ini 10 Pesan Ilmuwan Muda untuk Vaksinasi Covid-19

Kamis, 24 Desember 2020 16:50 WIB

Dokter menyuntik vaksin saat simulasi penyuntikan vaksinasi Covid-19 Sinovac di Pusat kesehatan Masyarakat Balai Kota Bandung, Rabu, 23 Desember 2020. Sedangkan laporan lengkapnya diperkirakan akan siap bulan April 2021. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Jakarta - Akademi Ilmuwan Muda Indonesia (ALMI) mengapresiasi program vaksinasi massal Covid-19 yang tidak memberatkan masyarakat. Dari aspek kesehatan masyarakat, vaksinasi diperlukan untuk membangkitkan sistem proteksi seseorang terhadap infeksi serta menurunkan peluang sakit yang membutuhkan perawatan.

Namun, ALMI mengingatkan, dalam perjalanannya nanti program vaksinasi Covid-19 perlu memperhitungkan empat faktor: efikasi, keamanan, efektivitas, dan keadilan. Faktor efikasi vaksin, terkait besaran perlindungan vaksin tertentu terhadap serangan dan dampak yang ditimbulkan SARS-CoV-2 jika dibandingkan dengan tanpa vaksinasi.

Baca juga:
Pakar di UI dan Unair Bicara Virus Corona Supercovid, Adakah di Indonesia?

Keamanan vaksin, besaran risiko efek samping yang diantisipasi atau mampu ditoleransi oleh penerima vaksin. Ini perlu diawasi selama dan setelah mendapatkan vaksin. Efektivitas adalah besaran perlindungan yang terjadi di tingkat komunitas. Sedangkan keadilan artinya seseorang dapat menerima vaksin tanpa dibatasi kemampuan finansial.

Mempertimbangkan pentingnya keberhasilan program vaksinasi Covid-19 nanti, ALMI memberikan 10 rekomendasi sebagai berikut:

Advertising
Advertising

1. Prinsip kehati-hatian perlu diterapkan

Para ilmuwan masih meneliti berapa besar perlindungan vaksini dan berapa lama perlindungan tersebut akan bertahan. Vaksin Covid-19 yang digunakan adalah yang efektif, aman, dan mendapatkan izin pemakaian dari BPOM.

Menggunakan vaksin Covid-19 yang mendapatkan hasil uji klinis sah dan terbukti efektif. Baik dari studi di dalam atau luar Indonesia, masih lebih baik daripada mengambil risiko menggunakan vaksin yang belum memberikan bukti perlindungan.

2. Program vaksinasi tak boleh gagal karena kesalahan operasional

Program vaksinasi harus dilengkapi dengan perencanaan tahun jamak, target waktu dan anggaran. Serta adanya petunjuk teknis yang mengacu kepada panduan internasional, sosialisasi dan edukasi literasi dan program vaksinasi pada saat yang tepat.

Baca juga:
Vaksin Covid-19, Moderna akan Uji Tantang Varian Baru Virus Corona

Sistem logistik, penyimpanan dan transportasi, sumber daya manusia, sistem pengawasan dan pemantauan terhadap efikasi dan efek samping yang membahayakan, sistem pengaduan serta transparansi terhadap data dan informasi harus ada.

3. Penyediaan pilihan untuk vaksinasi mandiri

Program vaksinasi adalah program yang harus berjalan karena merupakan kepentingan bersama. Menggratiskan program vaksinasi berarti mengurangi risiko program gagal berjalan karena ada orang tidak mampu atau tidak bisa membayar.
Dari segi hak kekayaan atas intelektual dalam hukum internasional, vaksinasi nasional akan mendorong konsep vaksin sebagai barang publik. Ini bersifat non-rival dan non-eksklusif.

<!--more-->

Non-rival artinya konsumsi individu atas vaksin tidak akan mengurangi jumlah vaksin yang tersedia untuk dikonsumsi oleh individu lainnya. Non-eksklusif artinya semua individu berhak menikmati manfaat dari vaksin Covid-19.

4. Prioritas dalam pemberian vaksin

Pemerintah perlu memiliki prioritas dengan mempertimbangkan berbagai aspek, seperti aspek ilmiah (survei, distribusi, dll) dan aspek keuangan. Kelompok prioritas juga dapat dimodifikasi karena lebih banyak bukti tersedia tentang epidemiologi dan karakteristik vaksin Covid-19, termasuk informasi tentang keamanan dan kemanjuran menurut usia dan kelompok sasaran.

5. Pemetaan infrastruktur

Pemerintah perlu memetakan infrastruktur di setiap lokasi vaksinasi untuk menentukan jenis vaksin dan strategi manajemen logistik yang akan dipakai.

6. Sistem registrasi elektronik

Pemerintah perlu membangun sistem registrasi elektronik (bisa diintegrasikan ke aplikasi seluler, seperti JAKI-Jakarta Kini) untuk memantau cakupan, keamanan, efektivitas, dan penerimaan vaksin di populasi. Sistem memungkinkan pemantauan keberhasilan program vaksinasi di tingkat individu dan populasi, di daerah dan nasional.

Baca juga:
Vaksin Merah Putih Unpad dari Antibodi Ayam, Siap Uji Praklinis

Dokumentasi semacam itu penting untuk memantau setiap sinyal keselamatan, seperti kejadian ikutan setelah vaksinasi yang mungkin timbul untuk salah satu produk vaksin.

7. Program imunisasi wajib selain vaksinasi Covid-19 harus dilakukan

Pemerintah harus tetap melakukan program imunisasi wajib yang selama ini berjalan. Ini bertujuan untuk mencegah munculnya wabah atau kejadian luar biasa penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.

8. Keterlibatan komunitas dalam merespons Covid-19

Keterlibatan komunitas dalam merespons Covid-19 dan program vaksinasi merupakan komponen penting. Program ini perlu melibatkan aktor-aktor kunci di tingkat lokal, regional, dan nasional, dengan tanggung jawab yang berbeda.

<!--more-->

Aktor kunci di masing-masing tingkatan dapat mengambil peran penting, misalnya dalam memetakan jaringan hubungan, kepercayaan, dan kekuatan sosial; mengidentifikasi kelompok berisiko; memetakan pemberi pengaruh; mengidentifikasi saluran komunikasi terpercaya; menentukan konten untuk kampanye komunikasi yang bermakna secara lokal, regional, atau nasional dan menyediakan materi dalam berbagai format.

Serta bekerja dengan program kesehatan masyarakat dan layanan masyarakat untuk melaksanakan dan memantau program vaksinasi secara bertahap. Ini juga memungkinkan keahlian dan proses yang digerakkan secara lokal, regional, maupun nasional.

9. Re-purposing obat

Upaya re-purposing obat (melihat indikasi potensi terapi dari agen terapeutik/obat yang sudah ada) tetap diperlukan untuk menekan keparahan wabah. Hal ini bisa menjadi beban sistem kesehatan yang sedang tegang saat ini.

Beberapa terapi berdasarkan re-purposing obat mungkin tidak dapat langsung digunakan atau lebih tepatnya diperlukan saat ini karena kalah pamor dengan vaksin. Namun, di masa yang akan datang, ditambah perubahan ekologi alam memungkinkan virus bisa bermutasi dan menimbulkan infeksi baru.

Re-purposing obat menjadi pendekatan menarik karena biaya keseluruhan lebih rendah dan waktu pengembangan yang bisa lebih singkat. Selain itu, pemerintah perlu tetap mendukung riset-riset obat-obatan termasuk yang berbasis bahan alam Indonesia (baik sebagai obat atau suplemen untuk meningkatkan imunitas tubuh).

10. Ekosistem riset dan edukasi masyarakat

Ekosistem riset yang baik tetap diperlukan untuk mendukung riset terkait vaksin, sehingga Indonesia memiliki kemandirian vaksin. Kemandirian ini adalah ujung tombak bagi bangsa, untuk menjawab tantangan bagaimana melawan infeksi secara cerdas.

Baca juga:
Menristek Curhat Produk Inovasi Ventilator Ditolak di Dalam Negeri

Meskipun vaksin saat ini dipandang menjadi satu-satunya senjata ampuh, tapi tetap dibutuhkan edukasi kepada masyarakat. Karena pada dasarnya vaksin bukan satu-satunya cara agar Indonesia terlepas dari pandemi Covid-19.

Berita terkait

Penyebab Meningitis pada Anak Sering Sulit Didiagnosis

10 jam lalu

Penyebab Meningitis pada Anak Sering Sulit Didiagnosis

Meningitis sering sulit didiagnosis dan bisa berkembang sangat pesat. Kalau anak-anak tidak tertolong dalam waktu 24 jam bisa meninggal

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pakar Sebut Perlunya Kajian Kejadian TTS Akibat Vaksinasi

11 jam lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pakar Sebut Perlunya Kajian Kejadian TTS Akibat Vaksinasi

Pakar menyarankan agar vaksinasi tetap dijalankan namun dengan menggunakan jenis lain jika masyarakat ragu pada vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pentingnya Kesiapan Jasmani sebelum Menunaikan Ibadah Haji dan Umrah

11 jam lalu

Pentingnya Kesiapan Jasmani sebelum Menunaikan Ibadah Haji dan Umrah

Jemaah diingatkan pentingnya penyiapan kondisi fisik sebelum berangkat ke Arab Saudi untuk menunaikan ibadah haji atau umrah.

Baca Selengkapnya

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

3 hari lalu

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

Asosiasi Persepatuan Indonesia menanggapi tutupnya pabrik sepatu Bata. Pengetatan impor mempersulit industri memperoleh bahan baku.

Baca Selengkapnya

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

3 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

5 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

5 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

5 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

6 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

6 hari lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya